101 Anak Palestina Dibunuh Israel di Tepi Barat Tahun Ini

Sabtu, 02 Desember 2023 - 10:47 WIB
loading...
101 Anak Palestina Dibunuh Israel di Tepi Barat Tahun Ini
Ibu menggendong bayinya di antara puing gedung yang hancur dibom Israel di kamp pengungsi Jenin, Tepi Barat, 26 November 2023. Foto/AP
A A A
TEPI BARAT - Seorang anak laki-laki berusia delapan tahun yang ditembak mati di jalan adalah salah satu korban terbaru dari serangan bengis Israel yang terus berlanjut di Tepi Barat.

Sepanjang tahun ini, rezim kolonial rasis Israel telah membunuh 101 anak Palestina, menurut data Save the Children.

Sejak 7 Oktober, pasukan kolonial Israel atau pemukim ilegal telah membunuh 63 anak-anak di Tepi Barat, menurut PBB, dengan rata-rata lebih dari satu anak setiap hari.

Jumlah korban jiwa itu jauh lebih banyak dibandingkan sembilan bulan pertama tahun yang sudah paling mematikan ini.

Selama periode yang sama, PBB melaporkan sekitar 143 keluarga, termasuk 388 anak-anak, terpaksa mengungsi dari rumah mereka di Tepi Barat karena kekerasan yang dilakukan pemukim Israel dan pembatasan akses oleh rezim apartheid rasis Zionis itu.

Jumlah anak-anak Palestina yang dibunuh di Tepi Barat oleh tentara atau pemukim Israel tahun ini kini tiga kali lipat dari jumlah yang terbunuh pada tahun 2022, yang sebelumnya merupakan tahun paling mematikan dalam sejarah sejak tahun 2005 ketika 36 anak terbunuh. Adapun 39 anak-anak Israel dilaporkan terbunuh tahun ini.

“Jika kekerasan tidak diakhiri secara permanen, Save the Children sangat khawatir korban anak-anak dan warga sipil akan terus meningkat di wilayah Palestina,” papar kelompok hak asasi manusia tersebut dalam siaran persnya.



“Meningkatnya kekerasan di Gaza tercermin dari meningkatnya tindakan pengendalian dan kekerasan di Tepi Barat termasuk Yerusalem Timur, dengan kerusuhan yang terus berlanjut membuat anak-anak putus sekolah, dan membatasi akses mereka terhadap layanan penting, termasuk layanan kesehatan,” ungkap lembaga itu.

“Anak-anak yang mencoba melintasi pos pemeriksaan di Tepi Barat juga melaporkan ponsel mereka disita dan ditahan di sistem penahanan militer berdasarkan aktivitas media sosial mereka, hal ini meningkatkan keprihatinan serius terhadap hak asasi manusia termasuk seputar kebebasan berekspresi, privasi, dan perampasan kebebasan,” papar Save the Children.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1794 seconds (0.1#10.140)