Adik Kim Jong-un dan Presiden Korsel Berdampingan Nonton Konser
A
A
A
SEOUL - Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in dan adik diktator Korea Utara (Korut) Kim Jong Jong, Kim Yo-jong, duduk berdampingan menotong konser Samiregori Pyongyang di Seoul. Artis K-pop Girls Generation, Seohyun, ikut meramaikan konser dua negara itu.
Pemandangan akrabnya Presiden Korsel dan adik diktator Korut itu berlangsung pada hari Minggu. Mereka menikmati suguhan seni yang dipentaskan kelompok seni Pyongyang yang dipimpin pentolan Moranbong band yang merupakan mantan pacar Kim Jong-un.
Konser berlangsung di saat demonstran Korsel membakar bendera Korut di luar gedung teater.
Pertunjukan tersebut merupakan elemen akhir dari kunjungan delegasi Korut sebelum pulang ke Pyongyang dengan jet pribadi. Acara seni itu jadi sorotan karena dianggap berkontribusi dalam pendekatan diplomatik kedua Korea untuk meramaikan Olimpiade.
Presiden Moon dan adik Kim Jong-un sebelumnya telah berbagi Kimchi dan Soju di meja yang sama pada upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018.
Kim Yo-jong tercatat sebagai orang pertama dari keluarga penguasa Korut yang berkunjung ke Korsel sejak Perang Korea. Tak hanya kunjungan biasa, perempuan muda yang dijuluki “Ivanka Trump”-nya Korut ini menyampaikan surat dari Kim Jong-un kepada Presiden Moon berisi undangan pribadi untuk berkunjung ke Pyongyang.
Moon belum merespons undangan tersebut. Dia mengatakan masih berharap pada “kondisi yang tepat”.
Pada makan malam sebelumnya dengan pejabat senior Seoul, Kim Yo-jong mengatakan bahwa dia menemukan kedua Korea masih memiliki banyak kesamaan meskipun berpuluh-puluh tahun berpisah.
“Sebelum terbang ke Korsel, dia menduga keadaan akan sangat berbeda dan tidak biasa,” kata kantor Presiden Moon mengutip kata-kata adik Kim Jong-un tersebut.
”Tapi ternyata ada banyak hal yang serupa dan sama,” lanjut pernyataan kantor tersebut, seperti dikutip AFP, Senin (12/2/2018). ”Saya harap hari kita menjadi satu akan dibawa ke masa depan.”
Namun, sikap ramah Presiden Moon telah membuat marah kaum konservatif Korsel. Moon dituduh sebagai simpatisan Korut dan merongrong aliansi keamanan dengan Amerika Serikat.
”Setelah komunis memerah di jantung Kota Seoul, ini adalah sebuah perenungan!,” teriak seorang demonstran di tengah puluhan orang lainnya yang melambaikan spanduk berisi kecaman kepada Moon maupun Kim Jong-un.
”Kami menentang Olimpiade politik yang buruk!,” bunyi salah satu spanduk demonstran.
Beberapa demonstran bahkan membakar bendera Korut sampai akhirnya polisi Seoul turun tangan.”Mari kita koyak Kim Jong-un sampai mati!,” teriak demonstran sambil merobek sebuah poster.
Pemandangan akrabnya Presiden Korsel dan adik diktator Korut itu berlangsung pada hari Minggu. Mereka menikmati suguhan seni yang dipentaskan kelompok seni Pyongyang yang dipimpin pentolan Moranbong band yang merupakan mantan pacar Kim Jong-un.
Konser berlangsung di saat demonstran Korsel membakar bendera Korut di luar gedung teater.
Pertunjukan tersebut merupakan elemen akhir dari kunjungan delegasi Korut sebelum pulang ke Pyongyang dengan jet pribadi. Acara seni itu jadi sorotan karena dianggap berkontribusi dalam pendekatan diplomatik kedua Korea untuk meramaikan Olimpiade.
Presiden Moon dan adik Kim Jong-un sebelumnya telah berbagi Kimchi dan Soju di meja yang sama pada upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018.
Kim Yo-jong tercatat sebagai orang pertama dari keluarga penguasa Korut yang berkunjung ke Korsel sejak Perang Korea. Tak hanya kunjungan biasa, perempuan muda yang dijuluki “Ivanka Trump”-nya Korut ini menyampaikan surat dari Kim Jong-un kepada Presiden Moon berisi undangan pribadi untuk berkunjung ke Pyongyang.
Moon belum merespons undangan tersebut. Dia mengatakan masih berharap pada “kondisi yang tepat”.
Pada makan malam sebelumnya dengan pejabat senior Seoul, Kim Yo-jong mengatakan bahwa dia menemukan kedua Korea masih memiliki banyak kesamaan meskipun berpuluh-puluh tahun berpisah.
“Sebelum terbang ke Korsel, dia menduga keadaan akan sangat berbeda dan tidak biasa,” kata kantor Presiden Moon mengutip kata-kata adik Kim Jong-un tersebut.
”Tapi ternyata ada banyak hal yang serupa dan sama,” lanjut pernyataan kantor tersebut, seperti dikutip AFP, Senin (12/2/2018). ”Saya harap hari kita menjadi satu akan dibawa ke masa depan.”
Namun, sikap ramah Presiden Moon telah membuat marah kaum konservatif Korsel. Moon dituduh sebagai simpatisan Korut dan merongrong aliansi keamanan dengan Amerika Serikat.
”Setelah komunis memerah di jantung Kota Seoul, ini adalah sebuah perenungan!,” teriak seorang demonstran di tengah puluhan orang lainnya yang melambaikan spanduk berisi kecaman kepada Moon maupun Kim Jong-un.
”Kami menentang Olimpiade politik yang buruk!,” bunyi salah satu spanduk demonstran.
Beberapa demonstran bahkan membakar bendera Korut sampai akhirnya polisi Seoul turun tangan.”Mari kita koyak Kim Jong-un sampai mati!,” teriak demonstran sambil merobek sebuah poster.
(mas)