Tikus Menyerang dan Merusak Persenjataan Barat di Ukraina

Sabtu, 24 Februari 2024 - 00:01 WIB
loading...
Tikus Menyerang dan...
Tikus merusak persenjataan Barat di Ukraina. Foto/AP
A A A
KIEV - Beberapa perangkat keras militer yang dipasok ke Ukraina oleh negara-negara Barat tidak dapat dioperasikan lagi setelah dirusak oleh tikus.

Laporan itu diungkap Le Figaro, mengutip seorang pejuang Prancis yang merupakan anggota pasukan Ukraina.

“Senjata ramah lingkungan yang diberikan kepada militer Ukraina oleh pendukung asing terkadang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada dan tidak memberikan hasil yang baik dalam konflik yang sebenarnya,” ungkap surat kabar Perancis tersebut dalam artikel pada Kamis (22/2/2024).

Sebagai bukti atas klaimnya, Le Figaro memberikan penjelasan dari seorang pejuang Prancis yang tidak disebutkan namanya, yang mengeluh “hewan pengerat memakan kabel pada beberapa kendaraan” yang digunakan Angkatan Bersenjata Ukraina.

“Beberapa selubung pelindung kabel listrik (pada perangkat keras yang dipasok dari Barat) terbuat dari serat jagung, yang menarik para pengerat,” papar dia.

Le Figaro menekankan, “Fenomena ini kecil, namun ini menceritakan kisah konfrontasi peralatan militer Barat dengan kenyataan.”

“Kendaraan Barat dirancang sebagai pameran teknologi. Namun, dalam kondisi berlumpur dan dingin, alat tersebut tidak selalu berhasil,” ujar prajurit asal Prancis tersebut.

“Untungnya, Ukraina masih memiliki sedikit senjata di gudang senjata mereka,” papar dia, mengacu pada perangkat keras buatan Soviet.



Pada Desember, Kementerian Pertahanan Inggris memperingatkan musim gugur yang sejuk dan melimpahnya makanan dari ladang yang tidak digarap akibat permusuhan telah memicu peningkatan populasi tikus di wilayah konflik antara Rusia dan Ukraina.

“Hewan-hewan tersebut kemungkinan besar mencari perlindungan di kendaraan militer dan posisi bertahan,” ujar dia.

Menurut London, “Hewan pengerat tersebut memberikan tekanan tambahan pada moral tentara dan juga menimbulkan bahaya bagi peralatan militer dengan mengunyah kabel.”

Pada bulan yang sama, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, “Mitos tentang kekebalan peralatan militer Barat telah runtuh selama pertempuran di Ukraina.”

Pernyataan tersebut menyusul kegagalan serangan balasan Ukraina yang berlanjut selama enam bulan namun tidak menghasilkan keuntungan teritorial yang signifikan bagi Kiev.

Kegagalan tetap dialami Ukraina meskipun sangat bergantung pada tank Leopard 2 buatan Jerman, kendaraan tempur Bradley yang dipasok AS, dan perangkat keras asing lainnya.

Moskow telah berulang kali memperingatkan pengiriman senjata ke Kiev oleh AS, UE, dan sekutu mereka tidak akan menghalangi negara tersebut mencapai tujuan operasi militernya dan hanya akan memperpanjang pertempuran, serta dapat meningkatkan risiko konfrontasi langsung antara Rusia dan NATO.

Menurut para pejabat Rusia, penyediaan senjata, pembagian intelijen, dan pelatihan pasukan Ukraina berarti negara-negara Barat secara de facto telah menjadi pihak dalam konflik tersebut.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1610 seconds (0.1#10.140)