Bom Gravitasi Nuklir AS Bisa Membunuh 300 Ribu Orang di Moskow

Minggu, 05 November 2023 - 19:35 WIB
loading...
Bom Gravitasi Nuklir AS Bisa Membunuh 300 Ribu Orang di Moskow
Bom nuklir AS bisa membunuh banyak orang. Foto/Reuters
A A A
WASHINGTON - Sebuah bom nuklir AS yang direncanakan untuk dikembangkan berpotensi menghancurkan pusat kota Moskow dan membunuh lebih dari 300.000 dari 13 juta penduduknya. Itu dilaporkan majalah Newsweek mengutip simulasi yang dibuat melalui alat online Nukemap.

Pentagon mengumumkan akhir bulan lalu bahwa mereka akan berusaha membuat varian baru dari bom gravitasi nuklir B61 – B61-13 – sambil menunggu otorisasi dari Kongres. Senjata tersebut diperkirakan memiliki daya ledak sebesar 360 kiloton, yang 24 kali lebih kuat dibandingkan senjata yang dijatuhkan di Hiroshima selama Perang Dunia II.

"Jika diledakkan di Moskow, bom tersebut akan menewaskan sekitar 311.480 orang dan melukai hingga 868.860 orang," demikian laporan Newsweek. Jika ledakan tersebut dijatuhkan di St. Petersburg, kota terbesar kedua di Rusia, perkiraan jumlah korban jiwa akibat ledakan tersebut akan mencapai 360.150 orang.

Menurut Newsweek, apa pun yang berada dalam radius setengah mil dari lokasi ledakan bom akan diuapkan oleh bola api yang sangat besar.



Ledakan tersebut akan menghancurkan bangunan-bangunan dan kemungkinan besar akan membunuh semua orang dalam jarak satu mil, sementara mereka yang berada dalam jarak dua mil dari lokasi ledakan akan meninggal dalam waktu satu bulan karena tingginya tingkat paparan radiasi.

Sebanyak 15% dari mereka yang selamat kemudian meninggal karena kanker dan banyak diantaranya menderita luka bakar yang mengubah hidup mereka.

Rencana untuk merancang bom baru diumumkan di tengah perselisihan antara Rusia dan NATO mengenai Ukraina, ketika para ahli, politisi, dan media membahas risiko konflik yang meningkat menjadi perang nuklir.

Rusia menuduh AS melakukan “kerusakan nuklir” dan mengklaim AS diam-diam melanggar perjanjian pengendalian senjata.

Awal pekan ini, Rusia secara resmi mencabut ratifikasi Perjanjian Pelarangan Uji Coba Nuklir Komprehensif (CTBT) tahun 1996. Presiden Vladimir Putin mengatakan perjanjian non-proliferasi menjadi tidak berguna karena tidak pernah diratifikasi oleh AS.

“Di antara negara-negara yang belum meratifikasi perjanjian tersebut, posisi yang paling merusak adalah Amerika, yang selama bertahun-tahun telah menyatakan bahwa tidak akan ada dukungan untuk meratifikasi perjanjian tersebut di Kongres,” kata Kremlin dalam sebuah pernyataan.

Putin menekankan bahwa Rusia tidak akan melakukan uji coba nuklir kecuali AS melakukannya terlebih dahulu.
(ahm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0863 seconds (0.1#10.140)