Kolonel Israel Ungkap Rencana Serangan ke Gaza: Pertempuran akan Jadi Neraka

Minggu, 15 Oktober 2023 - 05:30 WIB
loading...
Kolonel Israel Ungkap...
Tank Israel mengambil posisi di dekat perbatasan Israel dengan Jalur Gaza, di Israel selatan, 13 Oktober 2023. Foto/REUTERS/Violeta Santos Moura
A A A
TEL AVIV - Tentara Israel telah menyusun rencana militer untuk Jalur Gaza yang terkepung. Daerah kantong Palestina itu dapat mengalami perubahan teritorial jika Hamas melakukan perlawanan berkepanjangan terhadap serangan darat Israel.

Pernyataan itu diungkap seorang kolonel Israel kepada Middle East Eye.

Pada Jumat pagi (13/10/2023), militer Israel mengumumkan perintah evakuasi besar-besaran kepada hampir setengah dari 2,3 juta penduduk Gaza, dan meminta 1,1 juta warga Palestina segera melarikan diri ke selatan.

Juru bicara sekretaris jenderal PBB Stephane Dujarric mengatakan, “Para pejabat PBB yang bekerja di Gaza diberitahu tentara Israel bahwa seluruh penduduk Gaza di utara Wadi Gaza harus pindah ke Gaza selatan dalam waktu 24 jam ke depan."

Kolonel tersebut, yang berbicara kepada MEE tanpa menyebut nama, mengatakan militer Israel telah menyusun rencana untuk mengepung wilayah Gaza utara sementara serangan udara menghantam wilayah kantong lainnya.

Kolonel Israel mengatakan, “Tentara telah membagi daerah kantong itu menjadi beberapa sektor dan menentukan titik-titik dan permukiman (di Jalur Gaza) yang akan dikepung.”

Dia menambahkan, “Operasi khusus akan dilakukan setidaknya di 25 titik di sub-sektor.”



Kolonel tersebut mengatakan jika Israel melanjutkan invasi darat, tentara Israel dapat tetap berada di Jalur Gaza untuk jangka waktu yang lama, namun belum ditentukan.

Saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken di Yordania, Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas mengatakan “pengungsian paksa” terhadap warga Palestina akan menjadi “Nakba kedua”.

Nakba, atau "bencana" sebagaimana dikenal dalam bahasa Inggris, mengacu pada pembersihan etnis sekitar 750.000 warga Palestina dari tanah dan rumah mereka di wilayah bersejarah Palestina pada saat berdirinya Israel pada 1948.

Sejak Israel mulai memerintahkan warga Palestina meninggalkan Gaza utara pada Jumat pagi, ada keyakinan di antara banyak orang bahwa perintah tersebut adalah bagian dari rencana memindahkan penduduknya ke selatan, hingga mereka terpaksa meninggalkan Gaza dan menyeberang ke Mesir sebagai pengungsi.

Kolonel tersebut mengatakan kepada MEE bahwa para pejabat militer Israel yakin Hamas dapat melawan pasukan Israel hingga tiga bulan, namun mengatakan serangan apa pun yang dilakukan kelompok Palestina dapat mengubah arah operasi militer Israel.

“Berbagai skenario dibahas tentang apa yang akan dilakukan Hamas. Jika ini berubah menjadi konflik langsung dan bukan berdasarkan operasi khusus, perbatasan Gaza mungkin secara de facto berubah. Inilah sebabnya warga sipil diminta untuk bermigrasi,” ujar dia.

Kolonel itu juga mengatakan, jika Hamas menyerah dan tidak melakukan perlawanan sengit terhadap kelompok Palestina lainnya, tentara akan tetap berada di sana untuk jangka waktu yang belum ditentukan.

Dia menambahkan, pasukan Israel yang ditempatkan di Jalur Gaza akan melancarkan operasi yang menargetkan jaringan Hamas, termasuk para pemimpin militer kelompok tersebut dan terowongan labirin yang telah dibangunnya.

Namun, dia mengatakan operasi darat akan menjadi "neraka" bagi pasukan cadangan Israel yang belum menerima pelatihan yang tepat.

Dia mengakui militer sedang berjuang dengan jumlah pasukan khusus yang diperlukan untuk operasi sebesar itu.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1109 seconds (0.1#10.140)