4 Pemicu Tentara Israel Makin Frustasi dalam Perang Melawan Hamas
loading...
A
A
A
Insiden itu terjadi sekitar pukul 10 pagi ketika pasukan IDF melihat tiga sosok mencurigakan berlari ke arah mereka. Setelah salah mengidentifikasi mereka sebagai teroris, tentara melepaskan tembakan yang mengakibatkan kematian mereka. Pemindaian selanjutnya menimbulkan kecurigaan bahwa salah satu korban adalah orang Israel.
Yotam Chaim diidentifikasi pertama kali, kemungkinan besar karena tatonya. Hal ini mengarah pada penyelidikan menyeluruh, di mana ketiga jenazah diperiksa di Israel, yang akhirnya mengidentifikasi dua korban penculikan lainnya, Samar Fouad Talalka dan Alon Shamriz.
Informasi tersebut segera disampaikan kepada komandan brigade dan pemimpin Komando Selatan, yang memerintahkan penyelidikan mendalam untuk memahami keadaan insiden tersebut di tengah seringnya terjadi pertemuan baru-baru ini di daerah tersebut. Tujuannya adalah untuk belajar dan beradaptasi untuk pertempuran di masa depan, yang bertujuan untuk mencegah kejadian serupa meskipun peperangan perkotaan sangatlah rumit.
Saat ini, IDF sedang mencoba untuk memastikan apakah ketiga korban penculikan berhasil melarikan diri dari penculiknya pada saat rentan, atau apakah para teroris sedang mempertahankan lokasi tersebut dan kemudian terbunuh oleh tembakan IDF.
Sumber keamanan menekankan bahwa setelah insiden parah tersebut, IDF memulai pencarian ekstensif untuk menentukan lokasi di mana ketiganya ditahan. Tujuannya adalah untuk mengekstrak rincian penting untuk menjelaskan peristiwa tersebut, memahami keadaan penawanan dan memastikan apakah ada korban penculikan lainnya.
Sumber-sumber IDF menjelaskan bahwa peristiwa tragis tersebut menyebabkan 'frustrasi besar' di antara pasukan, yang tanpa kenal lelah berupaya menemukan para korban penculikan meskipun terdapat risiko yang terus berlanjut, termasuk terhadap nyawa tentara.
Foto/Reuters
Perlu dicatat juga bahwa insiden tersebut, yang diakhiri dengan kesalahan identifikasi dan kematian ketiga korban penculikan saat melarikan diri dari penculiknya, kemungkinan besar berusaha mencapai daerah aman dan kemudian perbatasan Israel.
Sumber militer lainnya menyoroti pengumpulan intelijen intensif berdasarkan lokasi dan status para korban penculikan, yang melibatkan masukan dari Shin Bet, Mossad, dan Direktorat Intelijen Militer.
Yotam Chaim diidentifikasi pertama kali, kemungkinan besar karena tatonya. Hal ini mengarah pada penyelidikan menyeluruh, di mana ketiga jenazah diperiksa di Israel, yang akhirnya mengidentifikasi dua korban penculikan lainnya, Samar Fouad Talalka dan Alon Shamriz.
Informasi tersebut segera disampaikan kepada komandan brigade dan pemimpin Komando Selatan, yang memerintahkan penyelidikan mendalam untuk memahami keadaan insiden tersebut di tengah seringnya terjadi pertemuan baru-baru ini di daerah tersebut. Tujuannya adalah untuk belajar dan beradaptasi untuk pertempuran di masa depan, yang bertujuan untuk mencegah kejadian serupa meskipun peperangan perkotaan sangatlah rumit.
Saat ini, IDF sedang mencoba untuk memastikan apakah ketiga korban penculikan berhasil melarikan diri dari penculiknya pada saat rentan, atau apakah para teroris sedang mempertahankan lokasi tersebut dan kemudian terbunuh oleh tembakan IDF.
Sumber keamanan menekankan bahwa setelah insiden parah tersebut, IDF memulai pencarian ekstensif untuk menentukan lokasi di mana ketiganya ditahan. Tujuannya adalah untuk mengekstrak rincian penting untuk menjelaskan peristiwa tersebut, memahami keadaan penawanan dan memastikan apakah ada korban penculikan lainnya.
Sumber-sumber IDF menjelaskan bahwa peristiwa tragis tersebut menyebabkan 'frustrasi besar' di antara pasukan, yang tanpa kenal lelah berupaya menemukan para korban penculikan meskipun terdapat risiko yang terus berlanjut, termasuk terhadap nyawa tentara.
4. Tidak Memiliki Kemampuan Identifikasi
Foto/Reuters
Perlu dicatat juga bahwa insiden tersebut, yang diakhiri dengan kesalahan identifikasi dan kematian ketiga korban penculikan saat melarikan diri dari penculiknya, kemungkinan besar berusaha mencapai daerah aman dan kemudian perbatasan Israel.
Sumber militer lainnya menyoroti pengumpulan intelijen intensif berdasarkan lokasi dan status para korban penculikan, yang melibatkan masukan dari Shin Bet, Mossad, dan Direktorat Intelijen Militer.
(ahm)