Vladimir Putin: Rezim Ukraina Agung-agungkan Kaki Tangan Hitler
loading...
A
A
A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan rezim yang berkuasa di Ukraina telah mengagung-agungkan kaki tangan pemimpin Nazi Adolf Hitler.
Komentar itu disampaikan saat dia berpidato pada peresmian tugu peringatan Perang Dunia II di Leningrad pada hari Sabtu.
Sejak mengirim pasukan Rusia ke Ukraina hampir dua tahun lalu, Putin membandingkannya dengan perjuangan melawan Nazi demi menggalang semangat bangsanya.
“Rezim di Kyiv mengagung-agungkan kaki tangan Hitler, orang-orang SS," kata Putin, seperti dikutip Reuters, Minggu (28/1/2024).
Dia juga mengecam Eropa atas penerapan kebijakan kebencian terhadap orang-orang Rusia.
"Di sejumlah negara Eropa, Russophobia dipromosikan sebagai kebijakan negara,” kata Putin.
Pidato Putin juga dalam rangka peringatan 80 tahun berakhirnya pengepungan Nazi atas Leningrad.
Orang nomor satu Rusia itu mengatakan tujuan Jerman saat itu adalah mencuri sumber daya Uni Soviet dan memusnahkan rakyatnya.
Ukraina, yang merupakan bagian dari Uni Soviet di masa lalu dan menderita kehancuran di tangan pasukan Hitler, menolak komentar Putin dengan menyebutnya sebagai dalih palsu untuk perang penaklukan.
Dalam pidatonya, Putin juga mengecam negara-negara Baltik atas hak asasi manusia (HAM). Estonia, Latvia, dan Lithuania—yang menjadi bagian dari Uni Soviet selama Perang Dingin namun sekarang menjadi anggota Uni Eropa dan aliansi militer NATO—termasuk di antara kritikus paling keras terhadap invasi Rusia ke Ukraina.
“Di negara-negara Baltik, puluhan ribu orang dinyatakan tidak manusiawi, dirampas hak-hak dasar mereka, dan menjadi sasaran penganiayaan,” kata Putin, mengacu pada tindakan keras terhadap migrasi.
Moskow telah berulang kali menuduh negara-negara Baltik menerapkan kebijakan xenofobia dan memperlakukan minoritas Rusia sebagai warga “kelas dua”.
Komentar itu disampaikan saat dia berpidato pada peresmian tugu peringatan Perang Dunia II di Leningrad pada hari Sabtu.
Sejak mengirim pasukan Rusia ke Ukraina hampir dua tahun lalu, Putin membandingkannya dengan perjuangan melawan Nazi demi menggalang semangat bangsanya.
“Rezim di Kyiv mengagung-agungkan kaki tangan Hitler, orang-orang SS," kata Putin, seperti dikutip Reuters, Minggu (28/1/2024).
Dia juga mengecam Eropa atas penerapan kebijakan kebencian terhadap orang-orang Rusia.
"Di sejumlah negara Eropa, Russophobia dipromosikan sebagai kebijakan negara,” kata Putin.
Pidato Putin juga dalam rangka peringatan 80 tahun berakhirnya pengepungan Nazi atas Leningrad.
Orang nomor satu Rusia itu mengatakan tujuan Jerman saat itu adalah mencuri sumber daya Uni Soviet dan memusnahkan rakyatnya.
Ukraina, yang merupakan bagian dari Uni Soviet di masa lalu dan menderita kehancuran di tangan pasukan Hitler, menolak komentar Putin dengan menyebutnya sebagai dalih palsu untuk perang penaklukan.
Dalam pidatonya, Putin juga mengecam negara-negara Baltik atas hak asasi manusia (HAM). Estonia, Latvia, dan Lithuania—yang menjadi bagian dari Uni Soviet selama Perang Dingin namun sekarang menjadi anggota Uni Eropa dan aliansi militer NATO—termasuk di antara kritikus paling keras terhadap invasi Rusia ke Ukraina.
“Di negara-negara Baltik, puluhan ribu orang dinyatakan tidak manusiawi, dirampas hak-hak dasar mereka, dan menjadi sasaran penganiayaan,” kata Putin, mengacu pada tindakan keras terhadap migrasi.
Moskow telah berulang kali menuduh negara-negara Baltik menerapkan kebijakan xenofobia dan memperlakukan minoritas Rusia sebagai warga “kelas dua”.
(mas)