Israel Bunuh 8.800 Anak-anak Palestina dalam 82 Hari
loading...
A
A
A
Mereka terpaksa terpecah menjadi dua kelompok, ada yang mengungsi di Rumah Sakit Nasser, ada pula yang berakhir di Rumah Sakit Eropa.
Berbicara kepada Middle East Eye, Abu Daqqa menggambarkan akomodasi darurat di dalam lingkungan rumah sakit.
“Kami tidak mempunyai pilihan lain selain mendirikan tenda yang terbuat dari nilon dan penutup tempat tidur pasien,” ujar dia.
Dia menambahkan, tempat yang penuh sesak ini juga dirusak oleh tidak adanya pasokan air yang terus menerus, sehingga menghambat kemampuan mereka menjaga kebersihan, yang berujung pada penyebaran penyakit mematikan.
“Api yang dinyalakan menggunakan kain dan sepatu, memperburuk polusi dan bahaya kesehatan,” ungkap dia.
Abu Daqqa menambahkan, anak-anak sangat rentan, dimana kasus gastroenteritis muncul karena lingkungan yang tercemar.
Air yang tidak mencukupi untuk mandi dan waktu tunggu yang lama untuk mengakses kamar mandi – terkadang hingga satu jam, menambah penderitaan mereka.
Pada Rabu, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan jumlah korban tewas akibat operasi Israel telah melampaui 21.000 orang, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Herzi Halevi, panglima angkatan bersenjata Israel, pada Selasa (26/12/2023) mengatakan permusuhan akan berlanjut selama “berbulan-bulan lagi”.
Lebih dari 1,9 juta warga Palestina telah menjadi pengungsi sejak awal serangan Gaza, menurut perkiraan PBB.
Berbicara kepada Middle East Eye, Abu Daqqa menggambarkan akomodasi darurat di dalam lingkungan rumah sakit.
“Kami tidak mempunyai pilihan lain selain mendirikan tenda yang terbuat dari nilon dan penutup tempat tidur pasien,” ujar dia.
Dia menambahkan, tempat yang penuh sesak ini juga dirusak oleh tidak adanya pasokan air yang terus menerus, sehingga menghambat kemampuan mereka menjaga kebersihan, yang berujung pada penyebaran penyakit mematikan.
“Api yang dinyalakan menggunakan kain dan sepatu, memperburuk polusi dan bahaya kesehatan,” ungkap dia.
Abu Daqqa menambahkan, anak-anak sangat rentan, dimana kasus gastroenteritis muncul karena lingkungan yang tercemar.
Air yang tidak mencukupi untuk mandi dan waktu tunggu yang lama untuk mengakses kamar mandi – terkadang hingga satu jam, menambah penderitaan mereka.
Pada Rabu, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan jumlah korban tewas akibat operasi Israel telah melampaui 21.000 orang, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Herzi Halevi, panglima angkatan bersenjata Israel, pada Selasa (26/12/2023) mengatakan permusuhan akan berlanjut selama “berbulan-bulan lagi”.
Lebih dari 1,9 juta warga Palestina telah menjadi pengungsi sejak awal serangan Gaza, menurut perkiraan PBB.