Iran Pamer Kemampuan Drone Angkatan Laut Terbaru

Sabtu, 17 Februari 2024 - 12:15 WIB
loading...
Iran Pamer Kemampuan Drone Angkatan Laut Terbaru
Militer Iran meluncurkan drone buatan dalam negeri. Foto/AP
A A A
TEHERAN - Militer Iran dan Korps Garda Revolusi Islam telah menghabiskan waktu berbulan-bulan dalam siaga tinggi untuk mengantisipasi kemungkinan agresi Israel dan Amerika Serikat (AS) yang akan meningkatkan krisis Gaza menjadi konflik regional.

Teheran memperingatkan Washington dan sekutu regional utamanya bahwa setiap provokasi akan ditanggapi dengan cepat.

Iran adalah salah satu negara pembuat rudal dan drone terbesar di dunia, dan bahkan militer Amerika Serikat mengakui kemampuan pertahanan Republik Islam tersebut, menurut Komandan Pasukan Dirgantara Korps Garda Revolusi Islam Amir Ali Hajizadeh.

“Kami adalah salah satu kekuatan terbesar di dunia dalam bidang pertahanan, rudal, dan sekarang drone,” kata Hajizadeh pada pameran pencapaian Iran di bidang kedirgantaraan minggu ini.

“Hari ini, kita telah mencapai titik di mana bahkan teroris militer Amerika Serikat secara terbuka mengakui bahwa mereka tidak mencari konflik dengan Republik Islam, karena mereka tidak mampu melawan kehebatan pertahanan Iran,” tegas komandan tersebut.

“Kemampuan pertahanan dalam negeri Republik Islam sekarang di luar imajinasi dibandingkan dengan kemampuan pertahanan dalam negeri Republik Islam pada tahun 1980-an, selama Perang brutal Iran-Irak,” papar Hajizadeh.

Dia menjelaskan, “Saat ini, misalnya, militer Iran dapat menyerang sasaran mengambang yang bergerak atau melakukan misi pengintaian di mana saja dengan menggunakan drone canggih yang tidak dapat terdeteksi.”



Komandan itu tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai sistem angkatan laut tak berawak canggih yang baru ini.

Republik Islam memamerkan kendaraan yang dioperasikan jarak jauh (ROV) milik angkatan laut terbaru yang dibuat dan diproduksi di dalam negeri pada Desember.

Drone bawah air tersebut dikatakan dirancang untuk operasi penyapuan ranjau, dan mampu beroperasi hingga 24 jam pada kedalaman hingga 200 meter.

Kendaraan ini diharapkan menjadi tambahan penting bagi helikopter penyapu ranjau pembangkit sinyal elektromagnetik HR-53 milik Angkatan Laut dan kapal penyapu ranjau berawak seperti Shahin.

Hajizadeh akhir pekan lalu memperingatkan saat perayaan 45 tahun Revolusi Islam bahwa AS harus menjaga jarak dari Iran.

Dia menekankan Republik Islam tidak menginginkan perang namun siap menanggapi ancaman apa pun. Dia lebih lanjut mendesak masyarakat Amerika dan Barat pada umumnya untuk mewaspadai ke mana pemerintah mereka membelanjakan uang pajak mereka.

Kompleks industri militer Iran telah mengalami transformasi yang tak tertandingi selama empat setengah dekade terakhir, dari negara yang bergantung pada AS dan Eropa menjadi salah satu dari sedikit kekuatan regional dan dunia yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan, menciptakan, dan membangun serangkaian senjata secara lengkap dari awal.

Memanfaatkan statusnya yang sedang berkembang sebagai negara adikuasa ilmu pengetahuan dan teknologi global, para insinyur pertahanan Republik Islam telah berubah menjadi ahli perang asimetris, menunjukkan kecenderungan untuk menciptakan dan mengerahkan persenjataan buatan dalam negeri untuk melawan musuh yang memiliki dana lebih besar dan bersenjata lengkap.

Rudal balistik dan jelajah serta sejumlah besar drone angkatan laut adalah dua spesialisasi utama Iran, dimana negara ini memandang drone sebagai penangkal strategis utama terhadap agresi asing berskala besar, dan drone sebagai alat utama dalam mendukung kekuatan konvensionalnya.

Para pejabat dan komandan militer Iran telah berbulan-bulan memperingatkan AS dan sekutu Israel agar tidak mencoba menyeret Teheran ke dalam konflik regional di tengah krisis yang sedang berlangsung di Gaza.

Mereka memperingatkan agresi apa pun akan ditanggapi dengan respons yang segera dan menghancurkan, termasuk serangan rudal terhadap Israel dan terhadap sasaran militer AS di Teluk Persia.

Demi mencari bantuan AS, para pejabat Israel berusaha menarik Washington ke dalam kesalahan baru di Timur Tengah, dengan menargetkan penasihat Iran yang membantu pemerintah Suriah dalam melawan terorisme, dan menyerang Hizbullah, gerakan politik dan pejuang Lebanon yang kuat dan memiliki hubungan keamanan dengan Iran.

Tel Aviv dan Washington pada gilirannya menuduh Iran membantu milisi Houthi Yaman dalam operasi mereka yang sedang berlangsung di Laut Merah melawan kapal-kapal yang berafiliasi dengan Israel.

Iran membantah membantu Houthi secara langsung, namun secara luas memuji operasi mereka melawan “rezim Zionis.”
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1299 seconds (0.1#10.140)