Turki dan Afrika Selatan Kutuk Israel atas Perang Gaza di KTT Iklim

Sabtu, 02 Desember 2023 - 06:32 WIB
loading...
Turki dan Afrika Selatan Kutuk Israel atas Perang Gaza di KTT Iklim
Bayi Palestina terluka akibat serangan bom Israel dirawat di rumah sakit di Khan Younis, Jumat (1/12/2023). Foto/AP
A A A
DUBAI - Ketika jeda kemanusiaan antara Israel dan Hamas gagal, beberapa pemimpin dunia di KTT iklim PBB mengkritik Israel pada Jumat (1/11/2023) dan menyerukan agar perang Gaza diakhiri.

Penonjolan perang dalam pidato-pidato di acara Dubai berfungsi untuk menyoroti perpecahan internasional mengenai pertumpahan darah itu dan menjadi gangguan bagi pertemuan puncak di mana negara-negara berusaha menemukan konsensus mengenai ancaman bersama yang ditimbulkan perubahan iklim.

“Saat membahas krisis iklim, kita tidak bisa mengabaikan krisis kemanusiaan yang terjadi di Wilayah Palestina,” tegas Presiden Turki Tayyip Erdogan, kepada para pemimpin negara dalam pidato resminya di konferensi COP28.

“Situasi saat ini di Gaza merupakan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Mereka yang bertanggung jawab harus bertanggung jawab berdasarkan hukum internasional,” ungkap dia.

Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa juga menyampaikan pesan serupa.

“Afrika Selatan terkejut dengan tragedi kejam yang terjadi di Gaza. Perang melawan rakyat Palestina yang tidak bersalah adalah kejahatan perang yang harus diakhiri sekarang,” tegas dia.

Raja Yordania Abdullah mengatakan sulit untuk fokus pada pemanasan global saat pertempuran sedang berlangsung di Gaza.

“Konferensi para pihak tahun ini harus mengakui lebih dari sebelumnya bahwa kita tidak bisa membicarakan perubahan iklim jika kita terpisah dari tragedi kemanusiaan yang terjadi di sekitar kita,” papar dia.



Sekelompok demonstran di konferensi tersebut, beberapa di antaranya mengenakan kemeja bertuliskan “gencatan senjata”, meneriakkan “Bebaskan Palestina”.

Di tempat lain di lokasi KTT, pajangan sepatu dimaksudkan untuk mewakili ribuan orang yang terbunuh di Gaza.

Seorang pejabat Israel mengatakan kepada Reuters bahwa militer rezim kolonial mematuhi hukum internasional dan berniat menghancurkan kelompok Hamas.

Protes, meskipun merupakan ciri umum konferensi iklim, jarang terjadi di Uni Emirat Arab yang otokratis, negara tuan rumah COP28.

Juru bicara COP28 mengatakan, “UEA melindungi hak untuk melakukan protes sejalan dengan perjanjian internasional yang relevan.”

“Hari ini sangat buruk,” tegas Mohammed Ursof, mahasiswa Palestina dari Gaza yang berbasis di Qatar dan menghadiri pertemuan puncak tersebut, tentang dimulainya kembali pertempuran di Gaza.

“Delegasi pemuda internasional” tersebut mengatakan dia akan mencoba meningkatkan kesadaran pada konferensi COP28 tentang perjuangan Palestina.

Pertemuan Bilateral


Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan pada Jumat bahwa dia bertemu dengan pejabat dari negara-negara Arab dan membahas masa depan Jalur Gaza di sela-sela COP28.

Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri mengatakan Blinken bertemu dengan para menteri luar negeri dari Qatar, UEA, Mesir, Yordania dan Bahrain, bersama dengan perwakilan Otoritas Palestina.

Kantor Perdana Menteri Inggris mengatakan Rishi Sunak dan Emir Qatar, Sheikh Tamim Bin Hamad Al Thani, keduanya di konferensi Dubai, membahas penyesalan mendalam mereka atas gagalnya jeda kemanusiaan.

Presiden Israel Isaac Herzog, juga hadir di COP28, di mana sehari sebelumnya dia bertemu dengan Presiden UEA Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan.

UEA adalah salah satu dari sedikit negara Arab yang memiliki hubungan resmi dengan Israel.

Namun Herzog, yang berdiri dalam “foto keluarga” tradisional bersama para pemimpin dunia lainnya, tidak memberikan pidato yang dijadwalkan pada Jumat.

Wakil Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri, Oded Joseph, mengatakan kepada Reuters bahwa Israel tetap berniat membebaskan mereka yang disandera Hamas dan menghancurkan kelompok tersebut.

Pemboman dan invasi Israel ke Gaza telah menewaskan lebih dari 15.000 warga Palestina, menurut pejabat kesehatan Gaza.

Serangan Hamas pada 7 Oktober menewaskan 1.200 warga Israel dan orang asing, dengan 240 orang disandera ke Gaza.

Serangan brutal Israel memicu kemarahan di dunia Arab. Pesawat tempur Israel kembali menggempur Gaza pada Jumat.

Raja Bahrain Hamad Bin Isa Al Khalifa dan Presiden Irak, Abdul Latif Rashid, menyerukan diakhirinya perang.

Delegasi Iran meninggalkan pertemuan puncak sebagai protes atas kehadiran Israel, media Iran melaporkan.

Sementara Presiden Kolombia Gustavo Petro mengaitkan masalah lingkungan dengan perang tersebut.

“Jika Palestina bisa bebas hari ini maka besok umat manusia akan bisa keluar dari pergolakan krisis iklim dengan hidup,” papar dia.

(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1093 seconds (0.1#10.140)