Video ‘Perawat’ Tuduh Hamas Curi Obat RS Gaza Ditonton 13 Juta Kali, Pakar: Jelas Dibuat-buat!
loading...
A
A
A
GAZA - Sebuah video yang telah viral memperlihatkan seorang wanita menyamar sebagai perawat dan menuduh Hamas mencuri bahan bakar dan obat-obatan dari Rumah Sakit al-Shifa di Jalur Gaza. Pakar media digital dan disinformasi mengungkap kepalsuan video yang sudah ditonton lebih dari 13 juta kali tersebut.
Video tersebut di-posting di platform media sosial X pada hari Sabtu oleh akun “Open Source Intel”. Video kemudian dihapus setelah ditonton belasan juta kali.
Marc Owen Jones, seorang profesor di Universitas Hamad bin Khalifa di Qatar, mengatakan bahwa kesaksian wanita tersebut “jelas-jelas dibuat-buat”.
“Saya pikir bagian terbaik dari video yang dipentaskan dengan jelas ini bukanlah aksen yang cerdik, atau ruangan yang cukup terang meskipun Hamas tampaknya mencuri semua bahan bakar, atau pilihan cedera (patah tulang), atau pokok pembicaraan IDF (Pasukan Pertahanan Israel) yang dikemas dengan rapi, adalah stok audio efek suara pengeboman,” papar pakar media digital dan disinformasi tersebut, seperti dikutip dari Anadolu, Senin (13/11/2023).
Menunjukkan bahwa wanita dalam video tersebut mengenakan masker, Jones mengatakan bahwa perawat jarang memakai masker dalam video Rumah Sakit al-Shifa yang baru-baru ini dipublikasikan, dan juga menarik perhatian pada fakta bahwa wanita tersebut sendirian di lingkungan tersebut.
Rumah Sakit al-Shifa merupakan fasilitas medis terbesar di Gaza. Rumah sakit tersebut telah dikepung pasukan Israel sejak perang darat dengan Hamas pecah beberapa pekan lalu.
Dokter di Rumah Sakit al-Shifa; Fadia Malhis, mengatakan bahwa tentara Israel menembaki siapa saja yang ingin melarikan diri dari rumah sakit.
“Tentara Israel telah mengepung area rumah sakit dan mereka bahkan tidak berjarak satu meter pun, mereka sudah berada di depan pintu,” ujarnya.
“Mereka menembak siapa saja yang ingin keluar dari rumah sakit. Jika ada yang berpindah antar unit, mereka menembaknya. Banyak syuhada di halaman depan UGD, situasinya sangat buruk dan berbahaya, tak terlukiskan,” paparnya.
“Ini seperti penjara tanpa air, listrik, atau makanan. Ada lebih dari 100 orang yang mati syahid di taman itu. Mereka menembaki orang-orang yang mencoba menguburkan para syuhada di halaman rumah sakit. Taman rumah sakit penuh dengan para martir. Beberapa mencoba melarikan diri dari rumah sakit, dan mereka juga membunuh mereka. Mereka juga menembaki saya,” imbuh dia.
Mengutip pemadaman listrik di rumah sakit dan menggarisbawahi memburuknya kondisi bayi di inkubator di unit perawatan intensif, dia mengatakan, “Ada 60 bayi di unit perawatan intensif, 39 di antaranya diintubasi, dan satu bayi meninggal pada sore hari. (Bayi-bayi) ini akan mati satu demi satu.”
Lihat Juga: Senator AS Ancam Tindakan Militer terhadap ICC setelah Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu
Video tersebut di-posting di platform media sosial X pada hari Sabtu oleh akun “Open Source Intel”. Video kemudian dihapus setelah ditonton belasan juta kali.
Marc Owen Jones, seorang profesor di Universitas Hamad bin Khalifa di Qatar, mengatakan bahwa kesaksian wanita tersebut “jelas-jelas dibuat-buat”.
“Saya pikir bagian terbaik dari video yang dipentaskan dengan jelas ini bukanlah aksen yang cerdik, atau ruangan yang cukup terang meskipun Hamas tampaknya mencuri semua bahan bakar, atau pilihan cedera (patah tulang), atau pokok pembicaraan IDF (Pasukan Pertahanan Israel) yang dikemas dengan rapi, adalah stok audio efek suara pengeboman,” papar pakar media digital dan disinformasi tersebut, seperti dikutip dari Anadolu, Senin (13/11/2023).
Menunjukkan bahwa wanita dalam video tersebut mengenakan masker, Jones mengatakan bahwa perawat jarang memakai masker dalam video Rumah Sakit al-Shifa yang baru-baru ini dipublikasikan, dan juga menarik perhatian pada fakta bahwa wanita tersebut sendirian di lingkungan tersebut.
Rumah Sakit al-Shifa merupakan fasilitas medis terbesar di Gaza. Rumah sakit tersebut telah dikepung pasukan Israel sejak perang darat dengan Hamas pecah beberapa pekan lalu.
Dokter di Rumah Sakit al-Shifa; Fadia Malhis, mengatakan bahwa tentara Israel menembaki siapa saja yang ingin melarikan diri dari rumah sakit.
“Tentara Israel telah mengepung area rumah sakit dan mereka bahkan tidak berjarak satu meter pun, mereka sudah berada di depan pintu,” ujarnya.
“Mereka menembak siapa saja yang ingin keluar dari rumah sakit. Jika ada yang berpindah antar unit, mereka menembaknya. Banyak syuhada di halaman depan UGD, situasinya sangat buruk dan berbahaya, tak terlukiskan,” paparnya.
“Ini seperti penjara tanpa air, listrik, atau makanan. Ada lebih dari 100 orang yang mati syahid di taman itu. Mereka menembaki orang-orang yang mencoba menguburkan para syuhada di halaman rumah sakit. Taman rumah sakit penuh dengan para martir. Beberapa mencoba melarikan diri dari rumah sakit, dan mereka juga membunuh mereka. Mereka juga menembaki saya,” imbuh dia.
Mengutip pemadaman listrik di rumah sakit dan menggarisbawahi memburuknya kondisi bayi di inkubator di unit perawatan intensif, dia mengatakan, “Ada 60 bayi di unit perawatan intensif, 39 di antaranya diintubasi, dan satu bayi meninggal pada sore hari. (Bayi-bayi) ini akan mati satu demi satu.”
Lihat Juga: Senator AS Ancam Tindakan Militer terhadap ICC setelah Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu
(mas)