Soal Yerusalem, PM Najib Bilang Malaysia Tak Takut Ancaman AS
A
A
A
PUTRA JAYA - Malaysia tidak takut dan terpengaruh oleh ancaman Amerika Serikat (AS) untuk mendukung resolusi PBB tentang pembatalan pengakuan sepihak Washington atas Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Hal itu disampaikan Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak.
Najib mengaku pernah disambut hangat oleh Presiden AS Donald Trump saat berkunjung ke Gedung Putih pada bulan September lalu. Namun, kata diam hal itu tidak akan bergeming mengenai prinsip melindungi kesucian Islam.
”Apapun yang mungkin terjadi, saya tidak akan mengorbankan kesucian Islam,” kata Najib.
”Amerika Serikat mungkin adalah negara adikuasa, tapi jangan memandang rendah Malaysia,” ujar dia dalam pidato saat demonstrasi ”Solidaritas untuk Menyelamatkan Yerusalem” yang diadakan di kompleks Masjid Putra, Jumat (22/12/2017).
”Kami juga memiliki harga diri dan kami belum meminta pinjaman dari Amerika Serikat. Sebenarnya dalam banyak hal, mereka mencari pertolongan kami, mereka meminta kami untuk membantu membeli pesawat terbang dan semacamnya,” papar Najib.
”Apa artinya ini? Ini berarti kita berkembang ke titik di mana kita menjadi model bagi negara lain,” imbuh dia seperti dikutip The Star.
Ribuan orang termasuk warga non-Muslim menghadiri pertemuan besar yang diselenggarakan oleh Barisan Nasional. Mereka yang hadir termasuk tokoh dari berbagai partai oposisi seperti PAS, PKR, Parti Amanah Negara, Parti Pribumi Bersatu Malaysia dan PKR. Mantan PM Mahathir Mohamad juga hadir.
Seperti diberitakan sebelumnya, dalam voting di Majelis Umum PBB, sebanyak 128 negara termasuk Indonesia dan Malaysia memilih mendukung resolusi yang menekan AS untuk membatalkan status Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Sembilan negara termasuk AS dan Israel memilih menentang resolusi tersebut. Sedangkan 35 negara lainnya abstain.
Komentar Najib sebagai respons atas ancaman Presiden Trump menjelang voting Majelis Umum PBB. Trump mengancam akan memotong bantuan keuangan kepada negara-negara yang mendukung resolusi.
Najib mengaku pernah disambut hangat oleh Presiden AS Donald Trump saat berkunjung ke Gedung Putih pada bulan September lalu. Namun, kata diam hal itu tidak akan bergeming mengenai prinsip melindungi kesucian Islam.
”Apapun yang mungkin terjadi, saya tidak akan mengorbankan kesucian Islam,” kata Najib.
”Amerika Serikat mungkin adalah negara adikuasa, tapi jangan memandang rendah Malaysia,” ujar dia dalam pidato saat demonstrasi ”Solidaritas untuk Menyelamatkan Yerusalem” yang diadakan di kompleks Masjid Putra, Jumat (22/12/2017).
”Kami juga memiliki harga diri dan kami belum meminta pinjaman dari Amerika Serikat. Sebenarnya dalam banyak hal, mereka mencari pertolongan kami, mereka meminta kami untuk membantu membeli pesawat terbang dan semacamnya,” papar Najib.
”Apa artinya ini? Ini berarti kita berkembang ke titik di mana kita menjadi model bagi negara lain,” imbuh dia seperti dikutip The Star.
Ribuan orang termasuk warga non-Muslim menghadiri pertemuan besar yang diselenggarakan oleh Barisan Nasional. Mereka yang hadir termasuk tokoh dari berbagai partai oposisi seperti PAS, PKR, Parti Amanah Negara, Parti Pribumi Bersatu Malaysia dan PKR. Mantan PM Mahathir Mohamad juga hadir.
Seperti diberitakan sebelumnya, dalam voting di Majelis Umum PBB, sebanyak 128 negara termasuk Indonesia dan Malaysia memilih mendukung resolusi yang menekan AS untuk membatalkan status Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Sembilan negara termasuk AS dan Israel memilih menentang resolusi tersebut. Sedangkan 35 negara lainnya abstain.
Komentar Najib sebagai respons atas ancaman Presiden Trump menjelang voting Majelis Umum PBB. Trump mengancam akan memotong bantuan keuangan kepada negara-negara yang mendukung resolusi.
(mas)