Seteru Makin Memanas, Rudal Balistik Houthi Hantam Kapal AS
loading...
A
A
A
SANAA - Sebuah rudal balistik anti-kapal yang ditembakkan kelompok Houthi Yaman menghantam kapal curah Gibraltar Eagle yang dimiliki dan dioperasikan Amerika Serikat (AS). Kapal ini diserang saat berlayar kurang dari 100 mil dari Teluk Aden pada hari Senin.
Serangan ini semakin memanaskan ketegangan di kawasan Laut Merah setelah AS dan Inggris membombardir situs-situs Houthi pada pekan lalu.
Komando Pusat (CENTCOM) AS mengonfirmasi serangan tersebut dengan mengatakan tidak ada laporan korban cedera atau kerusakan signifikan.
Kelompok Houthi mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Juru bicara militer Houthi Brigadir Jenderal Yahya Saree mengatakan bahwa pasukannya telah melakukan operasi militer yang menargetkan kapal Amerika. "Sejumlah rudal Angkatan Laut yang sesuai digunakan," katanya, seperti dikutip Reuters, Selasa (16/1/2024).
Operator kapal yang berbasis di AS, Eagle Bulk Shipping, mengatakan bahwa kapal yang dioperasikannya telah dihantam proyektil tak dikenal dan mengalami kerusakan ringan pada ruang kargonya. Namun tidak ada pelaut yang terluka.
“Akibat benturan tersebut, kapal tersebut mengalami kerusakan ringan pada ruang kargo namun stabil dan sedang menuju keluar dari area tersebut,” kata Eagle Bulk dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa kapal tersebut membawa muatan produk baja.
Kelompok Houthi, yang menguasai sebagian besar pantai Laut Merah Yaman, telah menyerang kapal-kapal komersial di wilayah tersebut yang menurut mereka terkait dengan Israel atau menuju pelabuhan Israel. Aksi kelompok ini bertujuan untuk mendukung rakyat Palestina dalam perang antara Israel dan Hamas di Gaza.
Pasukan AS dan Inggris merespons pekan lalu dengan melakukan puluhan serangan udara dan laut terhadap target-target Houthi di Yaman.
Sebelumnya pada hari yang sama, perusahaan Keamanan Maritim Inggris, Ambrey, mengatakan bahwa kapal curah milik AS yang berbendera Kepulauan Marshall terkena rudal saat transit di dekat pelabuhan Aden di Yaman.
Badan Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) mengatakan sebuah kapal terkena rudal dari jarak 95 mil laut tenggara Aden, tanpa mengidentifikasi kapal tersebut.
Ambrey mengatakan tiga rudal dilaporkan diluncurkan oleh Houthi, dua tidak mencapai laut dan yang ketiga menghantam kapal tersebut.
Ambrey menambahkan bahwa dampak tersebut dilaporkan menyebabkan kebakaran di ruang tunggu, namun kapal curah tersebut tetap layak berlayar dan tidak ada korban luka di dalamnya.
Kapal tersebut, kata Ambrey, tidak berafiliasi dengan Israel.
Namuan Houthi telah menegaskan bahwa serangan sekarang juga menyasar kepentingan AS sebagai respons terhadap serangan baru-baru ini terhadap target-target militernya di Yaman.
Serangan terbaru ini menunjukkan bahwa meskipun ada serangan dari AS, kelompok Houthi tampaknya tidak terpengaruh.
Pada Senin malam, ledakan terdengar di dekat bandara Hodeidah Yaman. Namun Hodeidah terletak agak jauh dari Aden, dan belum jelas apa penyebab ledakan tersebut.
Kelompok Houthi, yang menguasai Ibu Kota Yaman; Sanaa dan sebagian besar wilayah barat dan utara Yaman, telah bersumpah untuk melanjutkan serangan di Laut Merah sejak serangan Amerika dan Inggris.
Pemimpin kelompok tersebut, Abdel-Malek al-Houthi, mengatakan pada hari Kamis dalam pidatonya di televisi bahwa setiap serangan AS terhadap Yaman tidak akan dibiarkan tanpa tanggapan.
Militer AS mengatakan pada hari Minggu bahwa jet tempur AS menembak jatuh rudal jelajah anti-kapal yang ditembakkan Houthi ke arah kapal perang USS Laboon di Laut Merah bagian selatan.
Lihat Juga: Putin Tantang AS Kerahkan Sistem Rudal Canggih THAAD ke Ukraina untuk Lawan Senjata Rusia
Serangan ini semakin memanaskan ketegangan di kawasan Laut Merah setelah AS dan Inggris membombardir situs-situs Houthi pada pekan lalu.
Komando Pusat (CENTCOM) AS mengonfirmasi serangan tersebut dengan mengatakan tidak ada laporan korban cedera atau kerusakan signifikan.
Kelompok Houthi mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Juru bicara militer Houthi Brigadir Jenderal Yahya Saree mengatakan bahwa pasukannya telah melakukan operasi militer yang menargetkan kapal Amerika. "Sejumlah rudal Angkatan Laut yang sesuai digunakan," katanya, seperti dikutip Reuters, Selasa (16/1/2024).
Operator kapal yang berbasis di AS, Eagle Bulk Shipping, mengatakan bahwa kapal yang dioperasikannya telah dihantam proyektil tak dikenal dan mengalami kerusakan ringan pada ruang kargonya. Namun tidak ada pelaut yang terluka.
“Akibat benturan tersebut, kapal tersebut mengalami kerusakan ringan pada ruang kargo namun stabil dan sedang menuju keluar dari area tersebut,” kata Eagle Bulk dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa kapal tersebut membawa muatan produk baja.
Kelompok Houthi, yang menguasai sebagian besar pantai Laut Merah Yaman, telah menyerang kapal-kapal komersial di wilayah tersebut yang menurut mereka terkait dengan Israel atau menuju pelabuhan Israel. Aksi kelompok ini bertujuan untuk mendukung rakyat Palestina dalam perang antara Israel dan Hamas di Gaza.
Pasukan AS dan Inggris merespons pekan lalu dengan melakukan puluhan serangan udara dan laut terhadap target-target Houthi di Yaman.
Sebelumnya pada hari yang sama, perusahaan Keamanan Maritim Inggris, Ambrey, mengatakan bahwa kapal curah milik AS yang berbendera Kepulauan Marshall terkena rudal saat transit di dekat pelabuhan Aden di Yaman.
Badan Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) mengatakan sebuah kapal terkena rudal dari jarak 95 mil laut tenggara Aden, tanpa mengidentifikasi kapal tersebut.
Ambrey mengatakan tiga rudal dilaporkan diluncurkan oleh Houthi, dua tidak mencapai laut dan yang ketiga menghantam kapal tersebut.
Ambrey menambahkan bahwa dampak tersebut dilaporkan menyebabkan kebakaran di ruang tunggu, namun kapal curah tersebut tetap layak berlayar dan tidak ada korban luka di dalamnya.
Kapal tersebut, kata Ambrey, tidak berafiliasi dengan Israel.
Namuan Houthi telah menegaskan bahwa serangan sekarang juga menyasar kepentingan AS sebagai respons terhadap serangan baru-baru ini terhadap target-target militernya di Yaman.
Serangan terbaru ini menunjukkan bahwa meskipun ada serangan dari AS, kelompok Houthi tampaknya tidak terpengaruh.
Pada Senin malam, ledakan terdengar di dekat bandara Hodeidah Yaman. Namun Hodeidah terletak agak jauh dari Aden, dan belum jelas apa penyebab ledakan tersebut.
Kelompok Houthi, yang menguasai Ibu Kota Yaman; Sanaa dan sebagian besar wilayah barat dan utara Yaman, telah bersumpah untuk melanjutkan serangan di Laut Merah sejak serangan Amerika dan Inggris.
Pemimpin kelompok tersebut, Abdel-Malek al-Houthi, mengatakan pada hari Kamis dalam pidatonya di televisi bahwa setiap serangan AS terhadap Yaman tidak akan dibiarkan tanpa tanggapan.
Militer AS mengatakan pada hari Minggu bahwa jet tempur AS menembak jatuh rudal jelajah anti-kapal yang ditembakkan Houthi ke arah kapal perang USS Laboon di Laut Merah bagian selatan.
Lihat Juga: Putin Tantang AS Kerahkan Sistem Rudal Canggih THAAD ke Ukraina untuk Lawan Senjata Rusia
(mas)