4 Kehebatan Senjata Nuklir Taktis, Salah Satunya Memiliki Daya Ledak Radioaktif yang Mematikan
loading...
A
A
A
Banyak negara-negara nuklir di dunia mempunyai senjata yang dianggap berdaya ledak rendah atau dimaksudkan untuk digunakan di medan perang.
Menurut laporan AS pada bulan Maret, Congressional Research Service (CRS), Amerika Serikat memiliki sekitar 230 senjata nuklir non-strategis, termasuk sekitar 100 bom B61 yang dikerahkan dengan pesawat di Eropa.
Pada tahun 2018, pemerintahan Trump mengumumkan rencana untuk membuat hulu ledak berdaya ledak rendah baru untuk rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam (SLBM), dan rudal jelajah berujung nuklir non-strategis yang baru.
Rusia memiliki 1.000 hingga 2.000 hulu ledak senjata nuklir non-strategis di gudang senjatanya, kata laporan CRS.
Korea Utara mengatakan bahwa uji coba rudalnya baru-baru ini dirancang untuk mensimulasikan serangan terhadap Korea Selatan dengan senjata nuklir taktis.
Para ahli percaya bahwa jika Korea Utara melanjutkan uji coba nuklirnya, hal itu dapat mencakup pengembangan hulu ledak yang lebih kecil yang dimaksudkan untuk digunakan di medan perang.
Foto/Reuters
Presiden Vladimir Putin, yang menguasai pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di dunia, telah berulang kali memperingatkan negara-negara Barat bahwa serangan apa pun terhadap Rusia dapat memicu respons nuklir.
Presiden AS Joe Biden mengatakan ia ragu Putin akan menggunakan senjata nuklir, dan para analis mengatakan senjata taktis dapat membatasi penggunaan militer di medan perang yang luas dan tersebar di Ukraina.
Sebelumnya Biden mencatat bahwa penggunaan senjata nuklir kecil sekalipun bisa menjadi tidak terkendali.
“Saya kira tidak ada yang namanya kemampuan untuk dengan mudah (menggunakan) senjata nuklir taktis dan tidak berakhir dengan Armageddon,” ujarnya.
Menurut laporan AS pada bulan Maret, Congressional Research Service (CRS), Amerika Serikat memiliki sekitar 230 senjata nuklir non-strategis, termasuk sekitar 100 bom B61 yang dikerahkan dengan pesawat di Eropa.
Pada tahun 2018, pemerintahan Trump mengumumkan rencana untuk membuat hulu ledak berdaya ledak rendah baru untuk rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam (SLBM), dan rudal jelajah berujung nuklir non-strategis yang baru.
Rusia memiliki 1.000 hingga 2.000 hulu ledak senjata nuklir non-strategis di gudang senjatanya, kata laporan CRS.
Korea Utara mengatakan bahwa uji coba rudalnya baru-baru ini dirancang untuk mensimulasikan serangan terhadap Korea Selatan dengan senjata nuklir taktis.
Para ahli percaya bahwa jika Korea Utara melanjutkan uji coba nuklirnya, hal itu dapat mencakup pengembangan hulu ledak yang lebih kecil yang dimaksudkan untuk digunakan di medan perang.
4. Hanya untuk Bertahan
Foto/Reuters
Presiden Vladimir Putin, yang menguasai pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di dunia, telah berulang kali memperingatkan negara-negara Barat bahwa serangan apa pun terhadap Rusia dapat memicu respons nuklir.
Presiden AS Joe Biden mengatakan ia ragu Putin akan menggunakan senjata nuklir, dan para analis mengatakan senjata taktis dapat membatasi penggunaan militer di medan perang yang luas dan tersebar di Ukraina.
Sebelumnya Biden mencatat bahwa penggunaan senjata nuklir kecil sekalipun bisa menjadi tidak terkendali.
“Saya kira tidak ada yang namanya kemampuan untuk dengan mudah (menggunakan) senjata nuklir taktis dan tidak berakhir dengan Armageddon,” ujarnya.