Mengapa Mahmoud Abbas Berselisih dengan Hamas? Ini 5 Faktor Penyebabnya
loading...
A
A
A
GAZA - Perpecahan internal telah menjadi penyakit lama Palestina dalam perjuangan mewujudkan negara yang merdeka.
Saat ini, kekuasaan Palestina hanya tersisa dua wilayah kecil karena pendudukan Israel yang terus-menerus.
Wilayah pertama di Tepi Barat dikuasai pemerintah Otoritas Palestina (PA) yang dipimpin faksi Fatah pimpinan Presiden Mahmoud Abbas.
Wilayah kedua di Jalur Gaza, yang sedang dibombardir Israel, dikuasai pemerintah Hamas yang dipimpin Ismail Haniyeh.
Amerika Serikat (AS) ingin Otoritas Palestina memerintah Jalur Gaza jika Hamas dikalahkan Israel dalam perang saat ini. Namun, Israel yang dipimpin Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berambisi untuk mengontrol wilayah tersebut—diduga untuk memuluskan proyek kanal Ben Gurion, jalur lalu lintas perairan tandingan Terusan Suez Mesir.
5 Faktor Mahamoud Abbas Berselisih dengan Hamas
Faktor utama yang menyebabkan perselisihan antara Mahmoud Abbas dan Hamas adalah perbedaan ideologi.
Abbas mewakili Fatah, yang cenderung lebih moderat dan mendukung solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina.
Sementara itu, Hamas, sebuah gerakan Islamis Palestina, memiliki pandangan yang lebih keras terhadap Israel dan menolak pengakuan terhadap Negara Israel.
Setelah pemilihan umum tahun 2006 di wilayah Palestina, Hamas memenangkan mayoritas kursi di Majelis Legislatif Palestina.
Perselisihan meningkat ketika Hamas merebut kontrol Jalur Gaza pada 2007, yang mengakibatkan pembagian politik dan administratif antara Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang dikuasai Fatah.
Abbas, sebagai Presiden Otoritas Palestina, telah berupaya untuk menjalin hubungan dengan Israel dan mendukung negosiasi perdamaian.
Sementara itu, Hamas menolak pengakuan terhadap Negara Israel dan mempertahankan pendekatan yang lebih konfrontasional.
Kedua pihak bersaing untuk pengaruh dan kekuasaan di antara penduduk Palestina.
Persaingan ini dapat mencakup kendali atas sumber daya, administrasi, dan kebijakan.
Faktor-faktor regional, termasuk dukungan dan intervensi dari aktor-aktor regional seperti Iran dan negara-negara Teluk, juga dapat memengaruhi dinamika perselisihan antara Mahmoud Abbas dan Hamas.
Perbedaan pendekatan politik, ideologis, dan pengaruh regional adalah beberapa elemen kunci yang menyebabkan perselisihan antara Abbas dan Hamas. Meskipun ada upaya untuk rekonsiliasi dari waktu ke waktu, konflik dan ketegangan tetap ada di antara kedua faksi utama Palestina ini.
Saat ini, kekuasaan Palestina hanya tersisa dua wilayah kecil karena pendudukan Israel yang terus-menerus.
Wilayah pertama di Tepi Barat dikuasai pemerintah Otoritas Palestina (PA) yang dipimpin faksi Fatah pimpinan Presiden Mahmoud Abbas.
Wilayah kedua di Jalur Gaza, yang sedang dibombardir Israel, dikuasai pemerintah Hamas yang dipimpin Ismail Haniyeh.
Amerika Serikat (AS) ingin Otoritas Palestina memerintah Jalur Gaza jika Hamas dikalahkan Israel dalam perang saat ini. Namun, Israel yang dipimpin Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berambisi untuk mengontrol wilayah tersebut—diduga untuk memuluskan proyek kanal Ben Gurion, jalur lalu lintas perairan tandingan Terusan Suez Mesir.
5 Faktor Mahamoud Abbas Berselisih dengan Hamas
1. Faktor Perbedaan Ideologi
Faktor utama yang menyebabkan perselisihan antara Mahmoud Abbas dan Hamas adalah perbedaan ideologi.
Abbas mewakili Fatah, yang cenderung lebih moderat dan mendukung solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina.
Sementara itu, Hamas, sebuah gerakan Islamis Palestina, memiliki pandangan yang lebih keras terhadap Israel dan menolak pengakuan terhadap Negara Israel.
2. Faktor Kekuasaan dan Pengaruh
Setelah pemilihan umum tahun 2006 di wilayah Palestina, Hamas memenangkan mayoritas kursi di Majelis Legislatif Palestina.
Perselisihan meningkat ketika Hamas merebut kontrol Jalur Gaza pada 2007, yang mengakibatkan pembagian politik dan administratif antara Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang dikuasai Fatah.
3. Faktor Pengakuan Israel
Abbas, sebagai Presiden Otoritas Palestina, telah berupaya untuk menjalin hubungan dengan Israel dan mendukung negosiasi perdamaian.
Sementara itu, Hamas menolak pengakuan terhadap Negara Israel dan mempertahankan pendekatan yang lebih konfrontasional.
4. Faktor Perebutan Kekuasaan
Kedua pihak bersaing untuk pengaruh dan kekuasaan di antara penduduk Palestina.
Persaingan ini dapat mencakup kendali atas sumber daya, administrasi, dan kebijakan.
5. Faktor Ketegangan Regional
Faktor-faktor regional, termasuk dukungan dan intervensi dari aktor-aktor regional seperti Iran dan negara-negara Teluk, juga dapat memengaruhi dinamika perselisihan antara Mahmoud Abbas dan Hamas.
Perbedaan pendekatan politik, ideologis, dan pengaruh regional adalah beberapa elemen kunci yang menyebabkan perselisihan antara Abbas dan Hamas. Meskipun ada upaya untuk rekonsiliasi dari waktu ke waktu, konflik dan ketegangan tetap ada di antara kedua faksi utama Palestina ini.
(mas)