Emosional, Korban Penembakan Florida Tuntut UU Pengontrol Senjata

Minggu, 18 Februari 2018 - 05:28 WIB
Emosional, Korban Penembakan Florida Tuntut UU Pengontrol Senjata
Emosional, Korban Penembakan Florida Tuntut UU Pengontrol Senjata
A A A
FLORIDA - Siswa dan guru yang selamat dari penembakan di sekolah menengah di Florida melakukan aksi demonstrasi. Secara emosional mereka menuntut pemerintah untuk mengendalikan penggunaan senjata.

Setidaknya seribu orang berkumpul di depan gedung pengadilan federal di Fort Lauderdale. Mereka berorasi yang merujuk pada korban tewas dan menuntut undang-undang senjata yang lebih ketat. Sedikitnya 17 siswa dan guru tewas saat seorang penyerang menembaki Marjory Stoneman Douglas High School minggu ini.

Nyanyian "cukup, sudah cukup!" dan "Tidak ada lagi senjata!" bergema dalam aksi demonstrasi tersebut. Para demonstran juga membawa sejumlah pesan seperti "melindungi hidup bukan senjata".

"Ini bukan hanya masalah kesehatan mental. Dia tidak akan menyakiti banyak siswa dengan pisau," kata seorang siswa Emma Gonzalez tentang pelaku penyerangan.

Suara Emma bergetar karena kemarahan saat ia menentang cuitan Presiden Donald Trump yang menyebut pelaku pembantaian terganggu secara mental.

"Jika presiden ingin mendatangi saya dan mengatakan kepada saya bahwa ini adalah tragedi yang mengerikan dan bagaimana hal itu seharusnya tidak pernah terjadi dan terus mengatakan kepada kita bagaimana tidak ada yang akan dilakukan mengenai hal itu," kata Gonzalez pada peserta aksi.

"Saya akan dengan senang hati bertanya kepadanya berapa banyak uang yang dia terima dari National Rifle Association," cetusnya seperti dikutip dari Independent, Minggu (18/2/2018).

Dia lantas memimpin kerumunan dengan teriakan "Shame on You!" mereferensikan politisi yang menerima sumbangan National Rifle Association.

Sementara itu dengan menahan tangis, seorang guru Melissa Falkowski menceritakan bagaimana dirinya selamat dari serangan horor tersebut.

"Tidak ada guru yang harus berkumpul di lemari dengan murid-muridnya agar tetap tenang," katanya.

Beberapa orator meminta pejabat mereka yang terpilih, keduanya di ibukota negara bagian di Tallahassee dan di Washington, untuk memberlakukan tindakan pengendalian senjata yang lebih ketat seperti larangan senjata serbu. Sebagaimana diketahui, pelaku penyerangan di Marjory Stoneman Douglas High School AR-15, sejenis senapan semi otomatis biasa.

"Sudah melewati masa lalu bahwa tidak ada warga sipil yang memiliki akses ke AR-15," kata presiden Union of Broward Teachers Union, Anna Fusco.

"Sudah saatnya beraksi sekarang. Sudah waktunya lebih dari sekedar pikiran dan doa. Sudah lama kita melakukan pemeriksaan ekstrim saat berhubungan dengan senjata api," tambahnya, merujuk pada seruan Trump untuk pemeriksaan ekstrim para imigran.

Politisi Republik, Ted Deutch menyerukan untuk melarang senjata serbu, menambahkan bahwa Kongres harus melarang magazine berkapasitas tinggi, memperluas pemeriksaan latar belakang dan menaikkan usia minimum untuk membeli senapan dari 18 sampai 21.

Orator meminta peserta untuk menerjemahkan kesedihan dan kemarahan mereka ke dalam perubahan politik.

"Kami harus mengubah kemarahan, frustrasi, amarah kami untuk bertindak. Kami harus memilih, kami harus memilih, kami harus memilih", kata Inspektur Sekolah Umum Broward County Robert Runcie.

"Kami membutuhkan undang-undang senjata yang sesuai dengan akal sehat sekarang," serunya.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4425 seconds (0.1#10.140)