Erdogan: Turki akan Ungkap Bukti Kejahatan Perang Israel pada Dunia
loading...
A
A
A
ISTANBUL - Presiden Recep Tayyip Erdogan menegaskan Turki akan menyajikan bukti kejahatan perang Israel di Gaza kepada dunia.
Peringatan itu diungkapkan Erdogan saat rapat umum pada Sabtu (28/10/2023). Meskipun Erdogan awalnya memposisikan dirinya sebagai mediator potensial antara Israel dan Palestina, dia kini berpihak pada “pejuang kemerdekaan” di Hamas.
“Operasi Israel di Gaza bukanlah pertahanan, melainkan pembantaian yang terbuka dan keji,” tegas Erdogan kepada ribuan demonstran pro-Palestina di Istanbul.
“Israel telah secara terbuka melakukan kejahatan perang selama 22 hari, namun para pemimpin Barat bahkan belum menyerukan gencatan senjata,” ujar dia.
Dia menambahkan, Turki sedang mengumpulkan informasi untuk “menghadirkan Israel kepada dunia sebagai penjahat perang.”
Lebih dari 7.000 warga Palestina, termasuk hampir 3.000 anak-anak, telah tewas dalam serangan udara Israel di Gaza sejak konflik saat ini dimulai, menurut angka terbaru dari Kementerian Kesehatan Gaza.
Pasukan Israel secara dramatis meningkatkan pemboman mereka terhadap Jalur Gaza pada Jumat malam, sebelum mengirim pasukan dan tank ke sana.
Kampanye udara Israel dimulai segera setelah pejuang Hamas menyerbu kota-kota dan desa-desa Israel di dekat perbatasan Gaza pada tanggal 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.400 orang dan menyandera sekitar 250 orang.
Beberapa hari setelah serangan itu, Erdogan mengumumkan dia “siap melakukan segala jenis mediasi, termasuk pertukaran tahanan, jika pihak-pihak tersebut memintanya.”
Erdogan meminta kedua belah pihak menahan diri, namun pada minggu-minggu berikutnya, fokusnya beralih hampir secara eksklusif ke Israel.
Presiden Turki menyatakan pengepungan Israel di Gaza yang menghalangi akses makanan, air, obat-obatan, dan listrik ke wilayah tersebut “melanggar hukum perang”.
Pekan lalu, Erdogan menuduh Israel melakukan “genosida” terhadap warga Palestina.
Dalam pidatonya di hadapan anggota parlemen pada Rabu, dia mengatakan, “Hamas bukanlah organisasi teroris, ia adalah sekelompok pejuang kemerdekaan, ‘mujahidin’ (pejuang suci) yang melakukan pertempuran untuk melindungi tanah dan rakyatnya.”
Erdogan juga mengatakan dia telah membatalkan rencana mengunjungi Israel karena pemboman di Gaza.
Peringatan itu diungkapkan Erdogan saat rapat umum pada Sabtu (28/10/2023). Meskipun Erdogan awalnya memposisikan dirinya sebagai mediator potensial antara Israel dan Palestina, dia kini berpihak pada “pejuang kemerdekaan” di Hamas.
“Operasi Israel di Gaza bukanlah pertahanan, melainkan pembantaian yang terbuka dan keji,” tegas Erdogan kepada ribuan demonstran pro-Palestina di Istanbul.
“Israel telah secara terbuka melakukan kejahatan perang selama 22 hari, namun para pemimpin Barat bahkan belum menyerukan gencatan senjata,” ujar dia.
Dia menambahkan, Turki sedang mengumpulkan informasi untuk “menghadirkan Israel kepada dunia sebagai penjahat perang.”
Lebih dari 7.000 warga Palestina, termasuk hampir 3.000 anak-anak, telah tewas dalam serangan udara Israel di Gaza sejak konflik saat ini dimulai, menurut angka terbaru dari Kementerian Kesehatan Gaza.
Pasukan Israel secara dramatis meningkatkan pemboman mereka terhadap Jalur Gaza pada Jumat malam, sebelum mengirim pasukan dan tank ke sana.
Kampanye udara Israel dimulai segera setelah pejuang Hamas menyerbu kota-kota dan desa-desa Israel di dekat perbatasan Gaza pada tanggal 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.400 orang dan menyandera sekitar 250 orang.
Beberapa hari setelah serangan itu, Erdogan mengumumkan dia “siap melakukan segala jenis mediasi, termasuk pertukaran tahanan, jika pihak-pihak tersebut memintanya.”
Erdogan meminta kedua belah pihak menahan diri, namun pada minggu-minggu berikutnya, fokusnya beralih hampir secara eksklusif ke Israel.
Presiden Turki menyatakan pengepungan Israel di Gaza yang menghalangi akses makanan, air, obat-obatan, dan listrik ke wilayah tersebut “melanggar hukum perang”.
Pekan lalu, Erdogan menuduh Israel melakukan “genosida” terhadap warga Palestina.
Dalam pidatonya di hadapan anggota parlemen pada Rabu, dia mengatakan, “Hamas bukanlah organisasi teroris, ia adalah sekelompok pejuang kemerdekaan, ‘mujahidin’ (pejuang suci) yang melakukan pertempuran untuk melindungi tanah dan rakyatnya.”
Erdogan juga mengatakan dia telah membatalkan rencana mengunjungi Israel karena pemboman di Gaza.
(sya)