3 Alasan Mengapa Henry Kissinger Sangat Dibenci di Negara Muslim

Sabtu, 02 Desember 2023 - 22:02 WIB
loading...
3 Alasan Mengapa Henry...
Henry Kissinger dikenal sebagai diplomat yang dibenci di negara Muslim. Foto/Reuters
A A A
WASHINGTON - Henry Kissinger, seorang diplomat AS yang memecah belah dan mempolarisasi, yang mempromosikan hegemoni AS membentuk dunia pasca-Perang Dunia II, meninggal pada hari Rabu. Dia berusia 100 tahun.

Kissinger, yang sering dikritik karena warisannya yang mematikan dalam kebijakan luar negeri AS, meninggal di rumahnya di Connecticut, yang ia bangun melalui kekayaan yang ia peroleh selama dan setelah karir pemerintahannya.

Lahir dari keluarga Yahudi Jerman di Furth, Bavaria, pada tahun 1923, Kissinger melarikan diri dari Nazi Jerman bersama keluarganya ke New York pada tahun 1938. Pada usia 20 tahun, ia menjadi warga negara AS dan bertugas di divisi intelijen Angkatan Darat hingga akhir Perang Dunia II. Perang Dunia.

Kissinger kuliah di Universitas Harvard, lulus dengan gelar PhD pada tahun 1954. Saat belajar, ia bekerja untuk Dewan Strategi Psikologi pemerintah AS – sebuah unit yang didirikan oleh Gedung Putih pada tahun 1951 untuk mendorong dukungan AS dan “demokrasi” melawan komunisme.

Kissinger dianggap sebagai tokoh kontroversial di dunia Arab karena perannya dalam membentuk kebijakan luar negeri AS, khususnya terhadap Timur Tengah. Bagi banyak orang, tindakannya memicu ketidakstabilan, mengutamakan kepentingan strategis dibandingkan prinsip moral, dan meninggalkan warisan manuver geopolitik yang mengorbankan keadilan dan hak asasi manusia.


Berikut 3 Alasan Mengapa Henry Kissinger Sangat Dibenci di Dunia Arab.

1. Membentuk Dukungan AS untuk Israel

3 Alasan Mengapa Henry Kissinger Sangat Dibenci di Negara Muslim

Foto/Reuters

Melansir The New Arab, Kissinger memainkan peran penting dalam memperkuat hubungan antara AS dan Israel, memaksa kebijakan luar negeri AS beralih ke negara Zionis.

AS menjadi sekutu utama Israel ketika bertugas di bawah pemerintahan Richard Nixon dan Gerald Ford.

Selama perang Arab-Israel tahun 1973, yang menewaskan lebih dari 20.000 orang Arab dan sekitar 2.500 orang Israel, Kissinger melihat bahwa Israel mempunyai persenjataan lengkap untuk mencegah "kemenangan Arab".

Nafsu perangnya membuat Amerika memberikan bantuan militer darurat kepada Israel selama perang yang membalikkan kemenangan awal dari tentara Mesir dan Suriah.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2497 seconds (0.1#10.140)