AS-China Sebut Nuklir Korut Sebagai Ancaman

Kamis, 22 Juni 2017 - 06:25 WIB
AS-China Sebut Nuklir Korut Sebagai Ancaman
AS-China Sebut Nuklir Korut Sebagai Ancaman
A A A
WASHINGTON - China dan Amerika Serikat (AS) sepakat bahwa program nuklir Korea Utara (Korut) merupakan ancaman utama bagi perdamaian dan keamanan serta telah meminta dilakukannya denuklirisasi di Semenanjung Korea. Hal itu dikatakan oleh Sekretaris Negara dan Menteri Pertahanan AS setelah bertemu dengan kolega mereka asal Negeri Tirai Bambu itu.

"China memahami bahwa AS menganggap Korut sebagai ancaman keamanan utama kami," kata Sekretaris Negara Rex Tillerson kepada wartawan di Washington seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (22/6/2017).

Tillerson dan Menteri Pertahanan, James Mattis, berbicara di Departemen Luar Negeri setelah bertemu dengan Penasihat Negara China Yang Jiechi dan Jenderal Fang Fenghui, Kepala Staf Gabungan Angkatan Darat Rakyat China.

"Kami berdua menyerukan denuklirisasi semenanjung Korea segera, dapat diverifikasi dan tidak dapat dipulihkan, dan meminta Korut untuk menghentikan program senjata nuklir ilegal dan uji coba rudal balistiknya," kata Tillerson, menambahkan bahwa pejabat AS mengharapkan China untuk memberikan tekanan lebih besar pada Pyongyang.

Sementara Mattis mengatakan China terus bekerja terkait masalah nuklir Korut. "Dalam hal senjata nuklir, Beijing meminta negara di semenanjung Korea menghentikannya sama dengan kita," katanya.

Kedua pejabat Kabinet tersebut juga menyampaikan pertanyaan tentang keraguan Presiden Donald Trump tentang usaha China.

"Sementara saya sangat menghargai upaya Presiden Xi & China untuk membantu Korut, namun hal tersebut tidak berjalan baik. Paling tidak Saya tahu Cina mencoba!" cuit Trump di akun Twitternya.

Mattis mengatakan cuitan Trump menunjukkan rasa frustasi rakyat AS terhadap rezim yang kerap memprovokasi dan bertindak di luar aturan.

"Kami melihat seorang pemuda pergi ke sana dengan sehat dan dengan tindakan kejahatan ringan pulang ke rumah, pada dasarnya," katanya, merujuk pada mahasiswa asal AS Otto Warmbier, yang meninggal Senin.

Mahasiswa Universitas Virginia itu ditangkap di Korut pada bulan Januari 2016, dengan tuduhan bahwa dia mencuri poster propaganda dari staf hotel Pyongyang saja di mana dia tinggal. Warmbier dijatuhi hukuman 15 tahun kerja paksa namun dibebaskan dan dievakuasi secara medis 17 bulan kemudian.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5677 seconds (0.1#10.140)