Eks Navy SEAL: AS Bisa Habisi Kim Jong-un seperti Osama bin Laden
A
A
A
LONDON - Amerika Serikat (AS) dan Inggris sudah memiliki ”Plan A, B dan C” untuk menyingkirkan seluruh kepemimpinan Korea Utara (Korut), termasuk Kim Jong-un. Menurut mantan tim Navy SEAL, Brandon Webb, Kim Jong-un bisa dihabisi dengan skenario yang dipakai untuk membunuh Osama bin Laden.
Menurut Webb, pasukan elite AS sudah dilatih untuk skenario di mana mereka diperintahkan untuk melenyapkan Kim Jong-Un dan para penasihat militernya.
Mantan pasukan elite berusia 43 tahun itu telah menghabiskan 13 tahun di Angkatan Bersenjata AS dan kemudian mengambil alih “SEAL's Sniper School” yang melatih Chris Kyle, sang pengeksploitasi film “American Sniper”.
”Saya pikir akan sangat mudah bagi Inggris atau AS untuk hal itu, jika mereka menginginkannya, dengan cepat mengambil seluruh kepemimpinan Korut,” kata Webb. ”Sangat cepat, dengan unit operasi khusus,” katanya lagi.
”Kemampuan intelijen dan kemampuan operasi khusus yang kita miliki saat ini luar biasa,” ujar Webb. ”Kebanyakan orang tidak tahu benar seberapa efektif AS dan Inggris dalam menjalankan misi ini.”
Publik dunia telah menyaksikan ketegangan saat Trump membawa AS ke ambang perang dengan Korut setelah kedua negara saling mengumbar ancaman serangan nuklir.
Dengan lengan dilipat dan marah, Presiden Trump berkata; ”Korea Utara tidak akan melakukan ancaman lain terhadap Amerika Serikat.”
”Mereka akan disambut dengan api dan amarah seperti yang belum pernah dilihat dunia,” lanjut Trump.
Beberapa jam kemudian, tentara Pyongyang membalas retorika Trump dengan mengancam akan menyerang pangkalan militer AS di Guam dengan serangan rudal nuklir.
Webb, yang sekarang sudah pensiun dan menjalankan perusahaan media untuk veteran, mengatakan bahwa kemungkinan besar AS menggunakan model misi pembunuhan pembunuhan Osama bin Laden untuk misi terhadap rezim Pyongyang.
”Mungkin sudah ada Plan A, B, C di tempat,” kata Webb. ”Karena ketika situasi menentukan, itu adalah bagian dari apa yang dilakukan komunitas militer dan organisasi khusus.”
”Mereka terus-menerus memproteksi skenario, menghadapi ancaman modern. Itu akan datang sepenuhnya dengan unsur kejutan, seperti bagaimana mereka mengatur serangan OBL (Osama bin Laden),” imbuh Webb, seperti dikutip Daily Mirror, semalam (9/8/2017).
”Mereka terbang ke Pakistan, sama sekali tidak terdeteksi, dan benar-benar tidak meminta izin sampai setelah kejadian,” papar Webb.
“Saya pikir itu akan dilakukan dengan cara yang sama. Untuk AS itu akan menjadi Delta Force—mereka akan menjadi elemen operasional,” sambung Webb.
”Helikopter TF-160 melakukan penerbangan tinggi, parasut terbuka setinggi 20.000 kaki lebih, dari seberang perbatasan Korea Selatan,” kata Webb.
”Dan kemudian terbang di bawah kanopi, tidak terdeteksi karena radar tidak bisa mendeteksi kanopi. Ada banyak skenario.”
Menurut Webb, pasukan elite AS sudah dilatih untuk skenario di mana mereka diperintahkan untuk melenyapkan Kim Jong-Un dan para penasihat militernya.
Mantan pasukan elite berusia 43 tahun itu telah menghabiskan 13 tahun di Angkatan Bersenjata AS dan kemudian mengambil alih “SEAL's Sniper School” yang melatih Chris Kyle, sang pengeksploitasi film “American Sniper”.
”Saya pikir akan sangat mudah bagi Inggris atau AS untuk hal itu, jika mereka menginginkannya, dengan cepat mengambil seluruh kepemimpinan Korut,” kata Webb. ”Sangat cepat, dengan unit operasi khusus,” katanya lagi.
”Kemampuan intelijen dan kemampuan operasi khusus yang kita miliki saat ini luar biasa,” ujar Webb. ”Kebanyakan orang tidak tahu benar seberapa efektif AS dan Inggris dalam menjalankan misi ini.”
Publik dunia telah menyaksikan ketegangan saat Trump membawa AS ke ambang perang dengan Korut setelah kedua negara saling mengumbar ancaman serangan nuklir.
Dengan lengan dilipat dan marah, Presiden Trump berkata; ”Korea Utara tidak akan melakukan ancaman lain terhadap Amerika Serikat.”
”Mereka akan disambut dengan api dan amarah seperti yang belum pernah dilihat dunia,” lanjut Trump.
Beberapa jam kemudian, tentara Pyongyang membalas retorika Trump dengan mengancam akan menyerang pangkalan militer AS di Guam dengan serangan rudal nuklir.
Webb, yang sekarang sudah pensiun dan menjalankan perusahaan media untuk veteran, mengatakan bahwa kemungkinan besar AS menggunakan model misi pembunuhan pembunuhan Osama bin Laden untuk misi terhadap rezim Pyongyang.
”Mungkin sudah ada Plan A, B, C di tempat,” kata Webb. ”Karena ketika situasi menentukan, itu adalah bagian dari apa yang dilakukan komunitas militer dan organisasi khusus.”
”Mereka terus-menerus memproteksi skenario, menghadapi ancaman modern. Itu akan datang sepenuhnya dengan unsur kejutan, seperti bagaimana mereka mengatur serangan OBL (Osama bin Laden),” imbuh Webb, seperti dikutip Daily Mirror, semalam (9/8/2017).
”Mereka terbang ke Pakistan, sama sekali tidak terdeteksi, dan benar-benar tidak meminta izin sampai setelah kejadian,” papar Webb.
“Saya pikir itu akan dilakukan dengan cara yang sama. Untuk AS itu akan menjadi Delta Force—mereka akan menjadi elemen operasional,” sambung Webb.
”Helikopter TF-160 melakukan penerbangan tinggi, parasut terbuka setinggi 20.000 kaki lebih, dari seberang perbatasan Korea Selatan,” kata Webb.
”Dan kemudian terbang di bawah kanopi, tidak terdeteksi karena radar tidak bisa mendeteksi kanopi. Ada banyak skenario.”
(mas)