Pasca Bertempur 3 Jam, Pasukan Irak Kuasai Penuh Provinsi Kirkuk

Sabtu, 21 Oktober 2017 - 10:34 WIB
Pasca Bertempur 3 Jam, Pasukan Irak Kuasai Penuh Provinsi Kirkuk
Pasca Bertempur 3 Jam, Pasukan Irak Kuasai Penuh Provinsi Kirkuk
A A A
BAGHDAD - Pasukan Irak berhasil menguasai penuh provinsi Kirkuk yang kaya minyak. Kepastian itu di dapat setelah mereka berhasil merebut distrik terakhir yang masih berada di tangan pejuang Peshmerga Kurdi setelah bertempur selama tiga jam.

Distrik Altun Kupri, atau Perde di Kurdi, terletak di jalan antara kota Kirkuk - yang jatuh ke tangan pasukan Irak pada hari Senin - dan Erbil, ibu kota wilayah semi otonomi Kurdistan di Irak utara. Wilayah ini memilih untuk memisahkan diri dari Irak dalam sebuah referendum pada akhir bulan lalu.

"Sebuah kekuatan yang terdiri dari unit-unit Kontra Terorisme yang dilatih Angkatan Laut AS, Polisi Federal dan pejuang yang didukung Iran yang dikenal sebagai Mobilisasi Populer memulai kemunculan mereka di Altun Kupri pada pukul 19.30 waktu setempat," kata juru bicara militer Irak seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (21/10/2017).

Menurut sumber keamanan Irak pasukan Peshmerga Kurdi memilih mundur dari kota tersebut, yang terletak di sungai Zab, setelah memerangi pasukan Irak yang terus maju dengan senapan mesin, mortir dan granat berpeluncur roket. Kedua belah pihak tidak memberi informasi tentang korban jiwa.

Pasukan pemerintah pusat Irak telah maju ke provinsi Kirkuk yang sebagian besar tidak melawan karena sebagian besar pasukan Peshmerga memilih untuk mundur tanpa perlawanan.

Kemajuan pemerintah telah mengubah keseimbangan kekuasaan di Irak utara dan kemungkinan akan membatalkan aspirasi kemerdekaan orang Kurdi. Warga Kurdi mayoritas memilih untuk memisahkan diri dari Irak pada referendum 25 September lalu dan membawa ladang minyak Kirkuk bersama mereka.

Pertempuran di Altun Kupri hanya menandai pertempuran keras kedua dengan pasukan Kurdi di provinsi Kirkuk. Puluhan orang tewas atau terluka dalam bentrokan sebelumnya pada hari Senin, malam pertama pasukan pemerintah bergerak.

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengaku prihatin dengan laporan bentrokan di Altun Kupri.

"Untuk menghindari kesalahpahaman atau bentrokan lebih lanjut, kami mendesak pemerintah pusat untuk menenangkan situasi dengan membatasi pergerakan pasukan federal di wilayah yang disengketakan hanya kepada mereka yang berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Kurdistan," bunyi pernyataan Departemen Luar Negeri AS.

Departemen Luar Negeri menjelaskan bahwa meskipun otoritas federal ditegaskan kembali atas wilayah yang disengketakan, bahwa sama sekali tidak mengubah status mereka. Status mereka akan diselesaikan sesuai dengan resolusi Irak yang tampaknya berbentuk pengakuan dan penegasan bahwa otoritas federal Kurdi memiliki kepentingan di wilayah itu.

Konstitusi Irak pasca Saddam memungkinkan penguasa Kurdi memerintah di tiga provinsi utara pegunungan dan menjamin mereka persentase tetap dari total pendapatan minyak Irak, sebuah pengaturan yang membuat mereka makmur sementara negara lainnya berperang.

Meskipun Kirkuk berada di luar wilayah otonomi, banyak orang Kurdi menganggapnya sebagai jantung tanah air bersejarah mereka dan minyaknya menjadi hak lahir mereka. Kerugian akan membuat usaha mereka untuk merdeka tampak jauh, karena akan meninggalkan mereka dengan hanya sekitar setengah dari pendapatan minyak yang mereka minta untuk di klaim sendiri.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3186 seconds (0.1#10.140)