Putin: Yang Terjadi di Gaza Adalah Malapetaka, Lihat Bedanya dengan Ukraina
loading...
A
A
A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan apa yang terjadi di Jalur Gaza di tangan pasukan Israel adalah sebuah malapetaka. Dia pun minta semua orang melihat perbedaannya dengan operasi militer Rusia di Ukraina.
“Apa yang terjadi (di Jalur Gaza) tentu saja merupakan sebuah malapetaka,” kata Putin pada hari Kamis pada sesi tanya jawab gabungan Direct Line dan konferensi pers akhir tahun, seperti dikutip dari kantor berita TASS, Jumat (15/12/2023).
Berbicara mengenai ribuan perempuan dan anak-anak yang dibunuh di Gaza oleh pasukan Israel, presiden Rusia menegaskan kembali bahwa Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres “menyebut Jalur Gaza saat ini sebagai kuburan anak-anak terbesar di dunia.”
“Penilaian ini sangat jitu. Ini adalah penilaian objektif, tidak ada yang perlu ditambahkan,” kata Putin.
“Lihatlah operasi militer khusus (di Ukraina) dan apa yang terjadi di Gaza dan rasakan perbedaannya. Tidak ada hal seperti ini di Ukraina,” lanjut Putin.
Putin juga mengatakan bahwa Rusia ingin mendirikan rumah sakit lapangan di Gaza tetapi Israel tidak mengizinkannya.
“Ketika saya mengunjungi Uni Emirat Arab, saya mengetahui bahwa mereka telah mendirikan rumah sakit lapangan di Gaza, dekat pos pemeriksaan Rafah dan kami berbicara tentang kemungkinan Rusia mendirikan rumah sakit di lokasi yang sama, di sebuah stadion,” kata Putin.
“Saya sudah berbicara dengan presiden Mesir, dia mendukung gagasan ini. Saya sudah berbicara dengan Perdana Menteri (Israel Benjamin) Netanyahu, mereka sudah membicarakan hal ini dengan berbagai lembaga, dan pihak Israel tidak mendukung hal ini,” imbuh dia.
“(Israel) percaya bahwa mendirikan rumah sakit Rusia di Gaza tidak aman, tapi ini tidak berarti kami akan menghentikan upaya tersebut.”
Moskow telah mempertahankan posisi yang jelas menuntut gencatan senjata segera dan tanpa syarat di Gaza.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 18.787 warga Palestina telah terbunuh dan lebih dari 50.897 terluka dalam genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza mulai tanggal 7 Oktober.
Perkiraan Palestina dan internasional menyebutkan bahwa mayoritas dari mereka yang terbunuh dan terluka adalah perempuan dan anak-anak.
“Apa yang terjadi (di Jalur Gaza) tentu saja merupakan sebuah malapetaka,” kata Putin pada hari Kamis pada sesi tanya jawab gabungan Direct Line dan konferensi pers akhir tahun, seperti dikutip dari kantor berita TASS, Jumat (15/12/2023).
Berbicara mengenai ribuan perempuan dan anak-anak yang dibunuh di Gaza oleh pasukan Israel, presiden Rusia menegaskan kembali bahwa Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres “menyebut Jalur Gaza saat ini sebagai kuburan anak-anak terbesar di dunia.”
“Penilaian ini sangat jitu. Ini adalah penilaian objektif, tidak ada yang perlu ditambahkan,” kata Putin.
“Lihatlah operasi militer khusus (di Ukraina) dan apa yang terjadi di Gaza dan rasakan perbedaannya. Tidak ada hal seperti ini di Ukraina,” lanjut Putin.
Putin juga mengatakan bahwa Rusia ingin mendirikan rumah sakit lapangan di Gaza tetapi Israel tidak mengizinkannya.
“Ketika saya mengunjungi Uni Emirat Arab, saya mengetahui bahwa mereka telah mendirikan rumah sakit lapangan di Gaza, dekat pos pemeriksaan Rafah dan kami berbicara tentang kemungkinan Rusia mendirikan rumah sakit di lokasi yang sama, di sebuah stadion,” kata Putin.
“Saya sudah berbicara dengan presiden Mesir, dia mendukung gagasan ini. Saya sudah berbicara dengan Perdana Menteri (Israel Benjamin) Netanyahu, mereka sudah membicarakan hal ini dengan berbagai lembaga, dan pihak Israel tidak mendukung hal ini,” imbuh dia.
“(Israel) percaya bahwa mendirikan rumah sakit Rusia di Gaza tidak aman, tapi ini tidak berarti kami akan menghentikan upaya tersebut.”
Moskow telah mempertahankan posisi yang jelas menuntut gencatan senjata segera dan tanpa syarat di Gaza.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 18.787 warga Palestina telah terbunuh dan lebih dari 50.897 terluka dalam genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza mulai tanggal 7 Oktober.
Perkiraan Palestina dan internasional menyebutkan bahwa mayoritas dari mereka yang terbunuh dan terluka adalah perempuan dan anak-anak.
(mas)