10 Fakta 75 tahun Dukungan AS untuk Israel, dari Truman hingga Biden
loading...
A
A
A
Bush, Sharon dan pemimpin Palestina Mahmoud Abbas setuju untuk melaksanakan Peta Jalan Perdamaian, upaya lain untuk mendorong solusi dua negara yang pada akhirnya gagal tetapi Israel menarik pasukannya dari Gaza. Hal ini adalah sesuatu yang didiskusikan Bush dengan Sharon dalam pertemuan persahabatan di peternakannya di Crawford, Texas, meskipun kedua orang tersebut tidak setuju mengenai pembangunan permukiman di Tepi Barat.
Foto/Reuters
Obama mencoba melakukan perubahan terhadap Timur Tengah setelah masa pemerintahan Bush. Dia terus mendukung Israel, namun dia menggambarkan kehadiran Israel di Tepi Barat sebagai “pendudukan.”
Dia lebih tegas menentang pembangunan permukiman baru di Tepi Barat. Dia merancang pertemuan puncak antara Perdana Menteri Israel saat itu Benjamin Netanyahu dan Abbas di Gedung Putih, namun upaya tersebut akhirnya gagal. Setelah Trump terpilih, perwakilan AS di Dewan Keamanan PBB menolak memveto resolusi yang mengecam pembangunan pemukiman.
Obama dan Biden bernegosiasi dengan para pemimpin dunia lainnya untuk mencabut sanksi tertentu sebagai imbalan jika Iran menghentikan upayanya membuat senjata nuklir. Netanyahu sangat menentangnya sehingga Partai Republik memintanya pada tahun 2015 untuk berpidato di Kongres AS dalam upaya menghentikannya.
Foto/Reuters
Trumplah, sekutu Netanyahu yang vokal, yang pada akhirnya akan mengakhiri perjanjian nuklir Iran. Trump juga secara efektif memihak Israel dalam negosiasi dengan Palestina, memindahkan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem, sebuah keputusan kontroversial, dan mendukung aneksasi pemukiman Tepi Barat dan Yerusalem Timur ke dalam Israel.
“Trump benar-benar mempercepat perubahan dan memperkuat pengabaian terhadap solusi dua negara,” kata Zelizer, seraya menambahkan bahwa Trump, yang kini kembali mencalonkan diri sebagai presiden, telah membuat dukungan terhadap Israel menjadi lebih bersifat politis di AS. “Dia mengangkat masalah ini sebagai masalah partisan, di mana presiden benar-benar berusaha menghindarinya.”
Negara-negara Arab termasuk Bahrain dan UEA dan kemudian Maroko dan Sudan mengakui hal ini Israel yang dikucilkan. Hal ini merupakan sebuah perkembangan besar, namun tidak mengatasi permasalahan rakyat Palestina yang kehilangan pengaruhnya.
Biden, meski berbeda pendapat dengan Trump, belum mengubah kebijakan secara signifikan dan bahkan mendorong Israel dan Arab Saudi untuk menormalisasi hubungan mereka.
Masa depan upaya perdamaian lebih lanjut dengan negara-negara Arab kini diragukan karena Israel terus mengebom Jalur Gaza dalam upayanya untuk menghukum Hamas.
9. Presiden Barack Obama merujuk pada ‘pendudukan’ Israel
Foto/Reuters
Obama mencoba melakukan perubahan terhadap Timur Tengah setelah masa pemerintahan Bush. Dia terus mendukung Israel, namun dia menggambarkan kehadiran Israel di Tepi Barat sebagai “pendudukan.”
Dia lebih tegas menentang pembangunan permukiman baru di Tepi Barat. Dia merancang pertemuan puncak antara Perdana Menteri Israel saat itu Benjamin Netanyahu dan Abbas di Gedung Putih, namun upaya tersebut akhirnya gagal. Setelah Trump terpilih, perwakilan AS di Dewan Keamanan PBB menolak memveto resolusi yang mengecam pembangunan pemukiman.
Obama dan Biden bernegosiasi dengan para pemimpin dunia lainnya untuk mencabut sanksi tertentu sebagai imbalan jika Iran menghentikan upayanya membuat senjata nuklir. Netanyahu sangat menentangnya sehingga Partai Republik memintanya pada tahun 2015 untuk berpidato di Kongres AS dalam upaya menghentikannya.
10. Presiden Donald Trump memihak Israel
Foto/Reuters
Trumplah, sekutu Netanyahu yang vokal, yang pada akhirnya akan mengakhiri perjanjian nuklir Iran. Trump juga secara efektif memihak Israel dalam negosiasi dengan Palestina, memindahkan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem, sebuah keputusan kontroversial, dan mendukung aneksasi pemukiman Tepi Barat dan Yerusalem Timur ke dalam Israel.
“Trump benar-benar mempercepat perubahan dan memperkuat pengabaian terhadap solusi dua negara,” kata Zelizer, seraya menambahkan bahwa Trump, yang kini kembali mencalonkan diri sebagai presiden, telah membuat dukungan terhadap Israel menjadi lebih bersifat politis di AS. “Dia mengangkat masalah ini sebagai masalah partisan, di mana presiden benar-benar berusaha menghindarinya.”
Negara-negara Arab termasuk Bahrain dan UEA dan kemudian Maroko dan Sudan mengakui hal ini Israel yang dikucilkan. Hal ini merupakan sebuah perkembangan besar, namun tidak mengatasi permasalahan rakyat Palestina yang kehilangan pengaruhnya.
Biden, meski berbeda pendapat dengan Trump, belum mengubah kebijakan secara signifikan dan bahkan mendorong Israel dan Arab Saudi untuk menormalisasi hubungan mereka.
Masa depan upaya perdamaian lebih lanjut dengan negara-negara Arab kini diragukan karena Israel terus mengebom Jalur Gaza dalam upayanya untuk menghukum Hamas.
(ahm)