Serangan Mortir Besar-besaran dari Gaza Bikin Warga Israel Panik

Selasa, 29 Mei 2018 - 23:34 WIB
Serangan Mortir Besar-besaran dari Gaza Bikin Warga Israel Panik
Serangan Mortir Besar-besaran dari Gaza Bikin Warga Israel Panik
A A A
GAZA - Serangan mortir besar-besaran diluncurkan dari Gaza, Palestina, ke wilayah Israel, Selasa (29/5/2018) pagi. Serbuan sekitar 28 mortir itu membuat para warga Israel di berbagai kota yang berbatasan dengan Gaza panik dan berlari ke shelter bom.

Pemerintah negara Yahudi itu menyatakan serangan mortir hari ini merupakan yang terbesar sejak Operation Protective Edge atau Perang Gaza 2014.

Sebagian besar senjata itu dihalau oleh sistem pertahanan Iron Dome. Namun, ada satu yang meledak di halaman taman kanak-kanak (TK). Satu orang dinyatakan terluka terkena pecahan peluru di tangannya.

Beberapa menit sebelum hujan mortir, peringatan Code Red menyala di seluruh kota-kota Israel di dekat Jalur Gaza. Suara sirine itu telah mengacaukan rutinitas pagi warga. Peringatan serupa juga terdengar di seluruh Dewan Regional Eshkol setelah pukul 09.30 pagi.

Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman langsung menggelar rapat evaluasi di markas IDF Kirya di Tel Aviv yang dihadiri oleh Kepala Staf Letnan Jenderal Gadi Eisenkot dan para kepala institusi pertahanan.

Kelompok Jihad Islam Palestina menyambut serangan mortir besar-besaran. Namun, kelompok ini menahan diri untuk tidak mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.

"Serangan itu adalah pembalasan yang diberkati," kata kelompok Jihad Islam Palestina melalui seorang juru bicara. "Darah rakyat kita tidak murah dan Israel tidak bisa terus menumpahkannya tanpa perlawanan."

Sebuah acara yang direncanakan akan berlangsung di Dewan Regional Eshkol dibatalkan setelah rentetan salvo roket dan mortir.

Meirav Cohen, seorang warga kibbutz yang terkena salah satu mortir, mengatakan bahwa alarm Code Red terdengar ketika dia mulai membuat sandwich untuk putrinya yang akan dibawa ke sekolah.

"Saya membangunkan putri saya, dan tiba-tiba Code Red terdengar. Saya berlari untuk membangunkan anak-anak saya yang lain, yang masih tidur, dan kami semua pergi ke tempat shelter bom," katanya.

"Kami menyadari itu adalah peristiwa nyata, (mortir) berat terdengar jatuh," ujarnya.

Meski pemerintah Israel menyatakan tak ada korban dalam serangan mortir besar-besaran dari Gaza, para warga yang panik mengaku terganggu dan berbondong-bondong ke pusat-pusat darurat.

Presiden Reuven Rivlin telah berbicara dengan anak-anak dari TK di mana sebuah mortir meledak di halaman gedung tersebut pagi tadi.

"Selamat pagi untuk semua anak-anak, ini Presiden Ruvi berbicara dari Yerusalem. Saya ingin mengucapkan selamat hari yang menyenangkan, penuh dengan permainan, cerita, mainan, dan belajar," kata Presiden Rivlin.

"Nechama dan saya menunggu kunjungan kalian di Yerusalem di rumah Presiden. Selamat pagi, anak-anak," imbuh Rivlin, yang dikutip Ynet.

Menteri Pendidikan Naftali Bennett juga berbicara dengan guru TK tempat mortir meledak."Saya terkesan mengetahui bahwa dengan ketenangan guru dan kepemimpinan yang tenang, insiden itu dikelola secara teratur dan tanpa kepanikan," kata Bennett.

"Masyarakat perbatasan Gaza memiliki dukungan sepenuhnya. Saya juga ingin mengklarifikasi kepada musuh-musuh kami di seberang perbatasan bahwa pelanggaran rutin akan direspons dengan ganas," katanya.

Tak lama setelah hujan mortir menargetkan wilayah Israel, jet-jet tempur negara Yahudi itu membombardir banyak target di Gaza. Belum diketahui soal kemungkinan adanya korban jiwa di wilayah Palestina tersebut.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4768 seconds (0.1#10.140)