Frustasi dengan AS, Jerman dan Prancis Setop Pembicaraan Reformasi WHO
loading...
A
A
A
BERLIN - Dua negara Eropa, Prancis dan Jerman , telah menghentikan pembicaraan tentang reformasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kedua negara itu merasa frustasi atas upaya Amerika Serikat (AS) untuk memimpin perundingan, meskipun mereka memutuskan untuk meninggalkan WHO .
Sebelumnya pada bulan Juli, AS telah memberi tahu WHO bahwa mereka akan meninggalkan badan PBB yang diciptakan untuk meningkatkan kesehatan secara global. Trump menuduh WHO terlalu dekat dengan China dan salah dalam menangani pandemi virus Corona . WHO dengan tegas menolak tuduhan tersebut. (Baca: China Sentris, Trump Sebut WHO Gagal Atasi Pandemi Corona )
Keputusan Paris dan Berlin untuk meninggalkan pembicaraan menyusul ketegangan atas apa yang mereka katakan sebagai upaya Washington untuk mendominasi negosiasi.
"Tidak ada yang ingin diseret ke dalam proses reformasi dan mendapatkan garis besarnya dari negara yang baru saja meninggalkan WHO," kata seorang pejabat senior Eropa yang terlibat dalam pembicaraan itu seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (8/8/2020).
Kementerian kesehatan Jerman dan Prancis mengkonfirmasi kepada Reuters bahwa kedua negara menentang AS yang memimpin pembicaraan setelah mengumumkan niat mereka untuk meninggalkan organisasi itu.
Seorang juru bicara kementerian kesehatan Italia mengatakan bahwa pengerjaan dokumen reformasi masih berlangsung, namun menambahkan bahwa posisi Italia sejalan dengan Paris dan Berlin.
Sedangkan seorang juru bicara pemerintah Inggris menolak mengomentari perkembangan terakhir tetapi menambahkan bahwa Inggris mendukung WHO dan mendesak reformasi badan tersebut untuk memastikannya tetap fleksibel dan responsif.
Langkah tersebut merupakan kemunduran bagi Presiden Donald Trump karena Washington, yang memegang kursi bergilir G7, berharap untuk mengeluarkan road map bersama untuk perombakan menyeluruh WHO pada bulan September, dua bulan sebelum pemilihan presiden AS.
Ditanya tentang posisi Prancis dan Jerman, seorang pejabat senior pemerintahan Trump mengatakan: "Semua anggota G7 secara eksplisit mendukung substansi gagasan reformasi WHO."
"Meskipun demikian, sangat disayangkan bahwa Jerman dan Prancis akhirnya memilih untuk tidak bergabung dengan grup dalam mendukung roadmap tersebut," katanya.
Sebelumnya pada bulan Juli, AS telah memberi tahu WHO bahwa mereka akan meninggalkan badan PBB yang diciptakan untuk meningkatkan kesehatan secara global. Trump menuduh WHO terlalu dekat dengan China dan salah dalam menangani pandemi virus Corona . WHO dengan tegas menolak tuduhan tersebut. (Baca: China Sentris, Trump Sebut WHO Gagal Atasi Pandemi Corona )
Keputusan Paris dan Berlin untuk meninggalkan pembicaraan menyusul ketegangan atas apa yang mereka katakan sebagai upaya Washington untuk mendominasi negosiasi.
"Tidak ada yang ingin diseret ke dalam proses reformasi dan mendapatkan garis besarnya dari negara yang baru saja meninggalkan WHO," kata seorang pejabat senior Eropa yang terlibat dalam pembicaraan itu seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (8/8/2020).
Kementerian kesehatan Jerman dan Prancis mengkonfirmasi kepada Reuters bahwa kedua negara menentang AS yang memimpin pembicaraan setelah mengumumkan niat mereka untuk meninggalkan organisasi itu.
Seorang juru bicara kementerian kesehatan Italia mengatakan bahwa pengerjaan dokumen reformasi masih berlangsung, namun menambahkan bahwa posisi Italia sejalan dengan Paris dan Berlin.
Sedangkan seorang juru bicara pemerintah Inggris menolak mengomentari perkembangan terakhir tetapi menambahkan bahwa Inggris mendukung WHO dan mendesak reformasi badan tersebut untuk memastikannya tetap fleksibel dan responsif.
Langkah tersebut merupakan kemunduran bagi Presiden Donald Trump karena Washington, yang memegang kursi bergilir G7, berharap untuk mengeluarkan road map bersama untuk perombakan menyeluruh WHO pada bulan September, dua bulan sebelum pemilihan presiden AS.
Ditanya tentang posisi Prancis dan Jerman, seorang pejabat senior pemerintahan Trump mengatakan: "Semua anggota G7 secara eksplisit mendukung substansi gagasan reformasi WHO."
"Meskipun demikian, sangat disayangkan bahwa Jerman dan Prancis akhirnya memilih untuk tidak bergabung dengan grup dalam mendukung roadmap tersebut," katanya.