Militer Israel Serbu RS al-Shifa Gaza, Ultimatum Hamas untuk Menyerah
loading...
A
A
A
“Berbagai sumber intelijen telah mengonfirmasi Hamas dan Jihad Islam Palestina menggunakan beberapa rumah sakit di Jalur Gaza, termasuk al-Shifa, dan terowongan di bawahnya, untuk menyembunyikan dan mendukung operasi militer mereka dan menyandera," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat John Kirby.
Dia menyebut penggunaan rumah sakit seperti itu sebagai “kejahatan perang.”
“Jika benar, hal ini akan membahayakan warga sipil dan melanggar hukum perang,” kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus.
“Namun, hal ini tidak akan memberikan kebebasan kepada militer Israel untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan terhadap rumah sakit tersebut.”
Hamas telah menepis tuduhan tersebut. Menurut kelompok perlawanan Palestina ini, pernyataan Gedung Putih yang memicu Israel melakukan pembantaian brutal di RS al-Shifa, Gaza.
“Pernyataan ini memberikan lampu hijau kepada pendudukan Israel untuk melakukan pembantaian brutal lebih lanjut yang menargetkan rumah sakit, dengan tujuan menghancurkan sistem layanan kesehatan Gaza dan menggusur warga Palestina,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan dalam bahasa Inggris.
"Amerika Serikat memikul tanggung jawab langsung atas terjadinya perang genosida Israel di Gaza,” lanjut Hamas.
Israel sebelumnya menyerukan agar rumah sakit di Kota Gaza ditutup dan dievakuasi selama beberapa minggu. Namun pengeboman terhadap ambulans dan konvoi medis, serta pertempuran yang terus berlanjut di jalanan, telah menyebabkan banyak petugas medis menolak melakukan hal tersebut.
IDF membantah bertanggung jawab atas serangkaian serangan proyektil di rumah sakit dalam beberapa hari terakhir.
Namun penggunaan artileri tank secara besar-besaran dan bom seberat 500kg dan 1 ton yang berukuran besar namun berpresisi rendah telah secara signifikan meningkatkan risiko “kerusakan tambahan” di area RS.
Dia menyebut penggunaan rumah sakit seperti itu sebagai “kejahatan perang.”
“Jika benar, hal ini akan membahayakan warga sipil dan melanggar hukum perang,” kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus.
“Namun, hal ini tidak akan memberikan kebebasan kepada militer Israel untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan terhadap rumah sakit tersebut.”
Hamas telah menepis tuduhan tersebut. Menurut kelompok perlawanan Palestina ini, pernyataan Gedung Putih yang memicu Israel melakukan pembantaian brutal di RS al-Shifa, Gaza.
“Pernyataan ini memberikan lampu hijau kepada pendudukan Israel untuk melakukan pembantaian brutal lebih lanjut yang menargetkan rumah sakit, dengan tujuan menghancurkan sistem layanan kesehatan Gaza dan menggusur warga Palestina,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan dalam bahasa Inggris.
"Amerika Serikat memikul tanggung jawab langsung atas terjadinya perang genosida Israel di Gaza,” lanjut Hamas.
Israel sebelumnya menyerukan agar rumah sakit di Kota Gaza ditutup dan dievakuasi selama beberapa minggu. Namun pengeboman terhadap ambulans dan konvoi medis, serta pertempuran yang terus berlanjut di jalanan, telah menyebabkan banyak petugas medis menolak melakukan hal tersebut.
IDF membantah bertanggung jawab atas serangkaian serangan proyektil di rumah sakit dalam beberapa hari terakhir.
Namun penggunaan artileri tank secara besar-besaran dan bom seberat 500kg dan 1 ton yang berukuran besar namun berpresisi rendah telah secara signifikan meningkatkan risiko “kerusakan tambahan” di area RS.
Lihat Juga :