Lebanon Selidiki Kemungkinan Gangguan Asing dalam Ledakan Beirut
loading...
A
A
A
BEIRUT - Presiden Lebanon Michel Aoun menyatakan investigsi ledakan terbesar dalam sejarah Beirut itu akan memeriksa apakah gangguan eksternal turut berperan.
Saat ini warga masih berupaya membangun kembali tempat tinggal dan mata pencariannya yang hancur akibat ledakan itu.
Pencarian korban hilang masih ditingkatkan saat tim SAR menggali puing untuk menemukan korban selamat setelah ledakan yang menewaskan 154 orang.
“Penyebabnya belum ditetapkan. Ada kemungkinan gangguan eksternal melalui roket atau bom atau aksi lainnya,” papar Presiden Aoun dalam komentar pada media lokal dan dikonfirmasi kantornya.
Dia juga mempertimbangkan apakah ledakan itu akibat kelalaian atau kecelakaan. Dia sebelumnya menyalahkan terjadinya kelalaian dalam penyimpanan bahan yang mudah meledak itu selama bertahun-tahun di pelabuhan.
Amerika Serikat (AS) telah menyatakan tidak terlibat dalam serangan itu. Israel yang selama beberapa kali terlibat perang dengan Lebanon juga menyangkal memiliki peran.
Aparat keamanan menembakkan gas air mata pada kerumunan massa di Beirut pada Kamis malam (6/8), saat publik marah dengan elit penguasa. Saat ini Lebanon sudah mengalami krisis ekonomi sehingga ledakan yang melukai 5.000 orang itu semakin membuat marah publik.
Sejumlah orang yang beberapa melemparkan batu itu menandai kembalinya terjadi unjuk rasa yang sudah menjadi pemandangan setiap hari di Beirut. (Baca Juga: Tolak Mahasiswa Kedokteran Ditambah, Ribuan Dokter Korsel Mogok Kerja)
“Tak ada cara kami dapat membangun kembali rumah ini. Di mana negara?” tanya Tony Abdou, 60, yang sudah lama menjadi pengangguran. (Baca Infografis: Menghadapi Krisis Paling Parah, Lebanon di Ujung Kehancuran)
Rumah keluarganya di Gemmayze, distrik yang terletak beberapa ratus meter dari pelabuhan tempat gudang penyimpanan 2.750 amonium nitrat meledak dan mengakibatkan kehancuran besar. (Lihat Video: 190 Kios di Pasar Grogol Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah)
Lihat Juga: Siapa Georges Abdallah? Ikon Perjuangan Lebanon yang Dibebaskan setelah Dipenjara 40 Tahun di Prancis
Saat ini warga masih berupaya membangun kembali tempat tinggal dan mata pencariannya yang hancur akibat ledakan itu.
Pencarian korban hilang masih ditingkatkan saat tim SAR menggali puing untuk menemukan korban selamat setelah ledakan yang menewaskan 154 orang.
“Penyebabnya belum ditetapkan. Ada kemungkinan gangguan eksternal melalui roket atau bom atau aksi lainnya,” papar Presiden Aoun dalam komentar pada media lokal dan dikonfirmasi kantornya.
Dia juga mempertimbangkan apakah ledakan itu akibat kelalaian atau kecelakaan. Dia sebelumnya menyalahkan terjadinya kelalaian dalam penyimpanan bahan yang mudah meledak itu selama bertahun-tahun di pelabuhan.
Amerika Serikat (AS) telah menyatakan tidak terlibat dalam serangan itu. Israel yang selama beberapa kali terlibat perang dengan Lebanon juga menyangkal memiliki peran.
Aparat keamanan menembakkan gas air mata pada kerumunan massa di Beirut pada Kamis malam (6/8), saat publik marah dengan elit penguasa. Saat ini Lebanon sudah mengalami krisis ekonomi sehingga ledakan yang melukai 5.000 orang itu semakin membuat marah publik.
Sejumlah orang yang beberapa melemparkan batu itu menandai kembalinya terjadi unjuk rasa yang sudah menjadi pemandangan setiap hari di Beirut. (Baca Juga: Tolak Mahasiswa Kedokteran Ditambah, Ribuan Dokter Korsel Mogok Kerja)
“Tak ada cara kami dapat membangun kembali rumah ini. Di mana negara?” tanya Tony Abdou, 60, yang sudah lama menjadi pengangguran. (Baca Infografis: Menghadapi Krisis Paling Parah, Lebanon di Ujung Kehancuran)
Rumah keluarganya di Gemmayze, distrik yang terletak beberapa ratus meter dari pelabuhan tempat gudang penyimpanan 2.750 amonium nitrat meledak dan mengakibatkan kehancuran besar. (Lihat Video: 190 Kios di Pasar Grogol Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah)
Lihat Juga: Siapa Georges Abdallah? Ikon Perjuangan Lebanon yang Dibebaskan setelah Dipenjara 40 Tahun di Prancis
(sya)