Presiden Korsel Perintahkan Serangan jika Korut Lintasi 'Garis'
A
A
A
SEOUL - Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in memerintahkan militernya melakukan serangan langsung jika militer Korea Utara (Korut) melintasi apa yang dia sebut “garis” atau Seoul diserang.
Perintah ini muncul dalam pertemuan dengan para pejabat tinggi militer termasuk Menteri Pertahanan Soo Young-moo, pada hari Senin (28/8/2017).
”Saya ingin Anda mendorong reformasi struktur militer dengan ketat untuk memenuhi persyaratan peperangan modern sehingga dapat dengan cepat beralih ke posisi ofensif jika Korut melakukan provokasi yang melintasi garis atau menyerang wilayah ibu kota,” kata Presiden Moon.
”Juga, saya ingin Anda lebih meningkatkan kemampuan mobilitas dan pertahanan militer kita,” lanjut Moon, yang dilansir kantor berita Yonhap.
Pertemuan penting presiden dengan para pejabat tinggi militer Korsel ini merupakan yang keempat. Sesi yang diisi diskusi ini akan berlangsung sampai Kamis nanti, yang akan melibatkan berbagai kelompok kementerian dan lembaga pemerintah.
Presiden Moon mencatat pentingnya reformasi pertahanan, dengan mengatakan bahwa hanya militer yang kuat yang dapat menjamin perdamaian.
Namun, dia juga menekankan pentingnya reformasi semacam itu bergerak ke arah yang benar. ”Kecuali jika reformasi pertahanan didahului oleh diskusi serius mengapa tidak dilakukan dengan benar meskipun masing-masing dan setiap mantan pemerintah menyerukan reformasi pertahanan,” katanya.
“Mengapa militer kita masih tidak dapat menjalankan kontrol operasional masa perangnya dan mengapa pembentukan tiga sistem pertahanan utama tersebut tertunda meskipun Korut terus melakukan provokasi dan kemajuan nuklir dan rudal, reformasi pertahanan akan kembali menjadi slogan hampa,” tegas Moon.
Tiga pilar atau tiga sistem pertahanan utama mengacu pada sistem pertahanan rudal Korsel buatan sendiri, sistem pertahanan rudal sokongan sekutu dengan penghukuman besar dan kemampuan pembalasan dendam.
”Saya ingin Anda membuat rencana rinci tentang bagaimana dan kapan Anda akan membangun tiga pilar pertahanan,” kata Moon kepada para pejabat militernya.
Presiden juga mendesak upaya untuk memperbaiki penegakan hak asasi manusia dan kondisi kehidupan wajib militer, dengan memperhatikan tanggung jawab pemerintah dan militer kepada orang tua mereka peserta wajib militer atas keselamatan mereka.
Semua pria Korea Selatan diwajibkan untuk melayani militer atau wajib militer selama 21 bulan. Namun, pihak administrasi Moon Jae-in telah berjanji untuk memotong waktu wajib militer menjadi 18 bulan.
Perintah ini muncul dalam pertemuan dengan para pejabat tinggi militer termasuk Menteri Pertahanan Soo Young-moo, pada hari Senin (28/8/2017).
”Saya ingin Anda mendorong reformasi struktur militer dengan ketat untuk memenuhi persyaratan peperangan modern sehingga dapat dengan cepat beralih ke posisi ofensif jika Korut melakukan provokasi yang melintasi garis atau menyerang wilayah ibu kota,” kata Presiden Moon.
”Juga, saya ingin Anda lebih meningkatkan kemampuan mobilitas dan pertahanan militer kita,” lanjut Moon, yang dilansir kantor berita Yonhap.
Pertemuan penting presiden dengan para pejabat tinggi militer Korsel ini merupakan yang keempat. Sesi yang diisi diskusi ini akan berlangsung sampai Kamis nanti, yang akan melibatkan berbagai kelompok kementerian dan lembaga pemerintah.
Presiden Moon mencatat pentingnya reformasi pertahanan, dengan mengatakan bahwa hanya militer yang kuat yang dapat menjamin perdamaian.
Namun, dia juga menekankan pentingnya reformasi semacam itu bergerak ke arah yang benar. ”Kecuali jika reformasi pertahanan didahului oleh diskusi serius mengapa tidak dilakukan dengan benar meskipun masing-masing dan setiap mantan pemerintah menyerukan reformasi pertahanan,” katanya.
“Mengapa militer kita masih tidak dapat menjalankan kontrol operasional masa perangnya dan mengapa pembentukan tiga sistem pertahanan utama tersebut tertunda meskipun Korut terus melakukan provokasi dan kemajuan nuklir dan rudal, reformasi pertahanan akan kembali menjadi slogan hampa,” tegas Moon.
Tiga pilar atau tiga sistem pertahanan utama mengacu pada sistem pertahanan rudal Korsel buatan sendiri, sistem pertahanan rudal sokongan sekutu dengan penghukuman besar dan kemampuan pembalasan dendam.
”Saya ingin Anda membuat rencana rinci tentang bagaimana dan kapan Anda akan membangun tiga pilar pertahanan,” kata Moon kepada para pejabat militernya.
Presiden juga mendesak upaya untuk memperbaiki penegakan hak asasi manusia dan kondisi kehidupan wajib militer, dengan memperhatikan tanggung jawab pemerintah dan militer kepada orang tua mereka peserta wajib militer atas keselamatan mereka.
Semua pria Korea Selatan diwajibkan untuk melayani militer atau wajib militer selama 21 bulan. Namun, pihak administrasi Moon Jae-in telah berjanji untuk memotong waktu wajib militer menjadi 18 bulan.
(mas)