Menhan Israel: Hamas Harus Mati atau Menyerah Tanpa Syarat
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant pada hari Rabu mengatakan Hamas harus mati atau menyerah tanpa syarat dalam perang yang dilakukan kedua belah pihak di Jalur Gaza .
“Tidak ada pilihan ketiga,” tegas Gallant dalam pidatonya yang disiarkan televisi, ditujukan kepada kelompok militan yang menguasai Gaza itu seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (2/11/2023).
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk melanjutkan serangan sampai kemenangan atas Hamas.
Israel telah menggempur Gaza sejak serangan tanggal 7 Oktober ketika orang-orang bersenjata Hamas menyerbu melintasi perbatasan dan menewaskan lebih dari 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, dan menculik lebih dari 230 lainnya.
Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas pada Rabu mengatakan 8.805 orang telah tewas sejak perang dengan Israel meletus pada 7 Oktober lalu.
Korban tewas termasuk 3.648 anak-anak sementara 22.219 orang terluka, kata pernyataan Kementerian Kesehatan.
Jumlah korban kemanusiaan telah memicu reaksi global, dengan kelompok bantuan dan PBB memperingatkan waktu hampir habis karena banyak dari 2,4 juta penduduk di wilayah tersebut tidak memiliki akses terhadap makanan, air, bahan bakar dan obat-obatan.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres pada hari Selasa mengimbau perlindungan warga sipil yang terjebak dalam konflik antara Israel dan Hamas dan menekankan perlunya proporsionalitas dan tindakan pencegahan oleh semua pihak.
“Tidak ada pilihan ketiga,” tegas Gallant dalam pidatonya yang disiarkan televisi, ditujukan kepada kelompok militan yang menguasai Gaza itu seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (2/11/2023).
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk melanjutkan serangan sampai kemenangan atas Hamas.
Israel telah menggempur Gaza sejak serangan tanggal 7 Oktober ketika orang-orang bersenjata Hamas menyerbu melintasi perbatasan dan menewaskan lebih dari 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, dan menculik lebih dari 230 lainnya.
Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas pada Rabu mengatakan 8.805 orang telah tewas sejak perang dengan Israel meletus pada 7 Oktober lalu.
Korban tewas termasuk 3.648 anak-anak sementara 22.219 orang terluka, kata pernyataan Kementerian Kesehatan.
Jumlah korban kemanusiaan telah memicu reaksi global, dengan kelompok bantuan dan PBB memperingatkan waktu hampir habis karena banyak dari 2,4 juta penduduk di wilayah tersebut tidak memiliki akses terhadap makanan, air, bahan bakar dan obat-obatan.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres pada hari Selasa mengimbau perlindungan warga sipil yang terjebak dalam konflik antara Israel dan Hamas dan menekankan perlunya proporsionalitas dan tindakan pencegahan oleh semua pihak.