Israel Membom Kamp Pengungsi, Hampir 200 Tewas dan Lebih dari 100 Hilang
loading...
A
A
A
JALUR GAZA - Dalam waktu kurang dari 24 jam, jumlah korban pemboman Israel pertama dan kedua di kamp pengungsi Jabalia telah melampaui 1.000 orang, menurut laporan terbaru yang diterbitkan oleh Kantor Media Pemerintah Gaza.
Jumlah tersebut termasuk 195 orang yang dipastikan tewas, 120 orang masih hilang, dan sedikitnya 777 orang luka-luka seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis (2/11/2023).
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menggambarkan serangan Israel pada hari Selasa dan Rabu di Jabalia sebagai hal yang “mengerikan”, sementara Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB mengatakan serangan yang tidak proporsional dapat dianggap sebagai kejahatan perang.
Israel sendiri mengatakan bahwa serangan itu menargetkan seorang komandan Hamas.
Diwartakan sebelumnya, Israel kembali mengebom kamp pengungsi Jabalia yang padat di Jalur Gaza utara untuk hari kedua berturut-turut, menyusul serangan sebelumnya yang menewaskan puluhan orang dan melukai banyak lainnya.
Rekaman dari lokasi serangan menunjukkan orang-orang berdiri di sekitar kawah besar ketika petugas penyelamat dan relawan menggali tumpukan puing dengan tangan mereka untuk mencari orang dan mayat yang terperangkap di bawah bangunan yang runtuh.
Outlet berita AFP melaporkan bahwa tim penyelamat mengatakan bahwa “seluruh keluarga” telah tewas dalam serangan itu.
Sebelumnya lebih dari 50 orang tewas dan puluhan lainnya terluka dalam pemboman Jabalia pada hari Selasa, menurut pihak berwenang Palestina dan direktur Rumah Sakit Indonesia, yang menerima sebagian dari korban tersebut.
Kelompok bersenjata Palestina Hamas mengatakan bahwa tujuh tawanan, yang diambil selama serangan mematikan kelompok tersebut ke Israel pada tanggal 7 Oktober yang menurut pihak berwenang Israel menewaskan lebih dari 1.400 orang dan menawan lebih dari 200 orang, tewas dalam pemboman pada hari Selasa.
“Tujuh tahanan tewas dalam pembantaian Jabalia kemarin, termasuk tiga pemegang paspor asing,” kata Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap militer Hamas, dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu.
Jumlah tersebut termasuk 195 orang yang dipastikan tewas, 120 orang masih hilang, dan sedikitnya 777 orang luka-luka seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis (2/11/2023).
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menggambarkan serangan Israel pada hari Selasa dan Rabu di Jabalia sebagai hal yang “mengerikan”, sementara Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB mengatakan serangan yang tidak proporsional dapat dianggap sebagai kejahatan perang.
Israel sendiri mengatakan bahwa serangan itu menargetkan seorang komandan Hamas.
Diwartakan sebelumnya, Israel kembali mengebom kamp pengungsi Jabalia yang padat di Jalur Gaza utara untuk hari kedua berturut-turut, menyusul serangan sebelumnya yang menewaskan puluhan orang dan melukai banyak lainnya.
Rekaman dari lokasi serangan menunjukkan orang-orang berdiri di sekitar kawah besar ketika petugas penyelamat dan relawan menggali tumpukan puing dengan tangan mereka untuk mencari orang dan mayat yang terperangkap di bawah bangunan yang runtuh.
Outlet berita AFP melaporkan bahwa tim penyelamat mengatakan bahwa “seluruh keluarga” telah tewas dalam serangan itu.
Sebelumnya lebih dari 50 orang tewas dan puluhan lainnya terluka dalam pemboman Jabalia pada hari Selasa, menurut pihak berwenang Palestina dan direktur Rumah Sakit Indonesia, yang menerima sebagian dari korban tersebut.
Kelompok bersenjata Palestina Hamas mengatakan bahwa tujuh tawanan, yang diambil selama serangan mematikan kelompok tersebut ke Israel pada tanggal 7 Oktober yang menurut pihak berwenang Israel menewaskan lebih dari 1.400 orang dan menawan lebih dari 200 orang, tewas dalam pemboman pada hari Selasa.
“Tujuh tahanan tewas dalam pembantaian Jabalia kemarin, termasuk tiga pemegang paspor asing,” kata Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap militer Hamas, dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu.
(ian)