Rusia Kembangkan Torpedo Hipersonik Nuklir Juga Diusik AS

Sabtu, 03 Februari 2018 - 08:16 WIB
Rusia Kembangkan Torpedo...
Rusia Kembangkan Torpedo Hipersonik Nuklir Juga Diusik AS
A A A
WASHINGTON - Dalih Amerika Serikat (AS) untuk ekspansi kemampuan senjata nuklirnya tertuang dalam dokumen Nuclear Posture Review (NPR) yang secara resmi dirilis hari Jumat waktu Washington. Tindakan Rusia mengembangkan torpedo bawah laut hipersonik bertenaga nuklir ikut dijadikan alasan AS dalam ekspansi tersebut.

Pejabat Pentagon berargumen sejak review nuklir yang terakhir, Rusia telah memperluas dan memodernisasi senjata nuklir non-strategisnya, mencaplok Crimea pada tahun 2014, dan meluncurkan rudal jelajah dari darat.

Peluncuran rudal jelajah itu berarti melanggar perjanjian yang bernama Intermediate-range Nuclear Forces (INF) 1987. Perjanjian itu melarang pengujian dan penjatuhan rudal dengan kisaran 500-5,500km (310-3,417 mil).

”AS bukan berlomba senjata, kami menanggapi inisiatif Rusia di sini,” ujar Greg Weaver, wakil direktur kemampuan strategis di Pentagon, seperti dikutip Reuters, Sabtu (3/2/2018).

Baca Juga: Waswas Senjata Rusia, Dalih AS Ekspansi Kemampuan Nuklirnya

Beberapa ahli mempertanyakan ekspansi kemampuan senjata nuklir pemerintah Presiden Donald Trump tersebut.

Jon Wolfsthal, mantan penasihat utama Presiden Barack Obama mengenai kontrol senjata, mengatakan ada kemungkinan hal itu bisa menyebabkan salah perhitungan.

”Jika kita menempatkan senjata nuklir pada rudal jelajah dan kita meluncurkan rudal jelajah konvensional, bagaimana Rusia tahu bahwa itu konvensional?,” katanya.

Kingston Reif, direktur penelitian perlucutan senjata pada kelompok advokasi Asosiasi Pengendali Persenjataan, mengatakan bahwa dokumen tersebut dapat mendukung perlombaan senjata jenis baru.

”Ini bukan perlombaan senjata dalam hal angka seperti pada masa Perang Dingin, tapi merupakan perlombaan senjata yang melibatkan lebih dari sekadar Amerika Serikat dan Rusia dan ini melibatkan peningkatan dan peningkatan kemampuan kekuatan nuklir yang ada,” kata Reif.

Review tersebut merekomendasikan untuk melanjutkan pengembangan bom B-83, senjata nuklir terbesar di gudang senjata AS, sampai ditemukan penggantinya. Dokumen itu jelas membalikkan rencana Washington sebelumnya untuk untuk menghentikan pengembangan bom mengerikan tersebut.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0849 seconds (0.1#10.140)