Wanita Israel Ini Dituding sebagai Sniper Pembunuh Razan al-Najjar

Senin, 04 Juni 2018 - 12:05 WIB
Wanita Israel Ini Dituding...
Wanita Israel Ini Dituding sebagai Sniper Pembunuh Razan al-Najjar
A A A
TEL AVIV - Kematian paramedis cantik Palestina , Razan al-Najjar , 21, oleh sniper militer Israel membuat seorang wanita bernama Rebecca mendapat banyak ancaman pembunuhan. Wanita dari negara Zionis itu dituduh sebagai sosok sniper yang menewaskan Razan.

Rebecca, wanita kelahiran Amerika Serikat (AS) ini merupakan mantan tentara Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Namun, dia sudah lama tidak lagi melayani militer negara Yahudi tersebut.

Tuduhan bahwa Rebecca sebagai penembak runduk yang menewaskan perawat asal Khan Younis, Jalur Gaza, itu telah menyebar di situs media sosial di seluruh dunia sejak Jumat malam atau beberapa jam setelah kematian Razan.

Ancaman pembunuhan tak hanya ditujukan pada mantan tentara IDF ini. Teman-teman dan anggota keluarganya juga mendapat ancaman serupa.

Tuduhan terhadap veteran IDF itu kemungkinan berasal dari seorang wanita asal Chicago, dengan lebih dari 13.000 follower di Facebook, yang mem-posting foto Rebecca.Baca Juga: Tunjukkan Rompi Medis, Ibu Razan: Apa Ini Identitas Teroris?
Beberapa jam setelah posting foto tersebut muncul, halaman Facebook "Freedom for Gaza" dengan lebih dari 100.000 follower, menerbitkan gambar Rebecca. "Dia membunuh seorang perawat Palestina berusia 21 tahun di Gaza," bunyi keterangan dalam posting foto tersebut. Pada Minggu malam, posting itu telah dibagikan hampir 15.000 kali.

Posting serupa dari beberapa halaman Facebook pro-Palestina dan banyak akun Twitter juga telah dibagikan ulang puluhan ribu kali, di seluruh dunia. Dalam dua hari, klaim bahwa Rebecca sebagai sniper Israel pembunuh Razan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, Spanyol, Turki, Prancis, Melayu, dan Indonesia.

Namun, klaim itu belum tentu benar. Terlebih, Rebecca sudah tidak aktif di IDF sekitar 2,5 tahun lalu. Dia juga tidak pernah menjadi sniper ketika dia berada di IDF.

Rebecca, 24, yang meminta nama belakangnya tak diungkap karena merasa terancam, saat ini bekerja untuk sebuah program di Israel. Dia mengatakan mulai bulan akan mengajar bahasa Inggris untuk pencari suaka Afrika.

Dia menyadari menjadi subjek dari tuduhan tersebut pada Sabtu malam, ketika dia menyalakan ponselnya.

Pesan ancaman yang dikirim ke seorang temannya. "Saya membuka ponsel saya setelah Shabbat, dan ada ratusan pesan dari orang-orang di Facebook, dan semua teman saya mengirim pesan ke WhatsApp karena mereka telah mendapatkan pesan kebencian ini sepanjang akhir pekan,” katanya kepada Times of Israel yang dikutip Senin (4/6/2018).

Akun Instagram-nya juga dibombardir dengan komentar mengerikan, yakni seruan untuk membunuh Rebecca. "(Ancaman) itu terus berjalan," ujarnya.

Dia sudah melapor ke polisi terkait ancaman pembunuhan tersebut. Dia berharap polisi bisa membantu agar berbagai posting di media sosial yang berisi tuduhan terhadap dirinya dihapus.

Rebecca awalnya kewalahan dan bingung oleh banyaknya ancaman secara online tersebut. Dia semakin ketakutan karena banyaknya pesan ancaman yang dia terima dari seluruh dunia.

"Saya sedih karena teman-teman dan keluarga saya telah terancam dan di dunia maya, tidak ada cara untuk melindungi diri Anda karena menjadi korban ancaman dan kebohongan," ujar Rebecca

"Saya tidak politis, tetapi saya akan melakukan apa yang dapat saya lakukan untuk mengetahui semua narasi, dan jenis propaganda ini," imbuh dia.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8106 seconds (0.1#10.140)