Sekutu-sekutu NATO Khawatir Trump Kembali Jadi Penguasa AS, Mengapa?

Senin, 12 Februari 2024 - 10:33 WIB
loading...
A A A
Trump juga menulis di jaringan media sosialnya bahwa di masa depan AS harus mengakhiri semua sumbangan bantuan luar negeri dan menggantinya dengan pinjaman.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg memperingatkan bahwa Trump berisiko membahayakan pasukan AS dan sekutunya.

“Setiap saran bahwa sekutu tidak akan saling membela akan melemahkan seluruh keamanan kami, termasuk AS, dan meningkatkan risiko bagi tentara Amerika dan Eropa,” katanya dalam sebuah pernyataan pada Minggu, yang dilansir AP, Senin (12/2/2024).

Biden, sementara itu, telah menjadikan dukungan untuk Ukraina sebagai prioritas utama dan keharusan moral. Namun pernyataan Biden setelah terpilih pada tahun 2020 bahwa “Amerika telah kembali” di panggung global belum sepenuhnya terbukti.

Partai Republik di Kongres telah menghentikan lebih banyak bantuan militer untuk Ukraina, sementara pengaruh Amerika tidak mampu membendung konflik di Timur Tengah.

Thomas Gift, direktur Pusat Politik AS di University College London, mengatakan bahwa siapa pun yang memenangkan pemilihan presiden Amerika, arah perjalanannya akan sama—menuju planet multipolar di mana Amerika Serikat tidak lagi menjadi negara adidaya dunia yang tak terbantahkan.

Sebagian besar pemimpin negara-negara sekutu menahan diri untuk tidak memberikan komentar langsung mengenai pemilu AS, dan berpegang teguh pada prinsip bahwa orang Amerika-lah yang berhak memilih pemimpin mereka.

Mereka sadar bahwa mereka harus bekerja sama dengan pihak yang menang, siapa pun mereka—dan di balik layar, pemerintah akan melakukan “pekerjaan di belakang layar” dengan secara diam-diam membangun hubungan dengan tim politik para pesaing, kata Richard Dalton, mantan senior diplomat Inggris.

Namun banyak sekutu AS di NATO di Eropa khawatir bahwa dengan atau tanpa Trump, AS menjadi kurang dapat diandalkan. Beberapa negara sudah mulai berbicara secara terbuka tentang perlunya negara anggota meningkatkan belanja militer, dan merencanakan aliansi tanpa Amerika Serikat.

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan bahwa dia saat ini banyak berbicara melalui telepon dengan rekan-rekannya dan meminta mereka berbuat lebih banyak untuk mendukung Ukraina.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1110 seconds (0.1#10.140)