11.000 Anak Palestina Tewas dalam 108 Hari Genosida Israel di Gaza
loading...
A
A
A
GAZA - Dalam 108 hari terakhir, serangan tentara Israel telah menewaskan 11.000 anak-anak dan 7.500 wanita di Jalur Gaza, menurut kantor media pemerintah di Gaza.
Menurut laporan kantor berita Anadolu, otoritas mengatakan pada Senin (22/1/2024), bahwa 7.000 orang, 70% di antaranya adalah perempuan dan anak-anak, masih tertimpa reruntuhan atau hilang, akibat serangan Israel di daerah kantong tersebut.
Pemerintah mengutip sejumlah angka baru untuk mencoba menyampaikan besarnya kerugian dan kehancuran yang diderita warga Palestina di Gaza, menurut laporan itu.
“Jumlah jenazah yang sampai di rumah sakit telah melampaui 25.900 orang, sementara 63.000 orang terluka sejak 7 Oktober,” ungkap laporan itu.
Sekitar 70.000 rumah hancur akibat serangan Israel, dan 290.000 rumah tidak dapat dihuni.
“Mengenai serangan Israel terhadap sektor layanan kesehatan, otoritas Gaza mengatakan 337 petugas kesehatan dan 45 pejabat pertahanan sipil sejauh ini telah terbunuh,” papar laporan Anadolu.
Sebanyak 119 jurnalis tewas dalam serangan Israel di Gaza, sejak 7 Oktober 2023.
Awal bulan ini, kantor Kepala Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) Karim Khan mengkonfirmasi kepada Reporters Without Borders (RSF) bahwa “kejahatan terhadap jurnalis” termasuk dalam penyelidikan yang sedang berlangsung terhadap situasi di Palestina.
Pasukan Israel menahan 99 petugas kesehatan dan 10 jurnalis, dan 2 juta orang mengungsi di Jalur Gaza, menurut laporan Anadolu.
Kantor media juga menyoroti kondisi tidak manusiawi di tempat penampungan yang padat, tempat pengungsi Palestina mencari perlindungan.
“Pernyataan tersebut menyebutkan 400.000 kasus penyakit menular dan lebih dari 8.000 kasus Hepatitis A telah terdeteksi akibat pengungsian paksa Israel,” ungkap laporan Anadolu.
Kantor media juga menyampaikan bahwa sekitar 60.000 wanita hamil di Gaza menghadapi risiko kritis karena ketidakmampuan menyediakan layanan kesehatan, sementara 350.000 orang dengan penyakit kronis menghadapi risiko kritis karena kurangnya pengobatan.
Laporan tersebut lebih lanjut menyatakan tentara Israel menghancurkan 140 fasilitas pemerintah serta 99 sekolah dan universitas, sementara 295 sekolah dan universitas mengalami rusak sebagian.
“Di luar Gaza, ada 11.000 orang yang terluka dan membutuhkan perawatan, dan 10.000 pasien kanker menghadapi risiko kematian karena tidak memadainya layanan kesehatan,” papar laporan itu.
Pernyataan itu menyebutkan tentara Israel merusak 253 masjid dan juga menyebabkan hancurnya tiga gereja.
Israel menargetkan 150 institusi layanan kesehatan di Gaza, membuat 53 pusat kesehatan dan 30 rumah sakit tidak beroperasi, dan membuat 122 ambulans tidak dapat digunakan, menurut laporan itu.
Israel juga menargetkan warisan budaya Palestina, menghancurkan 200 aset sejarah dan budaya di Gaza.
“Pernyataan tersebut lebih lanjut mengecam cara tentara Israel meluncurkan lebih dari 65.000 ton bahan peledak di Gaza sejak 7 Oktober,” pungkas laporan Anadolu.
Menurut laporan kantor berita Anadolu, otoritas mengatakan pada Senin (22/1/2024), bahwa 7.000 orang, 70% di antaranya adalah perempuan dan anak-anak, masih tertimpa reruntuhan atau hilang, akibat serangan Israel di daerah kantong tersebut.
Pemerintah mengutip sejumlah angka baru untuk mencoba menyampaikan besarnya kerugian dan kehancuran yang diderita warga Palestina di Gaza, menurut laporan itu.
“Jumlah jenazah yang sampai di rumah sakit telah melampaui 25.900 orang, sementara 63.000 orang terluka sejak 7 Oktober,” ungkap laporan itu.
Sekitar 70.000 rumah hancur akibat serangan Israel, dan 290.000 rumah tidak dapat dihuni.
“Mengenai serangan Israel terhadap sektor layanan kesehatan, otoritas Gaza mengatakan 337 petugas kesehatan dan 45 pejabat pertahanan sipil sejauh ini telah terbunuh,” papar laporan Anadolu.
Sebanyak 119 jurnalis tewas dalam serangan Israel di Gaza, sejak 7 Oktober 2023.
Awal bulan ini, kantor Kepala Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) Karim Khan mengkonfirmasi kepada Reporters Without Borders (RSF) bahwa “kejahatan terhadap jurnalis” termasuk dalam penyelidikan yang sedang berlangsung terhadap situasi di Palestina.
Banyak yang Ditahan dan Mengungsi
Pasukan Israel menahan 99 petugas kesehatan dan 10 jurnalis, dan 2 juta orang mengungsi di Jalur Gaza, menurut laporan Anadolu.
Kantor media juga menyoroti kondisi tidak manusiawi di tempat penampungan yang padat, tempat pengungsi Palestina mencari perlindungan.
“Pernyataan tersebut menyebutkan 400.000 kasus penyakit menular dan lebih dari 8.000 kasus Hepatitis A telah terdeteksi akibat pengungsian paksa Israel,” ungkap laporan Anadolu.
Kantor media juga menyampaikan bahwa sekitar 60.000 wanita hamil di Gaza menghadapi risiko kritis karena ketidakmampuan menyediakan layanan kesehatan, sementara 350.000 orang dengan penyakit kronis menghadapi risiko kritis karena kurangnya pengobatan.
Laporan tersebut lebih lanjut menyatakan tentara Israel menghancurkan 140 fasilitas pemerintah serta 99 sekolah dan universitas, sementara 295 sekolah dan universitas mengalami rusak sebagian.
“Di luar Gaza, ada 11.000 orang yang terluka dan membutuhkan perawatan, dan 10.000 pasien kanker menghadapi risiko kematian karena tidak memadainya layanan kesehatan,” papar laporan itu.
Pernyataan itu menyebutkan tentara Israel merusak 253 masjid dan juga menyebabkan hancurnya tiga gereja.
Israel menargetkan 150 institusi layanan kesehatan di Gaza, membuat 53 pusat kesehatan dan 30 rumah sakit tidak beroperasi, dan membuat 122 ambulans tidak dapat digunakan, menurut laporan itu.
Israel juga menargetkan warisan budaya Palestina, menghancurkan 200 aset sejarah dan budaya di Gaza.
“Pernyataan tersebut lebih lanjut mengecam cara tentara Israel meluncurkan lebih dari 65.000 ton bahan peledak di Gaza sejak 7 Oktober,” pungkas laporan Anadolu.
(sya)