Pariwisata Israel Hancur karena Perang, 600 Pegawai Bandara Ben Gurion Cuti Tanpa Gaji
loading...

Pegawai di pintu masuk kedatangan penumpang di Bandara Internasional Ben Gurion Israel. Foto/lleewu/Flickr
A
A
A
TEL AVIV - Bandara Internasional Ben Gurion Israel telah menempatkan 600 karyawannya dalam cuti tanpa gaji akibat perang brutal yang dilancarkan rezim kolonial di Jalur Gaza.
Kampanye pengeboman negara kolonial di Gaza telah melemahkan industri pariwisata Israel, menurut badan Penyiaran Israel (Kan) pada Senin (18/12/2023).
Mengutip Otoritas Bandara Israel, Kan melaporkan, “Sekitar 600 staf bandara ditempatkan dalam cuti tanpa gaji, dan jam kerja 1.000 pegawai lainnya telah dikurangi sebesar 25%.”
“Otoritas Bandara mengadakan pembicaraan dengan para pekerja di beberapa departemen di bandara, di mana mereka mengumumkan keputusannya menempatkan beberapa staf pada cuti yang tidak dibayar dan mengurangi beban kerja yang lain,” ungkap laporan Kan.
Menurut laporan tersebut, “Sekitar 4.600 pekerja bekerja di bandara, tetapi setelah keputusan ini, hanya sekitar 3.000 pekerja yang akan bekerja penuh waktu.”
Mayoritas maskapai penerbangan internasional telah menghentikan penerbangan ke dan dari bandara tersebut sejak dimulainya perang Israel di Gaza pada 7 Oktober 2023.
Serangan brutal Israel ke Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 20.000 warga Palestina, jika korban yang masih hilang di reruntuhan gedung dianggap meninggal.
Baca juga: Mesir Tolak Pengerahan Pasukan Gabungan dengan Israel di Perbatasan Gaza
Kampanye pengeboman negara kolonial di Gaza telah melemahkan industri pariwisata Israel, menurut badan Penyiaran Israel (Kan) pada Senin (18/12/2023).
Mengutip Otoritas Bandara Israel, Kan melaporkan, “Sekitar 600 staf bandara ditempatkan dalam cuti tanpa gaji, dan jam kerja 1.000 pegawai lainnya telah dikurangi sebesar 25%.”
“Otoritas Bandara mengadakan pembicaraan dengan para pekerja di beberapa departemen di bandara, di mana mereka mengumumkan keputusannya menempatkan beberapa staf pada cuti yang tidak dibayar dan mengurangi beban kerja yang lain,” ungkap laporan Kan.
Menurut laporan tersebut, “Sekitar 4.600 pekerja bekerja di bandara, tetapi setelah keputusan ini, hanya sekitar 3.000 pekerja yang akan bekerja penuh waktu.”
Mayoritas maskapai penerbangan internasional telah menghentikan penerbangan ke dan dari bandara tersebut sejak dimulainya perang Israel di Gaza pada 7 Oktober 2023.
Serangan brutal Israel ke Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 20.000 warga Palestina, jika korban yang masih hilang di reruntuhan gedung dianggap meninggal.
Baca juga: Mesir Tolak Pengerahan Pasukan Gabungan dengan Israel di Perbatasan Gaza
(sya)
Lihat Juga :