RS India Gunakan Kaki Hasil Amputasi untuk Bantal Pasien
A
A
A
NEW DELHI - Staf rumah sakit di Uttar Pradesh, India, mendapat kecaman setelah sebuah video menunjukan salah satu kaki pasien yang diamputasi digunakan sebagai bantal untuk menopang kepalanya setelah dioperasi. Investigasi pun langsung dilakukan oleh otoritas setempat.
Insiden perlakuan memalukan dan tidak berperasaan itu terjadi di Maharani Laxmibai Medical College di Jhansi, di negara bagian Uttar Pradesh bagian selatan. Pasien dibawa ke rumah sakit menyusul kecelakaan lalu lintas yang menimpa dirinya. Dokter dipaksa mengamputasi kaki kirinya dan kaki bagian bawah.
Dalam video yang muncul, pasien yang merupakan seorang laki-laki terbaring di tempat tidur perawatan dengan kaki hasil amputasi di bawah kepalanya. Kepala rumah sakit Sadhna Kaushik mengklaim bahwa kerabat pasien yang telah menempatkan potongan anggota badan itu di bawah kepalanya, dan staf rumah sakit yang memindahkannya.
Kaushik kepada wartawan TV mengatakan bahwa dokter yang menangani pasien memerlukan sesuatu untuk mengangkat kepalanya dan "orang yang menemai pasien" menggunakan kakinya.
Tapi saudara ipar pasien membantah pernyataan tersebut.
"Ketika kami sampai di rumah sakit kami menemukan kakinya yang teramputasi di bawah kepalanya, saat kami bertanya ke rumah sakit tentang hal itu, mereka tidak menjawab apapun. Tidak ada yang mendengar kami dari pukul delapan pagi sampai pukul dua malam," kata Janaki Prasad.
"Kami terus bertanya mengapa dia tidak diberi bantal, tidak ada dokter yang mendengarkan kami, lalu kami harus mengambil kakinya dan menyimpannya ke samping," imbuhnya seperti dikutip dari RT, Minggu (11/3/2018).
Kaushik mengatakan pihaknya telah membentuk sebuah komite untuk menyelidiki insiden tersebut. Ia pun bersumpah akan bertindak tegas jika terbukti ada staf yang bertanggung jawab atas kejadian itu. Ia mengatakan seorang dokter ortopedi residen senior, petugas medis darurat, seorang perawat yang bertanggung jawab dan anggota staf lainnya telah diskors, menunggu penyelidikan tersebut, sementara proses persidangan dimulai dengan seorang konsultan on-call doctor.
Wakil Menteri Luar Negeri Uttar Pradesh Dinesh Sharma mengatakan bahwa dia tidak memiliki cukup informasi untuk mengomentari skandal tersebut.
Insiden perlakuan memalukan dan tidak berperasaan itu terjadi di Maharani Laxmibai Medical College di Jhansi, di negara bagian Uttar Pradesh bagian selatan. Pasien dibawa ke rumah sakit menyusul kecelakaan lalu lintas yang menimpa dirinya. Dokter dipaksa mengamputasi kaki kirinya dan kaki bagian bawah.
Dalam video yang muncul, pasien yang merupakan seorang laki-laki terbaring di tempat tidur perawatan dengan kaki hasil amputasi di bawah kepalanya. Kepala rumah sakit Sadhna Kaushik mengklaim bahwa kerabat pasien yang telah menempatkan potongan anggota badan itu di bawah kepalanya, dan staf rumah sakit yang memindahkannya.
Kaushik kepada wartawan TV mengatakan bahwa dokter yang menangani pasien memerlukan sesuatu untuk mengangkat kepalanya dan "orang yang menemai pasien" menggunakan kakinya.
Tapi saudara ipar pasien membantah pernyataan tersebut.
"Ketika kami sampai di rumah sakit kami menemukan kakinya yang teramputasi di bawah kepalanya, saat kami bertanya ke rumah sakit tentang hal itu, mereka tidak menjawab apapun. Tidak ada yang mendengar kami dari pukul delapan pagi sampai pukul dua malam," kata Janaki Prasad.
"Kami terus bertanya mengapa dia tidak diberi bantal, tidak ada dokter yang mendengarkan kami, lalu kami harus mengambil kakinya dan menyimpannya ke samping," imbuhnya seperti dikutip dari RT, Minggu (11/3/2018).
Kaushik mengatakan pihaknya telah membentuk sebuah komite untuk menyelidiki insiden tersebut. Ia pun bersumpah akan bertindak tegas jika terbukti ada staf yang bertanggung jawab atas kejadian itu. Ia mengatakan seorang dokter ortopedi residen senior, petugas medis darurat, seorang perawat yang bertanggung jawab dan anggota staf lainnya telah diskors, menunggu penyelidikan tersebut, sementara proses persidangan dimulai dengan seorang konsultan on-call doctor.
Wakil Menteri Luar Negeri Uttar Pradesh Dinesh Sharma mengatakan bahwa dia tidak memiliki cukup informasi untuk mengomentari skandal tersebut.
(ian)