Hamas: AS Telah Memasuki Pertempuran di Jalur Gaza
loading...
A
A
A
JALUR GAZA - Seorang anggota senior Hamas mengatakan kelompok militan Palestina itu terkejut dengan reaksi Amerika Serikat (AS) terhadap kekerasan baru-baru ini di Jalur Gaza . Ia pun menyatakan bahwa AS dapat ikut berperang setelah mengirimkan ribuan tentara dan sepasang kapal induk ke wilayah tersebut.
Dalam sebuah wawancara dengan Financial Times yang diterbitkan pada hari Jumat, Ali Barakeh, anggota kepemimpinan politik Hamas yang berbasis di Lebanon, mengatakan kelompok tersebut tidak mengharapkan tanggapan sebesar ini dari AS.
“Respon Israel? Ya, kami mengharapkan itu,” katanya. “Tetapi apa yang kami lihat sekarang adalah masuknya AS ke dalam pertempuran ini, dan hal ini tidak kami duga,” imbuhnya seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (28/10/2023).
Washington telah menunjukkan kekuatan besar-besaran di Timur Tengah sejak serangan mematikan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, dengan mengerahkan dua armada tempur kapal induk ke Mediterania, serta sebuah kapal serbu amfibi yang membawa 2.000 pelaut dan marinir.
Para pejabat AS mengatakan tindakan tersebut dimaksudkan untuk menghalangi pihak luar mengambil bagian dalam perang Gaza.
Pada hari Kamis, Pentagon mengatakan pihaknya melakukan serangan udara terhadap dua fasilitas di Suriah timur yang diduga digunakan oleh Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran dan kelompok “afiliasinya.” AS mengklaim operasi itu sebagai “pertahanan diri” menyusul serangkaian serangan roket terhadap pasukan AS.
Meskipun misi tersebut menyoroti peningkatan aksi militer AS di wilayah tersebut, para pejabat menekankan bahwa hal tersebut terpisah dan berbeda dari permusuhan dengan Hamas.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah menggempur Gaza dengan serangan udara sebagai tanggapan atas serangan Hamas awal bulan ini, yang merenggut sekitar 1.400 nyawa, menurut pejabat Israel.
Dalam sebuah wawancara dengan Financial Times yang diterbitkan pada hari Jumat, Ali Barakeh, anggota kepemimpinan politik Hamas yang berbasis di Lebanon, mengatakan kelompok tersebut tidak mengharapkan tanggapan sebesar ini dari AS.
“Respon Israel? Ya, kami mengharapkan itu,” katanya. “Tetapi apa yang kami lihat sekarang adalah masuknya AS ke dalam pertempuran ini, dan hal ini tidak kami duga,” imbuhnya seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (28/10/2023).
Washington telah menunjukkan kekuatan besar-besaran di Timur Tengah sejak serangan mematikan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, dengan mengerahkan dua armada tempur kapal induk ke Mediterania, serta sebuah kapal serbu amfibi yang membawa 2.000 pelaut dan marinir.
Para pejabat AS mengatakan tindakan tersebut dimaksudkan untuk menghalangi pihak luar mengambil bagian dalam perang Gaza.
Pada hari Kamis, Pentagon mengatakan pihaknya melakukan serangan udara terhadap dua fasilitas di Suriah timur yang diduga digunakan oleh Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran dan kelompok “afiliasinya.” AS mengklaim operasi itu sebagai “pertahanan diri” menyusul serangkaian serangan roket terhadap pasukan AS.
Meskipun misi tersebut menyoroti peningkatan aksi militer AS di wilayah tersebut, para pejabat menekankan bahwa hal tersebut terpisah dan berbeda dari permusuhan dengan Hamas.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah menggempur Gaza dengan serangan udara sebagai tanggapan atas serangan Hamas awal bulan ini, yang merenggut sekitar 1.400 nyawa, menurut pejabat Israel.