Tolak Sebut Hamas Teroris, BBC Dilaporkan ke Komisi Penyiaran Inggris

Kamis, 12 Oktober 2023 - 16:23 WIB
loading...
Tolak Sebut Hamas Teroris, BBC Dilaporkan ke Komisi Penyiaran Inggris
Tolak sebut Hamas teroris, BBC dilaporkan ke komisi penyiaran Inggris. Foto/Ilustrasi/Sindonews
A A A
LONDON - Media Inggris , BBC, dilaporkan oleh empat pengacara top ke komisi penyiaran negara itu, Ofcon, setelah menolak melabeli Hamas sebagai teroris. BBC dituduh telah mengabaikan prinsip ketidaberpihakannya.

BBC menolak menyebut Hamas sebagai teroris dalam liputannya terkait serangan mematikan di Israel. Sebaliknya, BBC menyebut Hamas sebagai kelompok militan. Kebijakan BBC ini menuai reaksi keras dari para politisi dan komunitas Yahudi. Terbaru, mereka diadukan ke Ofcon oleh empat pengacara top Inggris.

Lord Wolfson KC, Lord Pannick KC, Lord Grabiner KC dan Jeremy Brier KC menuduh BBC tidak diragukan lagi gagal menunjukkan ketidakberpihakannya dengan menggambarkan Hamas dalam istilah yang simpatik sebagai militan.

Keempat pengacara senior tersebut menandatangani surat yang meminta Ofcom untuk melakukan penyelidikan.

"Pada tanggal 7 Oktober 2023, Hamas melancarkan invasi besar-besaran ke Negara Israel yang mengakibatkan berbagai pembantaian, pemerkosaan, dan penculikan lebih dari seribu warga Israel. Tidak ada yang kontroversial mengenai hal itu. Itu adalah fakta," kata mereka dalam surat yang dibagikan di X.

"BBC telah jauh di bawah standar yang dinyatakan dalam Nilai Editorialnya dalam melaporkan invasi tersebut dan konsekuensinya," sambung surat itu seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis (12/10/2023).

Mereka menambahkan bahwa Hamas adalah organisasi teroris yang terlarang di Inggris bukanlah sebuah bahan perdebatan atau diskusi.



"Ini adalah masalah fakta hukum," tegas mereka.

Para pengacara itu menuduh BBC menyederhanakan gambaran Hamas. Mereka menandatangani surat tersebut bersama Lord Polak, presiden kehormatan Sahabat Konservatif Israel.

BBC sendiri membenarkan penggunaan bahasanya atas nama ketidakberpihakan, dan menambahkan bahwa tugasnya menjelaskan secara tepat apa yang terjadi di lapangan sehingga pemirsa dapat membuat penilaian sendiri.

Direktur Kebijakan editorial BBC David Jordan mengatakan tidak menggunakan kata 'teroris' adalah kebijakan yang sudah berjalan lama dan teruji oleh waktu.

"Kami menyebut mereka sebagai pembantaian, kami menyebut mereka pembunuhan, kami menyebut mereka apa adanya dan hal itu sama sekali tidak merendahkan betapa buruknya apa yang sedang terjadi," dia menambahkan.

Sedangkan juru bicara BBC mengatakan: "Kami selalu menganggap serius penggunaan bahasa kami. Siapa pun yang menonton atau mendengarkan liputan kami akan mendengar kata 'teroris' digunakan berkali-kali – kami menghubungkannya dengan mereka yang menggunakannya, misalnya, Pemerintah Inggris."

"Ini adalah pendekatan yang telah digunakan selama beberapa dekade, dan sejalan dengan pendekatan yang dilakukan oleh lembaga penyiaran lainnya," sambungnya.



"BBC adalah lembaga penyiaran yang independen secara editorial dan bertugas menjelaskan dengan tepat apa yang terjadi 'di lapangan' sehingga pemirsa kami dapat membuat penilaian sendiri," ujarnya.

Keputusan BBC mendapat dukungan dari sejumlah bintangnya, termasuk koresponden asing veteran perusahaan itu John Simpson, yang membela liputan tersebut dengan mengatakan menyebut seseorang sebagai teroris menunjukkan keberpihakan.

Melalui akun X, Simpson mengatakan politisi Inggris tahu betul mengapa mereka menghindari penggunaan kata teroris.

"Politisi Inggris tahu betul mengapa BBC menghindari kata 'teroris', dan selama bertahun-tahun banyak dari mereka yang secara pribadi menyetujuinya," tulisnya.

"Menyebut seseorang sebagai teroris berarti Anda memihak dan berhenti memperlakukan situasi dengan tidak memihak," katanya.

"Tugas BBC adalah menyajikan fakta kepada audiensnya dan membiarkan mereka memutuskan apa yang mereka pikirkan, dengan jujur dan tanpa mengomel," sambungnya.

"Itulah sebabnya, di Inggris dan di seluruh dunia, hampir setengah miliar orang menonton, mendengarkan, dan membaca kami. Selalu ada seseorang yang ingin kita mengoceh. Maaf, bukan itu yang kami lakukan," tukasnya.



(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1201 seconds (0.1#10.140)