2 Tentara Israel Tewas, Pertama Sejak Serangan Darat di Gaza Dimulai
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Pasukan Israel memasuki tahap kedua konflik mereka dengan Hamas minggu ini, memperluas operasi darat di Jalur Gaza . Para pejabat militer telah memperingatkan bahwa perang ini akan berlangsung lama dan sulit.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan dua tentaranya tewas dalam pertempuran pada hari Selasa. Ini merupakan korban pertama di Jalur Gaza sejak Israel memulai operasi daratnya di sana.
Hingga minggu ini, Israel sangat mengandalkan serangan udara dan artileri untuk membalas pembantaian Hamas di Israel pada tanggal 7 Oktober. Namun IDF mulai memperluas operasi darat minggu ini, dan pasukan kini dihadapkan pada tugas mematikan untuk membersihkan terowongan Hamas dan posisi benteng lainnya.
Kedua tentara yang tewas itu sama-sama berusia 20 tahun. Setidaknya dua tentara Israel lainnya terluka dalam pertempuran yang sama seperti dilansir dari Fox News, Rabu (1/11/2023).
Para pemimpin Israel telah berjanji untuk menghancurkan Hamas di Gaza sepenuhnya. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menolak seruan gencatan senjata dalam pidatonya pada awal pekan ini.
“Seruan gencatan senjata adalah seruan agar Israel menyerah pada Hamas, menyerah pada terorisme, menyerah pada barbarisme. Itu tidak akan terjadi,” kata Netanyahu.
“Saudara-saudara, Alkitab mengatakan ada waktu untuk damai dan ada waktu untuk perang. Ini adalah waktu untuk perang. Perang untuk masa depan kita bersama,” lanjutnya.
“Hari ini kita menarik garis antara kekuatan peradaban dan kekuatan barbarisme. Ini adalah waktu bagi setiap orang untuk memutuskan di mana mereka berdiri. Israel akan melawan kekuatan barbarisme sampai meraih kemenangan. Saya berharap dan berdoa agar negara-negara beradab di mana pun mendukung perjuangan ini," tukasnya.
Netanyahu juga mengatakan: “Kengerian yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober mengingatkan kita bahwa kita tidak akan mewujudkan janji masa depan yang lebih baik kecuali kita, dunia yang beradab, bersedia melawan kaum barbar.”
“Karena kaum barbar ingin melawan kita. Dan tujuan mereka jelas – menghancurkan masa depan yang menjanjikan, menghancurkan semua yang kita hargai, dan mengantarkan kita ke dunia yang penuh ketakutan dan kegelapan,” lanjutnya.
Hingga Selasa, sebanyak 9.900 orang telah tewas dalam perang di kedua belah pihak, termasuk setidaknya 1.400 warga sipil dan tentara Israel serta 32 orang Amerika.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan dua tentaranya tewas dalam pertempuran pada hari Selasa. Ini merupakan korban pertama di Jalur Gaza sejak Israel memulai operasi daratnya di sana.
Hingga minggu ini, Israel sangat mengandalkan serangan udara dan artileri untuk membalas pembantaian Hamas di Israel pada tanggal 7 Oktober. Namun IDF mulai memperluas operasi darat minggu ini, dan pasukan kini dihadapkan pada tugas mematikan untuk membersihkan terowongan Hamas dan posisi benteng lainnya.
Kedua tentara yang tewas itu sama-sama berusia 20 tahun. Setidaknya dua tentara Israel lainnya terluka dalam pertempuran yang sama seperti dilansir dari Fox News, Rabu (1/11/2023).
Para pemimpin Israel telah berjanji untuk menghancurkan Hamas di Gaza sepenuhnya. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menolak seruan gencatan senjata dalam pidatonya pada awal pekan ini.
“Seruan gencatan senjata adalah seruan agar Israel menyerah pada Hamas, menyerah pada terorisme, menyerah pada barbarisme. Itu tidak akan terjadi,” kata Netanyahu.
“Saudara-saudara, Alkitab mengatakan ada waktu untuk damai dan ada waktu untuk perang. Ini adalah waktu untuk perang. Perang untuk masa depan kita bersama,” lanjutnya.
“Hari ini kita menarik garis antara kekuatan peradaban dan kekuatan barbarisme. Ini adalah waktu bagi setiap orang untuk memutuskan di mana mereka berdiri. Israel akan melawan kekuatan barbarisme sampai meraih kemenangan. Saya berharap dan berdoa agar negara-negara beradab di mana pun mendukung perjuangan ini," tukasnya.
Netanyahu juga mengatakan: “Kengerian yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober mengingatkan kita bahwa kita tidak akan mewujudkan janji masa depan yang lebih baik kecuali kita, dunia yang beradab, bersedia melawan kaum barbar.”
“Karena kaum barbar ingin melawan kita. Dan tujuan mereka jelas – menghancurkan masa depan yang menjanjikan, menghancurkan semua yang kita hargai, dan mengantarkan kita ke dunia yang penuh ketakutan dan kegelapan,” lanjutnya.
Hingga Selasa, sebanyak 9.900 orang telah tewas dalam perang di kedua belah pihak, termasuk setidaknya 1.400 warga sipil dan tentara Israel serta 32 orang Amerika.
(ian)