Banjir Bandang Lumpuhkan Jeddah

Kamis, 23 November 2017 - 08:07 WIB
Banjir Bandang Lumpuhkan Jeddah
Banjir Bandang Lumpuhkan Jeddah
A A A
JEDDAH - Hujan deras mengakibat banjir bandang yang melanda sebagian Kota Jeddah, Provinsi Mekkah, Arab Saudi. Dua orang dilaporkan tewas akibat tersengat listrik.

Banjir itu mengingatkan kembali kenangan tragedi banjir pada 2009 lalu. Foto dan video beredar dan menjadi viral di media sosial di mana banyak jalanan dan terowongan dipenuhi tergenang banjir. Banyak mobil mengambang di jalananyang banjir, kemacetan lalu lintas, dan warga yang terganggu akibat bencana alam tersebut.

Pusat Krisis dan Bencana Wilayah Mekkah menutup sejumlah jalan di Jeddah pada Selasa (21/11/2017) hingga kemarin akibat banjir dan badai yang mengakibatkan jarak pandang terbatas. Kota Jeddah merupakan bagian dari kawasan Mekkah sehingga kedua kota tersebut terkoneksi satu sama lain. Penutupan jalan itu diberlakukan hingga tingkat banjir menyusut.

“Kita memperingatkan warga agar menghindari wilayah daratan rendah dan kawasan banjir demi keselamatan,” demikian seruan Pusat Krisis dan Bencana Wilayah Mekkah dilansir situs berita Saudi Al Marsad.

Pasukan Pertahanan Sipil Arab Saudi berhasil menyelamatkan 400 orang di kawasan Mekkah yang terjebak banjir. “Kita menerima laporan 250 laporan tersengat listrik akibat banjir. Dua orang meninggal dunia dan tiga orang sudah stabil,” ujar juru bicara Pertahanan Sipil Mekkah Kolonel Saeed Sarhan dilansir Arab News.

Menurut Sarhan, banjir bandang kali ini mengakibatkan banyak kerusakan properti swasta dan publik. Dia mengungkapkan ruang koordinasi telah didirikan di Departemen Pertahanan Sipil di Jeddah dan kota lainnya yang mengalami banjir.

Situasi banjir Jeddah yang masuk dalam otoritas Mekkah langsung dipantau Gubernur Mekkah Pangeran Khalid Al-Faisal. “Saya memonitor situasi di pusat bersama dengan deputi gubernur urusan keamanan dan semua perwakilan otoritas terkait,” ujar Khalid.

Pasukan Penjaga Perbatasan di Kawasan Mekkah mengaktifkan rencana Awan 38 yang didesain untuk mendukung Pertahanan Sipil dalam menangani bencana banjir. “Operasi pencarian dan penyelamatan dilaksanakan untuk mendukung operasi Pertahanan Sipil yang dibutuhkan,” ujar Komandan Pasukan Penjaga Perbatasan di Mekkah Mayor Jenderal Talal bin Ali Al-Shamrani.

Kemudian, distrik pendidikan di Jeddah dan Mekkah terganggung akibat banjir tersebut. Banyak sekolah dan kampus yang ditutup hingga hari ini. Pasalnya, hingga kemarin di beberapa kawasan masih tergenang banjir. Penutupan aktivitas sekolah itu dikarenakan faktor keselamatan para siswa.

Pusat Nasional untuk Operasi Keamanan pada Kementerian Dalam Negeri menyatakan 10.902 panggilan terjadi di Jeddah dan Mekkan sejak Selasa hingga kemarin. Mereka menyatakan kalau warga menanyakan apakah jalanan telah dibuka untuk bisa dilalaui atau tidak. Kementerian Dalam Negeri juga mengungkapkan sebanyak 241 kasus penyelamatan berhasil dilakukan dan tiga orang yang terjebak di dalam Terowongan Al Salam berhasil dievakuasi.

Sementara itu, penebangan luar negeri dalam domestik di Bandara Internasional Raja Abdulaziz mengalami banyak penundaan pada Selasa lalu. Itu disebabkan karena cuaca buruk. Para penumpang juga telah dihubungi oleh maskapai untuk informasi lebih lanjut.

Banjir dan Korupsi
Publik meminta otoritas untuk menginvestigasi penyebab keterlambatan proyek drainase di Jeddah. Pasalnya, banjir di Jeddah dan kawasan Mekkah telah terjadi berulang kali. Masyarakat Saudi menuding adanya skandal korupsi yang mengakibatkan bencana banjir terus berulang.

Jaksa Agung Saudi Sheikh Saud Al-Mojeb memerintahkan langsung kepada Kantor Jaksa di kawasan Mekkah dan Jeddah untuk memproses hukum terkait skandal korupsi yang menyebabkan banjir di Jeddah. “Semua pejabat harus melaksanakan tugas dengan penuh tanggungjawab dan tidak ada nepotisme,” tegas Al-Mojeb. (Andika hendra)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4338 seconds (0.1#10.140)