Arab Saudi Masih Tertarik Normalisasi dengan Israel setelah Perang Gaza Berakhir

Kamis, 11 Januari 2024 - 09:00 WIB
loading...
Arab Saudi Masih Tertarik Normalisasi dengan Israel setelah Perang Gaza Berakhir
Arab Saudi masih tertarik normalisasi hubungan dengan Israel setelah perang di Gaza, Palestina, berakhir. Foto/REUTERS
A A A
LONDON - Arab Saudi masih tertarik untuk menormalisasi hubungan dengan Israel setelah perang di Gaza, Palestina, berakhir.

Hal itu disampaikan Pangeran Khalid bin Bandar, Duta Besar Arab Saudi di London, kepada BBC.

Pangeran Khalid mengakui bahwa kesepakatan normalisasi sudah hampir tercapai, tetapi kerajaan menghentikan pembicaraan yang ditengahi Amerika Serikat setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

“Bagi kami, titik akhir pasti mencakup negara Palestina yang merdeka,” katanya.

"Kami hampir mencapai normalisasi, oleh karena itu kami dekat dengan negara Palestina. Yang satu tidak akan terjadi tanpa yang lain. Urutannya, bagaimana pengelolaannya, itulah yang sedang dibahas," papar Pangeran Khalid, yang dilansir Kamis (11/1/2024).



Menurut sang pangeran, normalisasi masih merupakan sebuah harapan namun tidak akan mengorbankan rakyat Palestina, dan bahwa kesepakatan apa pun juga harus mengarah pada pembentukan negara Palestina.

Mengenai peran Inggris dalam konflik yang sedang berlangsung, di mana Israel telah membunuh puluhan ribu warga Palestina, Pangeran Khalid menambahkan bahwa dia ingin melihat Inggris “memoderasi posisinya”. "Memperlakukan Israel dengan cara yang sama memperlakukan orang lain," katanya.

“Titik buta terhadap Israel adalah masalah nyata karena Israel memberikan titik buta terhadap perdamaian,” ujarnya.

Ketika ditanya apakah Arab Saudi melihat Hamas berperan dalam masa depan negara Palestina, Pangeran Khalid mengatakan bahwa hal itu memerlukan banyak pemikiran.

“Selalu ada ruang untuk perubahan jika Anda memiliki optimisme dan harapan. Namun ketika terjadi konflik, hal pertama yang harus Anda sadari adalah kedua belah pihak sama-sama kalah,” ujarnya.

“Masalah yang kita hadapi saat ini dengan pemerintahan Israel saat ini adalah adanya perspektif ekstrem dan absolutis yang tidak berhasil mencapai kompromi dan oleh karena itu konflik tidak akan pernah berakhir,” imbuh dia.

Pada Senin lalu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman di Riyadh dengan agenda normalisasi.

“Ada minat yang jelas di sini untuk mewujudkan hal itu,” kata Blinken.

“Tetapi hal ini memerlukan penghentian konflik di Gaza, dan juga jelas memerlukan adanya jalan praktis menuju negara Palestina,” katanya kepada wartawan.

Arab Saudi belum secara resmi mengakui Israel sejak didirikan pada tahun 1948.

Diskusi mengenai normalisasi tiba-tiba terhenti setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, yang menewaskan 1.140 orang.

Sejak itu, Israel telah membunuh sedikitnya 23.200 warga Palestina di Gaza, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Dalam beberapa tahun terakhir, Israel telah menormalisasi hubungan dengan sejumlah negara Timur Tengah, termasuk Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko.
(mas)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1932 seconds (0.1#10.140)