Jengkelnya Biden, Ingin Bantu Ukraina tapi AS Terancam Shutdown
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Joe Biden jengkel dengan Kongres Amerika Serikat (AS) yang menangguhkan bantuan militer untuk Ukraina guna menghindari layanan pemerintah Amerika shutdown atau tutup.
Biden mendesak Kongres untuk berhenti "bermain-main” dan memberikan suara pada paket bantuan terpisah untuk Ukraina sesegera mungkin untuk memastikan bahwa dukungan Amerika kepada Ukraina tetap tidak terputus.
Desakan Biden muncul setelah semua pendanaan baru untuk Kyiv dicabut dari rancangan undang-undang (RUU) sementara untuk menghindari penutupan layanan pemerintah federal Amerika.
Berbicara dari Gedung Putih pada hari Minggu setelah menandatangani paket pendanaan pemerintah pada menit-menit terakhir yang tidak menyertakan bantuan untuk Ukraina, Biden mengatakan bahwa dia mengharapkan Ketua DPR dari Partai Republik Keven McCarthy untuk menepati komitmennya untuk menjamin lolosnya bantuan dan dukungan yang diperlukan untuk membantu Ukraina.
“Kita punya waktu, tidak banyak waktu, dan ada rasa urgensi yang luar biasa,” kesal Biden. “Berhenti main-main, selesaikan ini," ujarnya.
“Dan saya ingin meyakinkan sekutu Amerika kami dan rakyat Amerika serta rakyat Ukraina bahwa Anda dapat mengandalkan dukungan kami. Kami tidak akan pergi,” imbuh Biden.
Namun, para kritikus telah lama berpendapat bahwa Amerika mempunyai prioritas yang lebih penting untuk dikhawatirkan, dan bahwa Washington harus memiliki perlindungan yang lebih kuat terhadap penyalahgunaan dana dan pasokan yang dikirim ke Kyiv.
Banyak anggota Parlemen mencatat bahwa mendapatkan persetujuan bantuan Ukraina di Kongres terbukti semakin sulit.
Kevin McCarthy, pemimpin Partai Republik di Parlemen, mengatakan bahwa meskipun dia tetap berkomitmen untuk membantu Ukraina, masalah keamanan AS sendiri harus menjadi prioritas yang lebih besar bagi anggota parlemen AS.
“Perbatasan Amerika penting dan lebih banyak orang Amerika yang meninggal di perbatasan kita dibandingkan orang Amerika yang meninggal di Ukraina,” kata McCarthy dalam sebuah wawancara dengan CBS pada hari Minggu (1/10/2023)).
Dia menyarankan paket keuangan masa depan untuk Ukraina harus berisi ketentuan untuk menjamin keamanan perbatasan Amerika.
Washington telah memberi bantuan militer kepada Ukraina setidaknya USD46 miliar sejak perang dengan Rusia Februari 2022. Itu di luar miliaran dolar bantuan keuangan lainnya.
Ketua Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina Oleksiy Danilov, menyarankan agar negara-negara Barat memberitahukan Kyiv secara pasti berapa lama mereka berencana untuk mendukung hal tersebut, karena para pendukung Kyiv tidak dapat secara jelas mendefinisikan apa yang mereka janjikan.
Sementara itu, diplomat utama Uni Eropa, Josep Borrell, menegaskan bahwa bantuan militer blok Eropa ke Ukraina tidak akan bergantung pada keputusan yang diambil oleh AS.
Menurutnya, Brussels berencana untuk melanjutkan dan meningkatkan lebih lanjut bantuan militernya kepada pasukan Ukraina.
Biden mendesak Kongres untuk berhenti "bermain-main” dan memberikan suara pada paket bantuan terpisah untuk Ukraina sesegera mungkin untuk memastikan bahwa dukungan Amerika kepada Ukraina tetap tidak terputus.
Desakan Biden muncul setelah semua pendanaan baru untuk Kyiv dicabut dari rancangan undang-undang (RUU) sementara untuk menghindari penutupan layanan pemerintah federal Amerika.
Berbicara dari Gedung Putih pada hari Minggu setelah menandatangani paket pendanaan pemerintah pada menit-menit terakhir yang tidak menyertakan bantuan untuk Ukraina, Biden mengatakan bahwa dia mengharapkan Ketua DPR dari Partai Republik Keven McCarthy untuk menepati komitmennya untuk menjamin lolosnya bantuan dan dukungan yang diperlukan untuk membantu Ukraina.
“Kita punya waktu, tidak banyak waktu, dan ada rasa urgensi yang luar biasa,” kesal Biden. “Berhenti main-main, selesaikan ini," ujarnya.
“Dan saya ingin meyakinkan sekutu Amerika kami dan rakyat Amerika serta rakyat Ukraina bahwa Anda dapat mengandalkan dukungan kami. Kami tidak akan pergi,” imbuh Biden.
Namun, para kritikus telah lama berpendapat bahwa Amerika mempunyai prioritas yang lebih penting untuk dikhawatirkan, dan bahwa Washington harus memiliki perlindungan yang lebih kuat terhadap penyalahgunaan dana dan pasokan yang dikirim ke Kyiv.
Banyak anggota Parlemen mencatat bahwa mendapatkan persetujuan bantuan Ukraina di Kongres terbukti semakin sulit.
Kevin McCarthy, pemimpin Partai Republik di Parlemen, mengatakan bahwa meskipun dia tetap berkomitmen untuk membantu Ukraina, masalah keamanan AS sendiri harus menjadi prioritas yang lebih besar bagi anggota parlemen AS.
“Perbatasan Amerika penting dan lebih banyak orang Amerika yang meninggal di perbatasan kita dibandingkan orang Amerika yang meninggal di Ukraina,” kata McCarthy dalam sebuah wawancara dengan CBS pada hari Minggu (1/10/2023)).
Dia menyarankan paket keuangan masa depan untuk Ukraina harus berisi ketentuan untuk menjamin keamanan perbatasan Amerika.
Washington telah memberi bantuan militer kepada Ukraina setidaknya USD46 miliar sejak perang dengan Rusia Februari 2022. Itu di luar miliaran dolar bantuan keuangan lainnya.
Ketua Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina Oleksiy Danilov, menyarankan agar negara-negara Barat memberitahukan Kyiv secara pasti berapa lama mereka berencana untuk mendukung hal tersebut, karena para pendukung Kyiv tidak dapat secara jelas mendefinisikan apa yang mereka janjikan.
Sementara itu, diplomat utama Uni Eropa, Josep Borrell, menegaskan bahwa bantuan militer blok Eropa ke Ukraina tidak akan bergantung pada keputusan yang diambil oleh AS.
Menurutnya, Brussels berencana untuk melanjutkan dan meningkatkan lebih lanjut bantuan militernya kepada pasukan Ukraina.
(mas)