Serikat Pekerja India Tolak Muat Senjata ke Kapal Menuju Israel

Rabu, 21 Februari 2024 - 12:40 WIB
loading...
Serikat Pekerja India...
Perahu nelayan terlihat di depan Jawaharlal Nehru Port Trust di Mumbai, India. Foto/REUTERS
A A A
NEW DELHI - Serikat pekerja India yang beroperasi di beberapa pelabuhan di seluruh negeri berjanji tidak memuat atau menurunkan muatan kapal yang membawa senjata ke Israel.

Janji itu diungkapkan Sekretaris Jenderal Federasi Pekerja Transportasi Air India T Narendra Rao, hanya beberapa hari setelah tersiar kabar bahwa drone tempur buatan India telah melakukan perjalanan ke Israel.

Dalam wawancara dengan Middle East Eye pada Minggu (18/2/2024), T Narendra Rao mengatakan serikat pekerja tersebut menolak terlibat dalam tindakan apa pun yang akan menambah penderitaan warga Palestina.

“Kami memutuskan, jika ada kapal atau kapal apa pun yang membawa senjata atau amunisi atau kargo bersenjata ke Israel, kami memutuskan untuk memboikot. Kami tidak akan bekerja sama dengan hal itu,” tegas Rao kepada MEE.

Pekan lalu, serikat pekerja itu mengeluarkan pernyataan yang mengumumkan keputusannya memboikot semua kapal yang membawa senjata ke Israel.

Dia menambahkan keputusan itu juga berlaku untuk setiap kapal dengan muatan militer yang menuju ke Israel.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada 14 Februari, serikat pekerja mengatakan sebagai pekerja pelabuhan, mereka "akan selalu menentang perang yang membunuh orang-orang tak bersalah seperti perempuan dan anak-anak".

“Perempuan dan anak-anak hancur berkeping-keping dalam perang. Para orang tua tidak dapat mengenali anak-anak mereka yang tewas dalam pemboman yang meledak di mana-mana,” papar pernyataan itu.

Rao mengatakan kepada MEE bahwa serikat pekerja belum menemukan kapal-kapal bersenjata yang menuju ke Israel.

Pernyataan serikat pekerja itu dimaksudkan sebagai tindakan pencegahan, serta sebagai tindakan solidaritas terhadap warga Palestina mengingat kehancuran di Gaza.

Serikat pekerja Federasi Pekerja Transportasi Air India berorganisasi di 11 pelabuhan besar milik pemerintah di India, yang totalnya ada 13 pelabuhan.

Mereka tidak berorganisasi di Pelabuhan Mundra, yang dijalankan Adani, perusahaan dengan saham mayoritas di perusahaan patungan dengan Elbit Systems, produsen militer terbesar Israel.

Sejak 7 Oktober, lebih dari 29.000 warga Palestina telah terbunuh akibat serangan Israel di wilayah kantong yang terkepung tersebut.

Israel juga secara sistematis memutus akses terhadap air, listrik, makanan dan komunikasi warga di Gaza.

Drone Buatan India ke Israel


Tindakan serikat pekerja ini terjadi hanya sepekan setelah tersiar kabar bahwa tentara Israel menerima 20 drone Hermes 900 buatan India yang secara rutin digunakan dalam serangan di Gaza.

Baik pemerintah Israel maupun India belum secara terbuka mengakui kesepakatan tersebut.

Namun sumber di Adani, yang mengelola 12 pelabuhan kecil di beberapa negara bagian, mengonfirmasi kepada The Wire bahwa drone tersebut memang berhasil mencapai Israel.

Aktivis hak asasi manusia dan analis pertahanan mengatakan perkembangan ini akan semakin melibatkan India dalam genosida terhadap warga Palestina oleh Israel di Gaza.

Pada tanggal 7 Februari, saluran berita India TV9 Hindi melaporkan drone, yang diproduksi di kota Hyderabad di India tengah-selatan, akan membantu memenuhi "kebutuhan Israel dalam perang Israel-Hamas".

India adalah pembeli senjata Israel terbesar, menyumbang sekitar 46% dari seluruh senjata yang dijual Israel ke dunia.

Perusahaan-perusahaan India juga ikut memproduksi beberapa senjata Israel di pabrik-pabrik di seluruh India.

Di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Narendra Modi, hubungan antara India dan Israel telah berkembang, dengan kedua negara menjalin kemitraan strategis sejak tahun 2018.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1953 seconds (0.1#10.140)