5 Gebrakan Rusia Menjadi Mediator untuk Mempersatukan Faksi-faksi Palestina

Minggu, 03 Maret 2024 - 22:22 WIB
loading...
A A A
“Kami sangat memperhatikan daftar ini dan akan memprosesnya dengan hati-hati karena kami memandang Rusia sebagai teman terdekat kami,” jelas Mousa Abu Marzouk, anggota senior Hamas, saat berbicara kepada kantor berita RIA Novosti selama kunjungan Hamas ke Moskow. “Segera setelah kami menemukannya, kami akan melepaskannya.”

Pada awal November, Hamas menepati janjinya dan membebaskan tiga sandera Israel-Rusia. Salah satunya adalah Roni Krivoi, sandera pria dewasa pertama dengan paspor Israel yang dibebaskan oleh Hamas sejak 7 Oktober.

“Kami berterima kasih kepada kepemimpinan gerakan Hamas atas tanggapan positif mereka terhadap permohonan mendesak kami,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova setelah pembebasan mereka. “Kami akan terus berupaya untuk segera membebaskan warga Rusia yang masih ditahan di Jalur Gaza.”

Dapat dipastikan bahwa pembebasan sandera yang tersisa akan menjadi prioritas Moskow seiring dengan keterlibatan mereka lebih jauh dengan Hamas. Kemampuan Rusia untuk memanfaatkan hubungannya dengan Hamas bermanfaat bagi kepentingan Moskow dalam kaitannya dengan Tel Aviv.

Putin yang memainkan kartu ini dapat membantu mencegah Israel tergoda untuk bergabung dengan Barat dalam menjatuhkan sanksi terhadap Rusia atau mempersenjatai Ukraina setelah dua tahun perang Moskow melawan negara tetangganya yang lebih kecil.

3. Menjaga Keseimbangan dalam Konflik Israel dan Palestina

5 Gebrakan Rusia Menjadi Mediator untuk Mempersatukan Faksi-faksi Palestina

Foto/Reuters

Pertemuan antar-Palestina yang akan datang di Moskow perlu dipahami dalam konteks yang lebih luas dari diplomasi Rusia selama beberapa bulan terakhir sehubungan dengan perang Israel di Gaza. Seperti yang dijelaskan Dr Samuel Ramani, peneliti di Royal United Services Institute yang berbasis di London dalam sebuah wawancara dengan The New Arab, Moskow telah terlibat dalam dua lapis diplomasi sejak perang ini dimulai. Keduanya tetap bergerak.

Pertama, Kremlin melibatkan aktor-aktor negara utama yang mempunyai kepentingan di Gaza, termasuk Mesir, Iran, Irak, dan anggota Dewan Kerjasama Teluk (GCC). Diplomasi antar-jemput tersebut telah menjadi bagian dari strategi besar Rusia untuk menegaskan pengaruh Moskow di Timur Tengah dan mempromosikan multipolaritas. Rusia dan Uni Emirat Arab (UEA) yang bersatu sebagai anggota Dewan Keamanan PBB menyerukan gencatan senjata adalah salah satu contohnya.

Kedua, karena ketegangan hubungan Israel-Rusia, Kremlin fokus pada dialog antar-Palestina dibandingkan dialog antara Palestina dan Israel. "Para pejabat di Moskow sedang menantikan akhir perang dan mereka mencoba menggunakan fakta bahwa mereka dapat terlibat dengan [Organisasi Pembebasan Palestina (PLO)], Hamas, dan bahkan Jihad Islam,” kata Ramani.

“Jihad Islam memiliki nada yang berbeda dari Hamas, bahkan terhadap para sandera. Mereka jauh lebih radikal. Mereka jauh lebih bandel terhadap diplomasi apa pun. Jika [Rusia] bisa membawa mereka ke Moskow dan membuat mereka berbicara dengan faksi lain, itu akan menjadi sesuatu yang patut diperhatikan dan menarik untuk dipikirkan,” tambahnya.

“Karena ketegangan hubungan Israel-Rusia, Kremlin fokus pada dialog antar-Palestina dibandingkan dialog antara Palestina dan Israel”

4. Ingin Menjadi Mediator yang Baik

5 Gebrakan Rusia Menjadi Mediator untuk Mempersatukan Faksi-faksi Palestina

Foto/Reuters
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1741 seconds (0.1#10.140)