Ilmuwan Sukses Kloning Monyet, Potensi Kloning Manusia Terbuka
A
A
A
LONDON - Ilmuwan China sukses mengkloning monyet dengan menggunakan teknik yang sama yang menghasilkan dua domba Dolly pada dua dekade yang lalu. Keberhasilan ini sekaligus memecahkan hambatan teknis yang bisa membuka pintu potensi untuk mengkloning manusia.
Zhong Zhong dan Hua Hua, dua ekor monyet ekor panjang yang identik, lahir delapan dan enam minggu yang lalu. Kedunya menjadi hewan primata pertama yang lahir melalui kloning dari sel non-embrio.
Ilmuwan di Chinese Academy of Sciences Institute of Neuroscience di Shanghai mengatakan bahwa pekerjaan mereka harus menjadi anugerah penelitian medis dengan memungkinkan studi penyakit pada populasi monyet yang seragam secara genetis.
Tapi, kesuksesan itu telah mendekatkan pintu untuk mengkloning spesies kita sendiri, yakni manusia.
”Manusia adalah primata. Jadi (untuk) kloning spesies primata, termasuk manusia, penghalang teknis sekarang sudah rusak,” kata Muming Poo, ilmuwan yang membantu mengawasi program di institut tersebut kepada wartawan dalam konferensi via telepon.
”Alasannya… kita memecahkan hambatan ini adalah menghasilkan model hewan yang berguna untuk pengobatan, untuk kesehatan manusia. Tidak ada niat untuk menerapkan metode ini kepada manusia,” ujarnya, seperti dikutip NBC, Kamis (25/1/2018).
Hewan genetik identik berguna dalam penelitian karena faktor pembaur yang disebabkan oleh variabilitas genetik pada hewan yang bukan kloning dapat mempersulit eksperimen. Mereka bisa digunakan untuk menguji obat baru untuk berbagai penyakit sebelum penggunaan secara klinis.
Dua bayi monyet yang baru lahir sekarang diberi susu botol dan tumbuh normal. Para periset mengatakan bahwa mereka mengharapkan lebih banyak kloning monyet dilahirkan dalam beberapa bulan mendatang.
Teknik kloning hewan masih mengandalkan somatic cell nuclear transfer (SCNT). Teknik itu dikenal setelah domba Dolly hasil kloning lahir di Skotlandia pada tahun 1996. Sejak itu, para ilmuwan berhasil menggunakan SCNT untuk mengkloning lebih dari 20 spesies lainnya, termasuk sapi, babi, anjing, kelinci dan tikus.
Zhong Zhong dan Hua Hua, dua ekor monyet ekor panjang yang identik, lahir delapan dan enam minggu yang lalu. Kedunya menjadi hewan primata pertama yang lahir melalui kloning dari sel non-embrio.
Ilmuwan di Chinese Academy of Sciences Institute of Neuroscience di Shanghai mengatakan bahwa pekerjaan mereka harus menjadi anugerah penelitian medis dengan memungkinkan studi penyakit pada populasi monyet yang seragam secara genetis.
Tapi, kesuksesan itu telah mendekatkan pintu untuk mengkloning spesies kita sendiri, yakni manusia.
”Manusia adalah primata. Jadi (untuk) kloning spesies primata, termasuk manusia, penghalang teknis sekarang sudah rusak,” kata Muming Poo, ilmuwan yang membantu mengawasi program di institut tersebut kepada wartawan dalam konferensi via telepon.
”Alasannya… kita memecahkan hambatan ini adalah menghasilkan model hewan yang berguna untuk pengobatan, untuk kesehatan manusia. Tidak ada niat untuk menerapkan metode ini kepada manusia,” ujarnya, seperti dikutip NBC, Kamis (25/1/2018).
Hewan genetik identik berguna dalam penelitian karena faktor pembaur yang disebabkan oleh variabilitas genetik pada hewan yang bukan kloning dapat mempersulit eksperimen. Mereka bisa digunakan untuk menguji obat baru untuk berbagai penyakit sebelum penggunaan secara klinis.
Dua bayi monyet yang baru lahir sekarang diberi susu botol dan tumbuh normal. Para periset mengatakan bahwa mereka mengharapkan lebih banyak kloning monyet dilahirkan dalam beberapa bulan mendatang.
Teknik kloning hewan masih mengandalkan somatic cell nuclear transfer (SCNT). Teknik itu dikenal setelah domba Dolly hasil kloning lahir di Skotlandia pada tahun 1996. Sejak itu, para ilmuwan berhasil menggunakan SCNT untuk mengkloning lebih dari 20 spesies lainnya, termasuk sapi, babi, anjing, kelinci dan tikus.
(mas)