Arab Saudi Masih Tertarik Normalisasi dengan Israel setelah Perang Gaza Berakhir
loading...
A
A
A
LONDON - Arab Saudi masih tertarik untuk menormalisasi hubungan dengan Israel setelah perang di Gaza, Palestina, berakhir.
Hal itu disampaikan Pangeran Khalid bin Bandar, Duta Besar Arab Saudi di London, kepada BBC.
Pangeran Khalid mengakui bahwa kesepakatan normalisasi sudah hampir tercapai, tetapi kerajaan menghentikan pembicaraan yang ditengahi Amerika Serikat setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.
“Bagi kami, titik akhir pasti mencakup negara Palestina yang merdeka,” katanya.
"Kami hampir mencapai normalisasi, oleh karena itu kami dekat dengan negara Palestina. Yang satu tidak akan terjadi tanpa yang lain. Urutannya, bagaimana pengelolaannya, itulah yang sedang dibahas," papar Pangeran Khalid, yang dilansir Kamis (11/1/2024).
Menurut sang pangeran, normalisasi masih merupakan sebuah harapan namun tidak akan mengorbankan rakyat Palestina, dan bahwa kesepakatan apa pun juga harus mengarah pada pembentukan negara Palestina.
Mengenai peran Inggris dalam konflik yang sedang berlangsung, di mana Israel telah membunuh puluhan ribu warga Palestina, Pangeran Khalid menambahkan bahwa dia ingin melihat Inggris “memoderasi posisinya”. "Memperlakukan Israel dengan cara yang sama memperlakukan orang lain," katanya.
“Titik buta terhadap Israel adalah masalah nyata karena Israel memberikan titik buta terhadap perdamaian,” ujarnya.
Ketika ditanya apakah Arab Saudi melihat Hamas berperan dalam masa depan negara Palestina, Pangeran Khalid mengatakan bahwa hal itu memerlukan banyak pemikiran.
“Selalu ada ruang untuk perubahan jika Anda memiliki optimisme dan harapan. Namun ketika terjadi konflik, hal pertama yang harus Anda sadari adalah kedua belah pihak sama-sama kalah,” ujarnya.
Hal itu disampaikan Pangeran Khalid bin Bandar, Duta Besar Arab Saudi di London, kepada BBC.
Pangeran Khalid mengakui bahwa kesepakatan normalisasi sudah hampir tercapai, tetapi kerajaan menghentikan pembicaraan yang ditengahi Amerika Serikat setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.
“Bagi kami, titik akhir pasti mencakup negara Palestina yang merdeka,” katanya.
"Kami hampir mencapai normalisasi, oleh karena itu kami dekat dengan negara Palestina. Yang satu tidak akan terjadi tanpa yang lain. Urutannya, bagaimana pengelolaannya, itulah yang sedang dibahas," papar Pangeran Khalid, yang dilansir Kamis (11/1/2024).
Baca Juga
Menurut sang pangeran, normalisasi masih merupakan sebuah harapan namun tidak akan mengorbankan rakyat Palestina, dan bahwa kesepakatan apa pun juga harus mengarah pada pembentukan negara Palestina.
Mengenai peran Inggris dalam konflik yang sedang berlangsung, di mana Israel telah membunuh puluhan ribu warga Palestina, Pangeran Khalid menambahkan bahwa dia ingin melihat Inggris “memoderasi posisinya”. "Memperlakukan Israel dengan cara yang sama memperlakukan orang lain," katanya.
“Titik buta terhadap Israel adalah masalah nyata karena Israel memberikan titik buta terhadap perdamaian,” ujarnya.
Ketika ditanya apakah Arab Saudi melihat Hamas berperan dalam masa depan negara Palestina, Pangeran Khalid mengatakan bahwa hal itu memerlukan banyak pemikiran.
“Selalu ada ruang untuk perubahan jika Anda memiliki optimisme dan harapan. Namun ketika terjadi konflik, hal pertama yang harus Anda sadari adalah kedua belah pihak sama-sama kalah,” ujarnya.