Rezim Kim Jong-un Bantah Pasok Senjata Kimia ke Suriah

Jum'at, 02 Maret 2018 - 10:43 WIB
Rezim Kim Jong-un Bantah Pasok Senjata Kimia ke Suriah
Rezim Kim Jong-un Bantah Pasok Senjata Kimia ke Suriah
A A A
SEOUL - Rezim Kim Jong-un membantah laporan bahwa Korea Utara (Korut) bekerja sama dengan rezim Suriah untuk memasok senjata kimia. Pyongyang menganggap laporan dari PBB itu merupakan rekayasa Amerika Serikat (AS).

Kantor berita negara Korut, KCNA, mengutip seorang juru bicara di lembaga penelitian kementerian luar negeri untuk Amerika, mengatakan bahwa AS membuat argumen yang tidak masuk akal dengan menuduh Suriah untuk memproduksi senjata kimia.

”Seperti yang telah kami katakan dengan jelas beberapa kali, republik kami tidak mengembangkan, memproduksi dan menimbun senjata kimia dan menentang senjata kimia seperti itu,” kata juru bicara itu kepada KCNA tanpa disebutkan namanya, yang dilansir Reuters, Jumat (2/3/2018).

Robert Wood, Duta Besar Perlucutan Senjata AS untuk Konferensi Perlucutan Senjata PBB, mengatakan pada hari Rabu bahwa telah ada sejarah hubungan antara kedua negara tersebut terkait dengan aktivitas rudal dan komponen senjata kimia.

Menurut sebuah dokumen rahasia tentang laporan pelanggaran sanksi Korut, rezim Pyongyang sudah dua kali memasok komponen untuk program senjata kimia Suriah dalam enam bulan terakhir.

Korea Utara telah mendapat sanksi PBB sejak tahun 2006 terkait program senjata nuklir dan rudal balistiknya. Dewan Keamana PBB menambah sanksi tersebut sebagai respons atas enam uji coba senjata nuklir dan beberapa rudal balistik jarak jauh.

Badan pengawas senjata kimia dunia di Den Haag membuka sebuah penyelidikan pada hari Minggu setelah muncul laporan terjadi serangan senjata kimia di wilayah Ghouta Timur, Suriah. Wilayah itu jadi medan tempur sengit antara pasukan rezim Suriah dengan pasukan oposisi atau pemberontak.

Suriah di bawah kepemimpinan Presiden Bashar al-Assad pada tahun 2013 sudah menandatangani perjanjian internasional untuk melucuti senjata kimia. Kesediaan Suriah itu berkat bujukan Moskow untuk mencegah serangan udara AS terhadap Damaskus sebagai pembalasan atas serangan senjata kimia yang oleh Washington disebut menewaskan ratusan orang.

Pada tahun-tahun berikutnya, tumpukan gas beracun yang terlarang di Suriah telah dihancurkan oleh tim pemantau internasional.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5895 seconds (0.1#10.140)