Iran Ancam Serang AS Jika Israel Tak Hentikan Perang di Gaza
loading...
A
A
A
TEHERAN - Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Mohammad Reza Ashtiani pada Minggu mengancam akan melakukan serangan serius terhadap Amerika Serikat (AS) jika tidak mengakhiri perang Israel di Jalur Gaza, Palestina.
“Saran kami kepada Amerika adalah segera menghentikan perang antara Israel dan Palestina dan memastikan gencatan senjata, atau Amerika akan menghadapi serangan serius,” kata Ashtiani seperti dikutip dari kantor berita Tasnim, Senin (6/11/2023).
Perang Israel dan Hamas akan segera memasuki hari ke-30 dan belum ada tanda-tanda akan berhenti. Sudah lebih dari 9.700 warga Palestina di Gaza tewas dibombardir Israel, di mana lebih dari 4.000 di antaranya adalah anak-anak.
Perang besar ini dipicu oleh serangan besar 7 Oktober terhadap Israel yang menyebabkan lebih dari 1.400 orang tewas dan ratusan lainnya diculik.
Pada 27 Oktober, Israel memulai serangan darat besar-besaran di Jalur Gaza untuk melenyapkan para milisi Hamas dan menyelamatkan para sandera.
Iran, sumber utama dukungan finansial dan militer bagi Hamas, menganggap AS terlibat secara militer dalam perang Israel di Gaza.
Sebelumnya, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengelu-elukan serangan 7 Oktober oleh Hamas terhadap Israel. Pejabat IRGC Sardar Abolfazl Shekarchi menyebut serangan yang diberi nama Operasi Badai al-Aqsa itu sebagai “kesuksesan terbesar dunia Islam”.
Shekarchi merupakan Wakil Staf Umum IRGC untuk Propaganda Kebudayaan dan Pertahanan.
“Kesuksesan terbesar dunia Islam setelah Operasi Badai al-Aqsa adalah konsensus negara-negara di dunia melawan rezim Zionis yang menindas dan haus darah,” katanya.
"Berjuang melawan arogansi global adalah salah satu pencapaian terbesar Revolusi Islam, yang telah diberikan kepada kaum tertindas di dunia,” lanjut dia.
“Saran kami kepada Amerika adalah segera menghentikan perang antara Israel dan Palestina dan memastikan gencatan senjata, atau Amerika akan menghadapi serangan serius,” kata Ashtiani seperti dikutip dari kantor berita Tasnim, Senin (6/11/2023).
Perang Israel dan Hamas akan segera memasuki hari ke-30 dan belum ada tanda-tanda akan berhenti. Sudah lebih dari 9.700 warga Palestina di Gaza tewas dibombardir Israel, di mana lebih dari 4.000 di antaranya adalah anak-anak.
Perang besar ini dipicu oleh serangan besar 7 Oktober terhadap Israel yang menyebabkan lebih dari 1.400 orang tewas dan ratusan lainnya diculik.
Pada 27 Oktober, Israel memulai serangan darat besar-besaran di Jalur Gaza untuk melenyapkan para milisi Hamas dan menyelamatkan para sandera.
Iran, sumber utama dukungan finansial dan militer bagi Hamas, menganggap AS terlibat secara militer dalam perang Israel di Gaza.
Sebelumnya, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengelu-elukan serangan 7 Oktober oleh Hamas terhadap Israel. Pejabat IRGC Sardar Abolfazl Shekarchi menyebut serangan yang diberi nama Operasi Badai al-Aqsa itu sebagai “kesuksesan terbesar dunia Islam”.
Shekarchi merupakan Wakil Staf Umum IRGC untuk Propaganda Kebudayaan dan Pertahanan.
“Kesuksesan terbesar dunia Islam setelah Operasi Badai al-Aqsa adalah konsensus negara-negara di dunia melawan rezim Zionis yang menindas dan haus darah,” katanya.
"Berjuang melawan arogansi global adalah salah satu pencapaian terbesar Revolusi Islam, yang telah diberikan kepada kaum tertindas di dunia,” lanjut dia.