Asosiasi Dokter Tolak Tes Umur pada Para Pencari Suaka

Rabu, 03 Januari 2018 - 12:02 WIB
Asosiasi Dokter Tolak Tes Umur pada Para Pencari Suaka
Asosiasi Dokter Tolak Tes Umur pada Para Pencari Suaka
A A A
JERMAN - Asosiasi Medis Jerman (Bundesarztekammer) menolak usulan agar para pemuda pencari suaka menjalani tes untuk memastikan umur mereka.

Bundesarztekammer menyatakan, pemeriksaan medis untuk mengetahui umur para migran itu salah secara etika dan tidak dapat diandalkan kebenarannya. Sebelumnya, para politisi konservatif menyerukan tes seperti sinar X untuk memastikan para pemuda migran tidak berbohong tentang usia mereka di bawah 18 tahun demi menghindari deportasi.

Usulan itu muncul setelah seorang gadis migran Afghanistan tewas dibunuh. Perempuan berusia 15 tahun itu ditikam dengan pisau dapur di depan kios di Kandel, barat daya Jerman, pekan lalu.

Seorang pria pengungsi Afghanistan yang mengaku dia memiliki umur yang sama, dituduh menyerang gadis itu, setelah sang perempuan memutuskan hubungan mereka. Setelah pembunuhan itu, ayah gadis itu mengatakan mengenai tersangka pelaku pembunuhan.

“Tidak mungkin dia hanya 15 tahun. Kami harap melalui proses kita tahu umur dia sebenarnya,” papar ayah sang gadis yang tewas tersebut, dikutip BBC.

Aliansi Bavarian, CSU, ingin semua pemuda pencari suaka menjalani tes medis jika umur mereka diragukan. Metode itu termasuk menggunakan sinar X untuk mengukur perkembangan tulang atau gigi para migran.

Meski demikian, Presiden Asosiasi Medis Jerman Frank Ulrich Montgomery menilai, tes itu memiliki tingkat kesalahan yang besar. “Berbagai investigasi itu rumit, mahal, dan penuh ketidakpastian,” katanya.

“Jika Anda melakukan ini kepada semua pengungsi, itu akan menjadi intervensi pada kesejahteraan kemanusiaan mereka,” paparnya. Para pakar di Jerman yakin, banyak pria migran yang berbohong tentang umur mereka di bawah 18 tahun untuk mendapat akses lebih baik pada perumahan dan dukungan pemerintah.

Saat ini para petugas menentukan umur para migran itu melalui wawancara lisan dan tes medis dilakukan secara sukarela. CSU menyatakan, pihaknya akan mendorong tes itu menjadi kewajiban dalam perundingan koalisi dengan Partai Sosial Demokrat yang menentang langkah tersebut.

“Saya ingin semua orang yang datang ke negara kita dan mengklaim sebagai remaja menjalani pemeriksaan medis untuk umur mereka. Pemuda membebani biaya lebih besar dalam perawatan khusus dan memiliki pertanggung jawaban pidana lebih rendah. Negara tidak dapat membiarkan begitu saja,” papar Joachim Herrmann dari CSU.

Pembunuhan terhadap gadis migran di Kandel itu menjadi kasus terbaru yang memicu seruan untuk tes umur pada para migran di Jerman.

Seorang pencari suaka asal Iran telah diadili untuk tuduhan pemerkosaan dan pembunuhan pelajar berusia 19 tahun di Freiburg, pada Oktober tahun lalu. Dia awalnya mengklaim berusia 16 tahun, tapi ayahnya mengatakan di pengadilan bahwa anaknya berusia 33 tahun. (Muh Shamil)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4004 seconds (0.1#10.140)