Israel Merasa Terancam jika AS Gempur Suriah

Kamis, 12 April 2018 - 08:36 WIB
Israel Merasa Terancam jika AS Gempur Suriah
Israel Merasa Terancam jika AS Gempur Suriah
A A A
TEL AVIV - Pemerintah Israel menggelar rapat konsultasi keamanan tingkat tinggi setelah Amerika Serikat (AS) mengancam akan menggempur rezim Suriah dengan peluru kendali (rudal). Negara Yahudi itu merasa terancam, di mana Damaskus akan menyerang Tel Aviv sebagai balasan atas serangan Washington.

Kabinet keamanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan, Israel harus "bersiap-siap untuk skenario apa pun".

Pemerintah Netanyahu khawatir serangan balasan tak hanya datang dari rezim Presiden Bashar al-Assad, tapi juga dari militer Iran yang sudah lama berambisi menyerang Tel Aviv.

Tel Aviv sebelumnya disalahkan oleh Damaskus, Teheran dan Moskow atas serangan delapan rudal dari dua jet tempur F-15 terhadap pangkalan T-4 Suriah di dekat Homs pada Senin lalu. Serangan itu menewaskan sekitar 14 orang, termasuk beberapa di ataranya kru militer Iran.

Israel tidak membenarkan atau membantah melakukan serangan itu.

Para pejabat pemerintah Israel mengatakan, Netanyahu, Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman, kepala angkatan bersenjata Israel dan kepala intelijen militer telah bertemu pada hari Rabu sebelum sesi kabinet keamanan berlangsung.

"Kami harus siap untuk skenario apa pun. Iran adalah musuh yang berbahaya dan serius yang tidak boleh diremehkan," kata Zeev Elkin, seorang anggota forum keamanan kepada Army Radio sebelum rapat kebinet.

"Saya tidak akan masuk ke rincian operasional, tetapi kami selalu berhubungan dengan Amerika. Mereka adalah mitra strategis kami, dan pembentukan pertahanan kami selalu berhubungan dengan mereka," ujar Elkin, seperti dikutip ynetnews, Kamis (12/4/2018).

"Adapun pertanyaan apakah operasi Amerika akan menarik (Suriah) untuk merespons terhadap Israel? Secara teoritis, itu mungkin, tapi saya tidak yakin ini adalah skenario yang paling mungkin," kata Elkin. "Ada kemungkinan Iran akan berusaha merespons kami."

Yaakov Amidror, seorang mantan penasihat keamanan nasional Israel, mengatakan Iran memiliki masalah terbuka dengan Israel atas serangan terhadap pangkalan udara T-4 Suriah pada Senin lalu.

"Mereka memiliki lengan panjang Hizbullah, yang dikendalikan oleh Iran," katanya. "Mereka memiliki milisi di Suriah dan di Lebanon yang mereka kendalikan dan mereka memiliki pasukan militer Iran di Suriah yang dapat digunakan," imbuh dia.

AS sudah berambisi untuk menyerang rezim Suriah atas tuduhan melakukan serangan senjata kimia di Douma, Ghouta timur, pada Sabtu pekan lalu. Dalam ancaman terbarunya, Presiden Donald Trump memperingatkan Rusia untuk bersiap menyambut rudal-rudal "pintar" AS yang akan ditembakkan ke Suriah.

"Rusia bersumpah akan menembak jatuh semua rudal yang ditembakkan ke Suriah. Bersiaplah Rusia, karena mereka akan datang, bagus, baru dan 'pintar'!," tulis Trump melalui akun Twitter-nya, @realDonaldTrump.

"Anda tidak seharusnya bermitra dengan binatang pembunuh gas yang membunuh orang-orangnya dan menikmatinya!," lanjut Trump menyindir Presiden Assad yang dituduh melakukan serangan senjata kimia di Douma.

Tweeet Presiden Trump ini sebagai balasan atas pernyataan Duta Besar Rusia untuk Lebanon, Alexander Zasypkin, yang memperingatkan Washington untuk tidak menyerang Suriah karena akan direspons oleh militer Moskow.

"Jika ada serangan oleh Amerika, maka...rudal akan jatuh dan bahkan sumber dari mana misil ditembakkan (akan ditargetkan)," kata Zasypkin yang disiarkan stasiun televisi al-Manar, media yang dikelola Hizbullah Lebanon, sebagaimana dikutip Reuters.

"Bentrokan harus dikesampingkan dan oleh karena itu kami siap untuk mengadakan negosiasi," ujar diplomat Rusia ini.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4795 seconds (0.1#10.140)